BAB IV PENYAJIAN DATA
Dalam bab ini penulis menyajikan data-data yang ditemukan dilapangan ketika peneliti melakukan survei pada Kelompok Simpan Pinjam Perempuan yang
ada di Desa Napagaluh Kecamatan Danau Paris Kabupaten Aceh singkil. Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dari lapangan berupa data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi di lapangan dan wawancara kepada informan penelitian.
Dalam melakukan penelitian ini penulis telah mempersiapkan diri dengan berbagai hal seperti pertimbangan tentang informan yang akan di temui. Yang
menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah masyarakat perempuan yang menjadi anggota dari Kelompok Simpan Pinjam Perempuan sebanyak 9
orang yang berasal dari 3 kelompok yakni Kelompok Turut Bersama sebanyak 3 orang, Kelompok Mekar sebanyak 3 orang, dan Kelompok Wirid Yasin Setia
sebanyak 3 orang. Kemudian untuk mempertajam dan memperluas informasi, peneliti menambahkan beberapa informan kunci yakni Kepala Desa, Kepala Seksi
Pemberdayaan Masyarakat yang berperan sebagai PJOK, Fasilitator Kecamatan sebanyak 1 orang, dan Ketua Tim Pelaksana Kegiatan. Hasil penelitian disajikan
berdasarkan hasil obsevasi di lapangan dan wawancara dengan para informan.
4.1. Hasil Observasi Lapangan
Penulis melakukan observasi ke lapangan mulai tanggal 10 Juni 2010 sampai 25 Juni 2010. Desa Napagaluh merupakan salah satu desa di kecamatan
Universitas Sumatera Utara
Danau Paris yang termasuk dalam binaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan. Program ini sangat membantu masyarakat dalam
meningkatkan kehidupan perekonomiaannya baik dalam menyediakan sarana dan prasarana yang mereka butuhkan seperti pembangunan jalan, sumber air bersih,
dan juga memfasilitasi kegiatan ibu-ibu PKK.
1. Pelaku PNPM MP di Desa Napagaluh
Kehadiran program PNPM Mandiri Pedesaan di Desa Napagaluh disambut masyarakat dengan baik. Masyarakat memiliki sikap yang antusias dan
mendukung pelaksanaan program tersebut. Banyak kegiatan yang telah dilaksanakan sehubungan dengan PNPM Mandiri Pedesaan ini seperti
pembangunan fisik yakni pembukaan jalan, pembuatan gorong- gorong dan yang lainnya. Pembangunan non-fisik seperti untuk kesehatan, pendidikan, maupun
Kelompok Simpan Pinjam Perempuan. Antusias para kaum perempuan dalam program PNPM Mandiri Pedesaan
ini dapat terlihat dari kehadiran mereka pada waktu mengkuti musyawarah. Kehadiran kaum perempuan lebih dominan dari pada kehadiran kaum laki-laki.
Para kaum perempuan bebas dalam memberikan pendapat dan saran terutama pada waktu Musyawarah Desa Khusus Perempuan. Namun, kalau dilihat dari
struktur kepengurusan lebih didominasi oleh kaum laki-laki. Seprti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 9 Pelaku-Palaku PNPM MP di Desa Napagaluh
No Nama
Jenis Kelamin Jabatan
1 Penting Berutu
Laki-Laki Ketua TPK
2 Mansah Meka
Laki-Laki Sekretaris TPK
3 Albertus
Laki-Laki Bendahara TPK
4 Lepianus Berutu
Laki-Laki KPMD Laki-Laki
Universitas Sumatera Utara
5 Besti Marbun
Perempuan KPMD Perempuan
6 Punggat Afandi B
Laki-Laki Ketua TPU
7 Alboin Berutu
Laki-Laki Anggota TPU
8 Karwan B
Laki-Laki Anggota TPU
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Pelaku PNPM MP di Desa Napagaluh seperti TPK Tim Pelakasana
Kegiatan, KPMD, TPU Tim Penulis Usulan, berasal dari masyarakat Desa Napagaluh dan dipilih sendiri oleh masyarakat desa melalui musyawarah PNPM
MP. Dari tabel di atas juga terlihat bahwa pelaku-pelaku PNPM MP di Desa Napagaluh masih didominasi oleh kaum laki-laki.
Kepala desa sebagai pembina dalam program ini menjalankan tugasnya dengan baik yang juga di dukung oleh BPK Badan Permusyawaratan Kampong.
BPK berperan untuk memfasilitasi setiap pertemuan yang dilakukan di desa dan mengawasi setiap pelaksanaan kegiatan di desa tersebut. Kerjasama antara kepala
desa dengan BPK serta dengan masyarakat dalam pembangunan desa terlihat baik dan penuh dengan suasana kekeluargaan. Hal ini mungkin karena masih adanya
ikatan kekeluargaan dari masyarakat tersebut. Namun peran BPK yang ada di Desa Napagaluh tidak berjalan dengan baik, hal ini terlihat dengan masih adanya
kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan di desa tersebut.
2. Administrasi Kelompok SPP
Pada Kelompok Simpan Pinjam Perempuan yang ada di Desa Napagaluh, secara umum pengorganisasiannya tidak berjalan dengan baik. Walaupun
pembukuan yang dilakukan oleh masing-masing kelompok lengkap yakni adanya buku bukti setoran dari masing-masing anggota kepada ketua kelompok dan buku
bukti setoran kelompok kepada UPK Unit Pelaksana Kegiatan, namun dalam hal ini semua beban ada pada ketua kelompok. Sekretaris dan bendahara kurang
Universitas Sumatera Utara
memiliki peran karena memang tidak mengerti untuk melaksanakan tugasnya. AD ART dari masing-masing kelompok juga tidak jelas.
3. Perkembangan Kelompok SPP di Desa Napagaluh
Berdasarkan observasi peneliti, secara umum indikator perkembangan Kelompok SPP di Desa Napagaluh dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 10 Indikator Perkembangan Kelompok SPP di Desa Napagaluh
INDIKATOR
NILAI 1 NILAI 2
NILAI 3 NILAI
4
Ikatan pemersatu
Ikatan pemersatu
adalah domisili atau
geografis atau
keluarga
Kegiatan anggota
untuk tujuan bersama
Mempunyai kegiatan
tetapi belum terencana
dengan baik
Pengurus Pengurus
belum mempunyai
pertemuan secara rutin
Aturan kelompok
Belum ada kesepakatan
untuk mencapai
tujuan bersama
Iuran anggota
Mempunyai iuran tetapi
belum cukup untuk
operasional kelompok
Administrasi kelompok
Mempunyai adm. tertulis dan mempunyai
laporan tertulis tetapi belum secara rutin
Universitas Sumatera Utara
dipertanggungjawabkan Sumber: Hasil Penelitian, 2010
Hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap perkembangan kelompok SPP yang ada di Desa Napagaluh berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa
secara umum kelompok SPP yang ada di Desa Napagaluh dapat dikategorikan sebagai kelompok sedang berkembang dengan jumlah nilai keseluruhan 11.
4. Pelanggaran dalam Pelaksanaan PNPM MP di Desa Napagaluh
Kegiatan Kelompok SPP di Desa Napagaluh memiliki peraturan yang tertuang dalam PTO dan peraturan yang ada di dalam kelompok masing-masing
seperti yang tertera di bawah ini Profil Kelompk: a. Syarat menjadi anggota kelompok SPP
1 Penduduk asli Desa
2 Memiliki kemampuan membayar iuran dan iuran pokok
3 Bersedia mengikuti aturan kelompok yang ditetapkan bersama
4 Berniat ingin mengembangkan usaha yang ada
b. Syarat bagi peminjam 1
Minimal telah menjadi anggota selama tiga bulan 2
Diprioritaskan bagi anggota yang sangat mendesak 3
Pinjaman dapat digunakan untuk non produktif seperti pendidikan dan berobat.
4 Anggota aktif ikut kegiatan pertemuan dalam kelompok
Dalam pelaksanaan kelompok SPP di Desa Napagaluh melakukan beberapa pelanggaran yang tidak sesuai dengan PTO seperti adanya anggota
Kelompok SPP yang bekerja sebagai PNS, hal ini menunjukkan bahwa dalam keanggotaan kelompok masih terdapat anggota yang tidak tergolong sebagai
Universitas Sumatera Utara
RTM. Kelompok Simpan Pinjam yang ada di Desa Napagaluh juga jarang sekali melakukan pertemuan bersama, setelah dana dicairkan mereka sibuk mengurus
urusan mereka masing-masing. Secara umum kehadiran program PNPM MP yakni dengan adanya
Kelompok SPP memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. Tidak hanya anggota kelompok SPP saja yang mendapatkan manfaat tetapi juga anggota
keluarga yang lain Daftar Usulan Kegiatan SPP. Tidak sedikit masyarakat yang terbantu untuk meningkatkan taraf hidup
keluarganya walaupun ada sebagian anggota yang menyalahgunakan bantuan dana tersebut. Penyalahgunaan yang dimaksud yakni ada anggota yang
menggunakan dana pinjaman SPP untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga dana tersebut tidak digunakan untuk modal usaha sebagaimana
mestinya.
4.2. Hasil Wawancara Dengan Informan 1. Pemahaman Informan terhadap PNPM Mandiri Pedesaan.