Hubungan Masyarakat Program Peningkatan Kapasitas Peran dan Fungsi DPRD

Departemen, Pemerintah Daerah Tingkat I maupun Tingkat II, BUMN dan BUMD, universitas, serta pelaku bisnis lainnya.

3. Hubungan Masyarakat

Humas KPK menekankan optimalisasi pelayanan publik sebagai bentuk pemenuhan asas transparansi. Memberikan informasi yang akurat dan tepat. Sambil berusaha menimbulkan citra positif KPK di mata masyarakat, diiringi promosi sikap dan kesadaran antikorupsi. Melalui humas, KPK menyampaikan dan menjelaskan kebijakan, upaya pencegahan, program kerja, dan kewajiban- kewajibannya. Humas KPK berupaya memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang kebijakan dan tujuan yang akan dicapai KPK dalam melaksanakan program kerjanya. Humas KPK juga berupaya menanamkan keyakinan dan kepercayaan masyarakat kepada KPK. Dalam rangka itu, humas KPK membina hubungan baik dengan media massa dan stakeholder lainnya, dalam bentuk: a. Pertemuan dengan pimpinan redaksi editor’s meeting b. Diskusi rutin dengan media media discuss c. Menyelenggarakan temu media press conference d. Mengadakan kunjungan media media visit e. Pelayanan informasi publik f. Pemberitaan Namun, tentu saja humas KPK tak berkutat pada pembinaan hubungan baik dengan media. Media itu pun mesti diberikan pemahaman yang tepat, akurat, dan berimbang mengenai KPK dan upaya strategis pemberantasan korupsi. Untuk itu, humas KPK menyelenggarakan lokakarya antikorupsi yang diperuntukkan bagi jurnalis. Sampai akhir tahun 2008, Humas KPK telah melakukan lokakarya Universitas Sumatera Utara jurnalis di Jakarta, Palembang, Pekanbaru, Banda Aceh, Manado, dan Pontianak. Kemudian, untuk membina komunikasi internal, humas KPK menerbitkan majalah internal, yang diberi nama Warta Antikorupsi yang terbit setiap dua bulan sekali.

4. Program Peningkatan Kapasitas Peran dan Fungsi DPRD

Pembuatan modul yang digunakan dalam Workshop ”Peningkatan Kapasitas Peran dan Fungsi DPRD” pada bulan Maret 2008, dengan hasil tiga buah modul buku yaitu: a. Kedudukan Peran dan Kelembagaan DPRD dalam Konteks Good Governance b. Meningkatkan Kapasitas Fungsi Legislasi dan Pegawasan DPRD dalam konteks Pencegahan Korupsi c. Meningkatkan Kapasitas Fungsi Penganggaran DPRD dalam Konteks Pencegahan Korupsi Sedangkan Workshop Pelatihan Peningkatan Kapasitas Peran dan Fungsi DPRD selama tahun 2008 telah dilaksanakan, di antaranya di: i. DIY: Kota Yogyakarta, Kab. Bantul, Kab. Kulon Progo, Kab. Gunung Kidul. ii. Jawa Tengah: Kota Semarang, Kab Semarang, Kab. Purworejo, Kab. Kebumen, Kab Salatiga. iii. Kepulauan Riau: Kota Batam, Kota Tanjung Pinang, Kab. Karimun. iv. Riau: Kota Pekan Baru, Kab. Siak, Kab. Kampar. v. Sulawesi Selatan: Kota Makasar, Kab. Maros, Kab. Gowa, Kab. Takalar, Kab. Pangkep, Kab Jeneponto. Universitas Sumatera Utara vi. NTB: Kota Mataram, Kab Lombok Tengah, Kab Lombok Timur, Kota Bima, Kab Bima, Kab Sumbawa. F.4. Penelitian dan Pengembangan 1. Studi a. Studi Persepsi Masyarakat terhadap KPK Merupakan survei yang dilakukan KPK untuk mengukur persepsi masyarakat terhadap kinerja KPK. Hasil dari survei juga untuk memacu pembenahan internal KPK dalam bentuk kritik, masukan dan saran dari masyarakat sehingga KPK dapat lebih kompetitif, transparan, dan akuntabel dalam melaksanakan Undang-Undang yang diamanatkan. Responden dari survei ini sejumlah 2191 orang yang tersebar di 6 kota besar yaitu Medan, Jakarta, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, dan Makassar. Beberapa hasil penting dari survei ini adalah: i. 69 responden masih menaruh harapan terhadap KPK dalam memberantas korupsi di Indonesia, dan dianggap memiliki integritas yang lebih tinggi dibanding lembaga penegak hukum lainnya. ii. Prioritas pemberantasan korupsi yang harus dilakukan KPK menurut masyarakat adalah menangkap dan memenjarakan koruptor 36.33, mengembalikan uang negara 23.19, melakukan kegiatan preventif seperti melakukan pendidikan antikorupsi, sosialisasi, pelaksanaan goodgovernance 19.31, mengawasi pelaksanaan reformasi birokrasi di pemerintahan 8.44, dan lainnya 7.71. Universitas Sumatera Utara iii. Dua hal utama yang dapat dicapai oleh KPK menurut penilaian masyarakat adalah: peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi semakin nyata 66,09 dan lebih banyak koruptor dipenjara 60,25. iv. Dalam survei tersebut, masyarakat menilai keberadaan KPK belum memberikan manfaat dalam kehidupan nyata sehari-hari, yang diindikasikan dari belum membaiknya pelayanan yang diberikan pemerintah, dan masih rendahnya integritas penyelenggara negara termasuk masih maraknya pungli. b. Identifikasi Upaya Peningkatan Peran dan Fungsi Pengawasan Internal Pemerintah Dilakukan untuk menemukan upaya-upaya yang dapat diterapkan dalam rangka meningkatkan peran dan fungsi pengawas internal pemerintah sebagai salah satu komponen guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Saat ini sedang dilakukan analisis data dan informasi yang telah diperoleh sebelumnya dari pihak-pihak terkait KemPAN, Depdagri, BPKP, Inspektorat. c. Survei Integritas Sektor Publik 2008 Survei ini dilakukan secara berkala untuk mengukur integritas penyedia layanan publik. Survei di tahun 2008 merupakan pengembangan dari yang telah dilakukan pada 2007. Untuk tahun ini, survei lapangan dilakukan di 54 pemkopemkab wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi dan 40 instansi tingkat pusat. Universitas Sumatera Utara d. Studi Inovasi Layanan Publik bidang Kesehatan di Daerah Pemilihan lokasi sampel yang digunakan pada studi ini didasarkan pada studi-studi yang telah dilakukan KPK sebelumnya dan masukan-masukan dari instansi lain terkait. Lokasi sampel antara lain: Sistem Asuransi Jembrana, Puskesmas Pahandut Palangkaraya dan RSUD Soedono Madiun. e. Studi Inovasi Layanan Publik bidang Kesehatan di Daerah 1. Kajian Permendagri tentang Pelayanan Satu Pintu. Sebagai langkah awal, KPK telah melakukan koordinasi dengan Biro Organisasi Depdagri membahas perbandingan muatan-muatan materi yang tercakup dalam Permendagri 24 tahun 2006 dengan Permendagri 20 tahun 2008, yang menimbulkan kesulitan implementasi di daerah. 2. Kajian Peraturan Dewan Gubernur BI tentang Pemberian Perlindungan Hukum dan Perjalanan Dinas. 3. Kajian Permenkeu tentang pemberian bantuan hukum. 4. KPK ikut menjadi pembahas dalam FGD yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah – Depdagri pada 8 Juli 2008 dan 5 Agustus 2008 guna merumuskan revisi Permendagri No. 7 tahun 1993 tentang Izin Mendirikan Bangunan dan Izin gangguan. f. Kajian Utang Luar Negeri Kajian dilakukan dengan menganalisis proses pengelolaan utang luar negeri yang diterima Indonesia. Saat ini, KPK masih dalam proses pengumpulan data dan analisis. Universitas Sumatera Utara

2. Promosi Good Governance dan Island of Integrity