kebijakan misalnya penyampaian laporan tahunan tentang keberhsilan dan kegagalan pelaksanaan dilapangan.
1.5.4. Pemberdayaan
Konsep pemberdayaan merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam mewujudkan pembangunan masyarakat dalam arti pendekatan partisipatif, yang
menekankan pada unsur manusia sebagai subjek pembangunan. Pemberdayaan merupakan jawaban atas realitas ketidakberdayaan.
Menurut Wrihatnolo dan Riant 2007:1, istilah pemberdayaan diambil dari bahasa asing, yaitu empowerment, yang juga dapat bermakna pemberian
kekuasaan karena power bukan sekedar daya, tetapi juga kekuasaan sehingga kata daya tidak saja bermakna mampu, tetapi juga mempunyai kuasa.
. Menurut Siahaan, Rambe, dan Mahidin 2006: 11, pemberdayaan dapat
diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan seseorang atau kelompok, sehingga mampu melaksanakan tugas dan kewenangannya
sebagaimana tuntutan kinerja tugas tersebut. Pemberdayaan merupakan proses yang dapat dilakukan melalui berbagai upaya, seperti pemberian wewenang,
meningkatkan partisipasi, memberikan kepercayaan sehingga setiap orang atau kelompok dapat memahami apa yang akan dikerjakannya, yang pada akhirnya
akan berimplikasi pada peningkatan pencapaian tujuan secara efektif dan efisien Siahaan, Rambe, dan Mahidi, 2006: 13. Selanjutnya menurut Sumodiningrat
1999: 134, pemberdayaan berarti meningkatkan kemampuan atau kemandirian. Pemberdayaan merupakan usaha membantu klien memperoleh daya untuk
mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan terkait
Universitas Sumatera Utara
dengan diri mereka termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa
percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya.
1.5.5. Pemberdayaan Masyarakat Menurut Subejo dan Suprianto, memaknai pemberdayaan masyarakat
sebagai upaya yang disengaja untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan dan mengelola sumber daya lokal yang dimiliki
melalui collective action dan networking sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi dan sosial
http:www.pemberdayaan.compembangunanpemberdayaan-masyarakat-dan- pembangunan-berkelanjutan.html20022010..
Pemberdayaan masyarakat community empowerment adalah perwujutan capita building yang bernuansa pada pemberdayaan sumber daya manusia melalui
pengembangan kelembagaan pembangunan sistem sosial ekonomi rakyat, sarana dan prasarana, serta pengembangan 3P, yaitu:
1. Pendampingan, yang dapat menggerakkan partisipasi total masyarakat,
2. Penyuluhan, yang dapat merespon dan memantau ubahan-ubahan yang
terjadi di masyarakat, dan 3.
Pelayanan, yang berfungsi sebagai unsur pengendali ketetapan distribusi asset sumber daya fisik dan non fisik yang diperlukan masyarakat.
Di dalam melakukan pemberdayaan, keterlibatan pihak yang diberdayakan sangatlah penting sehingga tujuan dari pemberdayaan dapat tercapai secara
Universitas Sumatera Utara
maksimal. Program yang mengikutsertakan masyarakat memiliki beberapa tujuan, yaitu agar bantuan tersebut efektif karena sesuai dengan kehendak dan mengenali
kemampuan serta kebutuhan mereka, serta meningkatkan keberdayaan empowering pihak yang diberdayakan dengan pengalaman merancang,
melaksanakan, dan mempertanggungjawabkan upaya peningkatan diri dan ekonomi Kartasasmita, 1996: 249.
Dalam pemberdayaan, diperlukan suatu perencanaan yang didalamnya terkandung prinsip-prinsip pemberdayaan, yaitu adanya pihak-pihak yang
memberdayakan community worker dan pihak yang diberdayakan masyarakat. Antara kedua pihak harus saling mendukung sehingga masyarakat sebagai pihak
yang akan diberdayakan bukan hanya dijadikan objek, tetapi lebih diarahkan sebagai subjek pelaksana.
Kartasasmita 1996:192-193 menyatakan bahwa proses pemberdayaan dapat dilakukan melalui 3 proses, yaitu:
1. menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
berkembang enabling. Titik tolaknya adalah bahwa setiap manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya tidak ada sumber
daya manusia atau masyarakat tanpa daya, 2.
memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat, sehingga diperlukan langkah yang lebih positif, selain dari iklim atau suasana,
3. memberdayakan juga mengandung arti melindungi. Dalam proses
pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdauaannya dalam menghadapi yang kuat.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Shardlow Adi,2001:54-55, pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana kelompok atau individu komunitas berusaha mengontrol
kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan yang sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberdayaan masyarakat adalah; 1.
Masyarakat dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. 2.
Masyarakat dilibatkan dalam proses pembangunan. 3.
Proses pelaksanaan pembangunan sudah berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku.
4. Proses pembangunan terlebih dahulu disosialisasikan kepada masyarakat.
5. Respon masyarakat terhadap kegiatan program pembangunan tersebut
sudah baik. 6.
Telah melibatkan masyarakat dalam musyawarah peran pembangunan. 7.
Hasil pelaksanaan pembangunan dapat dinikmati masyarakat. 8.
Pemerintah dapat mempertanggungjawabkan hasil pemberdayaan pelaksanaan pembangunan.
9. Terlaksananya demokrasi dalam musyawarah perencanaan pembangunan.
10. Sesuai dengan permintaan atau harapan masyarakat dengan program
pemerintah yang terlaksana. Menurut Soegijoko 1997:179, terdapat tiga pendekatan dalam
pemberdayaan masyarakat. Pertama, pendekatan yang terarah, artinya pemberdayaan masyarakat harus terarah yakni berpihak pada orang miskin.
Kedua, pendekatan kelompok, artinya secara bersama-sama untuk memudahkan pemecahan masalah yang dihadapi. Ketiga, pendekatan pendampingan, artinya
Universitas Sumatera Utara
selama proses pembentukan dan penyelenggaraan kelompok masyarakat miskin perlu di dampingi oleh pendamping yang profesional sebagai fasilisator,
komentator dan dinamisator terhadap kelompok untuk mempercepat tercapainya kemandirian.
1.5.6. Isu Gender a. Pengertian