Bidang Kese tan Kondisi Sosiologis

Kemunculan Rifa’iyah dilatar belakangi oleh faktor politik-ekonomi, penetrasi pemerintah kolonial Belanda di semua aspek kehidupan dan kondisi keagama ya di Kendal dalam hal ini Purwosa memperkuat dan melestarikan pengajarannya selama-lamanya, Syaikh Ahmad an orang Jawa pada masa itu yang dapat dikatakan masih jauh dari nilai- nilai Islam. Hal ini masih diperparah lagi dengan para birokrat pribumi termasuk penghulu yang mengurusi soal agama menjadi kaki tangan pemerintah kolonial Belanda penguasa kafir. Gerakan protes Rifa’iyah oleh pemeintah kolonial Belanda dikhawatirkan akan menimbulkan pemberontakan yang akan mengganggu kestabilan politik di Jawa pada masa itu, untuk mengantisipasi hal itu dengan segala cara dan upaya Belanda menangkap dan mengasingkan KH Ahmad Rifa’i sebagai tokoh sentral gerakan Rifa’iyah seta menjauhkannya dari pengikutnya. Murid-murid KH Ahmad Rifa’i menjadi agen penyebaran agama Islam melalui Kitab Tarjumah karya KH Ahmad Rifa’i sehingga ajarannya disebut ajaran tarjumah tarjamah ke daerah asal mereka. 3 Komunitas Rifa’iyah yang ada di Kretegan berbeda dengan komunitas Rifa’iyah dipusat pengambangan Rifa’iyah lainn ri patebon dan Cempoko Mulyo Gemuh. Di desa tersebut pertama kali Syaikh Ahmad Rifa’i mendirikan lembaga pondok pesantren yang namanya semakin terkenal dikalangan orang banyak dan berdatangan para murid dari berbagai daerah seperti Kendal, Pekalongan, Wonosobo dan daerah lainnya. Untuk 3 Ibid, h. 36 Rifa’i mempersiapkan murid-muridnya dengan cara khusus seperti pengkaderan untuk masa depan pemikiran dan penggeraknya. Mereka itu orang-orang yang akan mengembangkan kitab-kitab yang telah dikarang oleh Syaikh Ahmad Rifa’i dan mereka di kenal sebagai para penerus murid generasi pertama. 4 Ajaran KH Ahmad Rifa’i mempunyai ciri khas dengan umat Islam pada umumnya sehingga ada pihak-pihak yang menganggap ajarannya sebagai ajaran sesat, yang sampai saat sekarang masih teguh dijalankan oleh para pengikutnya. Salah sa tunya ajaran beliau tentang keyakinannya bahwa rukun iman hanya ada satu, yaitu membaca dua kalimat syahadat. 5 Syaikh Ahmad Rifai berpendapat bahwa rukun Islam itu satu dalam pengertian syarthiyah, yakni yang mewajibkan menentukan secara lahir sahnya Islam seseorang. Dengan demikian seseorang ketika mengucapkan kedua kalimat syahadat maka orang tersebut sudah tergolong masuk Islam, tetapi dia wajib menyempuranakan imannya dengan membenarkan hatinya dan mengerjakan ajaran-ajaran Islam dengan jalan yang sesuai. Adapun implementasinya dinamai dengan perbuatan Islam amaliatul Islam . Maka menurut ajaran dasar Syaikh Ahmad Rifai sudah termasuk Islam orang-orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat saja meskipun mereka tidak melakukan ajaran-ajaran Islam seperti yang diwajibkan kepada orang Islam. Maksudnya adalah bahwa sesungguhnya orang-orang itu menikmati keislamannya dan akan 4 Ibid 5 Ahmad Rifa’i, Tahyirotul Muhtashor , 12651851, h. 4