Implementasi Kebijakan a. Pengertian Implementasi Kebijakan

keinginan dan kehendak dari rakyat socio-democratis, akan tetapi juga harus mengacu pada kepentingan nasional seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 socio-nasionalisme. Adapun bentuk-bentuk Peraturan Perundangan Republik Indonesia menurut UUD 1945 adalah: UU Peraturan Pemerintah pengganti UU, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Pelaksana lainnya, Peraturan Menteri, dan Inetruksi Menteri. Selain itu, masih terdapat Peraturan-peraturan Daerah Tingkat I dan Tingakt II serta Keputusan-keputusan Gubernur, dan Bupati Walikota kepala daerah.

1.5.3. Implementasi Kebijakan a. Pengertian Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan merupakan rangkaian kegiatan setelah suatu kebijkan dirumuskan. Tanpa suatu implementasi maka suatu kebijakan yang telah dirumuskan akan sia-sia belaka. Oleh karena itulah implementasi kebijakan mempunyai kedudukan yang penting dalam kebijakan publik. Menurut Robert Nakamura dan Frank Smallwood Tangkilisan, 2003: 17, hal-hal yang berhubungan dengan implementasi kebijakan adalah keberhasilan dalam mengevaluasi masalah dan kemudian menerjemahkan kedalam keputusan- keputusan yang bersifat khusus. Sementara menurut Pressman dan Wildavsky 1984, implementasi diartikan sebagai interaksi antara penyusunan tujuan dengan sarana-sarana tindakan dalam mencapai tujuan tersebut, atau kemampuan untuk menghubungkan dalam hubungan kausal antara yang diinginkan dengan cara untuk mencapainya. Universitas Sumatera Utara Sementara Van Meter dan Van Horn Putra, Fadillah, 3003:81 membatasi implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu- individu atau kelompok-kelompok, pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan kebijakan sebelumnya. Implementasi terjadi hanya setelah undang-undang ditetapkan dan dana disediakan untuk membiayai implementasi kebijakan tersebut. Dan merupakan salah satu tahap atau variabel penting yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu kebijakan di dalam memecahkan persoalan-persoalan publik. Dalam implementasi keputusan menurut Jones Tangkilisan, 2003:18, ada tiga kegiatan utama yang paling penting, yaitu; 1. Penafsiran, yaitu kegiatan yang menterjemahkan makna program kedalam pengaturan yang dapat diterima dan dapat dijalankan. 2. Organisasi, yaitu unit atau wadah untuk menempatkan program kedalam tujuan kebijakan. 3. Penerapan, yakni berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan, upah dan lain-lain. Sementara itu, Anderson Putra Fadillah, 2003:82 mengatakan bahwa implementasi kebijakan dapat dilihat dari empat aspek, yakni: 1. Siapa yang mengimplementasikan kebijakan, maksudnya yaitu bahwa pelaksanaan suatu kebijakan tidak hanya terbatas pada jajaran birokrasi, tetapi juga melibatkan aktor-aktor di luar birokrasi pemerintah, seperti Universitas Sumatera Utara ogranisasi kemasyarakatan, bahkan individu juga sebagai pelaksana kebijakan. 2. Hakekat dari proses administrasi. Untuk menghindari pertentangan atau perbedaan persepsi dalam pelaksanaan antar implementor unit birokrasi maupun non-birokrasi, proses administrasi harus selalu berpijak pada standard prosedur operasional sebagai acuan pelaksanaannya. 3. Kepatuhan kompliansi kepada kebijakan, atau sering disebut sebagai perilaku taat hukum. Karena kebijakan selalu berdasarkan hukum atau peraturan tertentu, maka pelaksana kebijakan tersebut juga harus taat kepada hukum yang mengaturnya. Untuk menumbuhkan sistem kepatuhan dalam implementasi kebijakan, memerlukan sistem kontrol dan komunikasi yang terbuka, serta penyediaan sumber daya untuk melakukan pekerjaan. Sedangkan untuk dapat mewujudkan implementasi yang efektif, Islamy 1997:107 menyebutnya dengan tindakan atau perbuatan manusia yang menjadi anggota masyarakat sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pemerintah atau negara. 4. Efek atau dampak dari implementasi kebijakan. Menurut Islamy 1997: 119 setiap kebijakan yang telah dibuat dan dilaksanakan akan membawa dampak tertentu terhadap kelompok sasaran, baik yang positif intended maupun yang negatif unintended. Ini berarti bahwa konsep dampak menekankan pada apa yang terjadi secara aktual pada kelompok yang ditargetkan dalam kebijakan. Jadi, dengan melihat konsekuensi dari dampak, maka dapat dijadikan sebagai salah satu tolak-ukur keberhasilan Universitas Sumatera Utara implementasi kebijakan dan juga dapat dijadikan sebagai masukan dalam proses perumusan kebijakan yang akan meningkatkan kualitas kebijakan tersebut.

b. Model Implementasi Kebijakan

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

1 44 87

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

2 64 128

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

5 58 146

ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi Kasus : Persepsi Masyarakat Miskin Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan di Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso

1 20 131

Efektifitas Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata Di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember

0 9 6

Implementasi Kebijakan Pemerintah tentang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) di Desa Cibening Kabupaten Purwakarta (Studi Khusus tentang Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP))

3 17 72

View of Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan di Desa Kota Bangun Ilir Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara

0 0 17