Gambaran Umum Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI 1. Dasar Negara

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI A.1. Dasar Negara 43 Pancasila adalah filosofi dasar negara Indonesia yang berasal dari dua kata sansekerta, ”panca” artinya lima, dan ”sila” artinya dasar. Pancasila terdiri atas lima dasar yang berhubungan dan tidak dapat dipisahkan, adalah : 1 Ketuhanan yang Maha Esa 2 Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab 3 Persatuan Indonesia 4 Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam PermusyawaratanPerwakilan 5 Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Pancasila ini merupakan jiwa dari demokrasi. Demokrasi yang didasarkan atas lima dasar tersebut dinamakan Demokrasi Pancasila. Dasar negara ini, dinyatakan oleh Presiden Soekarno Presiden Indonesia yang pertama dalam Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. A.2. Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia Secara filosofis Administrasi Negara Republik Indonesia dipengaruhi oleh filsafat Pancasila dan UUD 1945, sehingga segala aktifitas dari administrasi Negara mulai dari eselon tertinggi sampai dengan eselon terendah dipengaruhi oleh unsure-unsur Pancasila dan UUD 1945 itu sendiri. Setelah reformasi tahun 43 http:www.indonesia.go.ididindex.php?option=com_contenttask=viewid=112ltemi=336 Universitas Sumatera Utara 1999, Batang Tubuh UUD 1945 ini pun diamandemen sebanyak 4 empat kali, karena dinilai membutuhkan perubahan sesuai dengan tuntutan keadaan. Hal ini menandakan bahwa negara Indonesia masih berusaha mencari konsep UUD yang sesuai untuk diterapkan di negara ini. Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI, serta mempertegas sistem pemerintahan presidensiil. Negara kesatuan menurut C.F.Strong adalah bentuk negara dimana wewenang legislatif tertinggi dipusatkan dalam satu badan legislatif nasionalpusat. Dimana pemerintahan pusat memiliki wewenang untuk menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada daerah berdasarkan hak otonomi atau lebih dikenal dengan negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, tetapi pada tahap akhir kekuasaan tertinggi tetap ditangan pemerintah pusat. Dengan demikian yang menjadi negara kesatuan adalah bahwa kedaulatannya terbagi tidak terbagi, atau dengan perkataan lain kekuasaan pemerintah pusat tidak dibatasi. Beberapa kunci pokok dalam sistem pemerintahan Indonesia yaitu : a. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum Negara Indonesia berdasarkan atas hukum bukan berdasarkan atas kekuasaan belaka, oleh sebab itu segala kegiatan yang dilakukan oleh negara dilakukan berdasarkan hukum yang ada atau undang-undang yang berlaku. Universitas Sumatera Utara b. Sistem Konstitusi Pemerintah Indonesia berdasarkan sistem konstitusi hukum dasar, tidak bersifat absolutisme. Di Indonesia lembaga pemegang kekuasaan di bagi atas lembaga eksekutif yaitu Presiden, lembaga yudikatif yaitu Mahkamah Agung, lembaga legislatif yaitu DPR Dewan Perwakilan Rakyat. Masing-masing lembaga tersebur tidak dipisahkan secara tegas kekuasaannya, dimana diantaranya masing-masing pemegang kekuasaan tetapi ada keterkaitan dan koordinasi.

1. Eksekutif

Presiden Republik Indonesia adalah kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan Republik Indonesia. Menurut Amandemen UUD 1945 Pasal 6A, presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat. Dengan adanya Perubahan Amandemen UUD 1945, Presiden tidak lagi bertanggung jawab kepada MPR, dan kedudukan antara Presiden dan MPR adalah setara. Presiden dan Wakil Presiden menjabat selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan. Wewenang, Kewajiban, dan Hak Presiden antara lain : a. Memegang kekauasaan pemerintahan menurut UUD b. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. c. Mengajukan Rancangan Undang-undang kepada DPR. Presiden melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi UU d. Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang e. Menetapkan Peraturan Pemerintah Universitas Sumatera Utara f. Mengangkat dan memberhentikan Menteri g. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR h. Membuat perjanjian internasional dengan persetujuan DPR i. Menyatakan keadaan bahaya j. Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR k. Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR l. Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung m. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR n. Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur dengan UU o. Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD p. Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial dan disetujui DPR q. Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, DPR, dan Mahkamah Agung. r. Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR Universitas Sumatera Utara

2. Legislatif

Di Indonesia, kekuasaan legislatif terletak pada Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR, yaitu lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, yang terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah. Jumlah anggota MPR saat ini adalah 678 orang, terdiri atas 550 anggota DPR dan 128 anggota DPD. Masa jabatan anggota DPR adalah 5 tahun, dan berakhir pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpahjanji. Tugas dan Wewenang MPR antara lain : a. Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar b. Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan umum c. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk memberhentikan PresidenWakil Presiden dalam masa jabatannya. d. Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya. e. Memilih Wakil Presiden dari 2 calon yang diajukan Presiden apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatannya f. Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya Amandemen UUD 1945 membawa implikasi terhadap kedudukan, tugas, dan wewenang MPR. MPR yang dahulu berkedudukan sabagai lembaga tertinggi Universitas Sumatera Utara negara, pemegang dan pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat, kini MPR berkedudukan sebagai lembaga negara yang setara dengan lembaga negara lainnya seperti DPR,DPD,BPK,MA,MK dan KY. MPR juga tidak lagi memiliki kewenangan untuk menetapkan GBHN. Selain itu, MPR tidak lagi mengeluarkan Ketetapan MPR TAP MPR, kecuali yang berkenaan dengan menetapkan Wapres menjadi Presiden, memilih Wapres apabila terjadi kekosongan Wapres, atau memilih Presiden dan wakil Presiden apabila Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersama-sama. Hal ini berimplikasi pada materi dan status hukum Ketetapan MPRSMPR yang telah dihasilkan sejak tahun 1960 sampai dengan tahun 2002. Saat ini Ketetapan MPR TAP MPR tidak lagi menjadi bagian dari hierarki Peraturan Perundangan- undangan. Menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susduk MPR, DPR, DPD, dan DPRD, dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, DPR berhak meminta pejabat negara, pejabat pemerintah, badan hukum, atau warga masyarakat untuk memberikan keterangan. Jika permintaan ini tidak dipatuhi, maka dapat dikenakan panggilan paksa. Jika panggilan paksa ini tidak dipenuhi tanpa alasan yang sah, yang bersangkutan dapat disandera palaing lama 15 hari. Komisi adalah unit kerja utama di dalam DPR. Hampir seluruh aktivitas yang berkaitan dengan fungsi-fungsi DPR, substansinya dikerjakan di dalam komisi. Setiap anggota DPR kecuali pimpinan harus menjadi anggota salah satu komisi. Pada umumnya, pengisian keanggotaan komisi terkait erat dengasn latar Universitas Sumatera Utara belakang keilmuan atau penguasaan anggota terhadap masalah dan substansi pokok yang digeluti oleh komisi. Saat ini DPR mempunyai 11 komisi dengan ruang lingkup tugas dan pasangan kerja masing-masing yaitu sebagai berikut : i. Komisi I membidangi Pertahanan, Luar Negeri, dan Informasi ii. Komisi II membidangi Pemerintahan dalam Negeri, Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Agraria iii. Komisi III Membidangi Hukum dan Perundang-undangan, Hak Asasi manusia dan Keamanan iv. Komisi IV membidangi Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan, Perikanan dan Pangan v. Komisi V membidangi Perhubungan, Telekomunikasi, Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, Pembangunan Pedesaan dan Kawasan Tertinggal vi. Komisi VI membidangi Perdagangan, Perindustrian, Investasi, Koperasi, UKM Usaha Kecil dan Menengah, dan BUMN Badan Usaha Milik Negara vii. Komisi VII membidangi Energi, Sumber Daya Mineral, Riset, dan Teknologi, dan Lingkungan Hidup viii. Komisi VIII Membidangi Agama, Sosial dan Pemberdayaan Perempuan ix. Komisi IX membidangi Kependudukan, Kesehatan, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Universitas Sumatera Utara x. Komisi X membidangi Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Kesenian dan Kebudayaan xi. Komisi XI membidangi Keuangan, Perencanaan Pembangunan Nasional, Perbankan, Lembaga Keuangan bukan Bank

3. Yudikatif

Sebelum adanya Perubahan UUD, kekuasaan kehakiman atau fungsi Yudikatif Judicial hanya terdiri atas badan-badan pengadilan yang berpuncak pada Mahkamah Agung. Lembaga Mahkamah Agung tersebut, sesuai dengan prinsip ’independent of judiciary’ diakui bersifat mandiri dalam arti tidak boleh diintervensi atau dipengaruhi oleh cabang-cabang kekuasaan lainnya, terutama pemerintah. Prinsip kemerdekaan hakim ini selain diatur dalam Undang-undang pokok kekuasaan kehakiman, juga tercantum dalam penjelasan pasal 24 UUD 1945 yang menegaskan bahwa kekuasaan kehakiman tidak boleh dipengaruhi oleh cabang-cabang kekuasaan lain. Namun setelah perubahan ketiga UUD 1945 disahkan, kekuasaan kehakiman negara kita mendapat tambahan satu jenis mahkamah lain yang berada di luar Mahkamah Agung. Lembaga baru tersebut mempunyai kedudukan yang setingkat atau sederajat dengan Mahkamah Agung. Sebutannya adalah Mahkamah Konstitusi Constitutional Court yang dewasa ini makin banyak negara yang membentuknya di luar kerangka Mahkamah Agung Supreme Court. Dapat dikatakan Indonesia merupakan negara ke-78 yang mengadopsi gagasan pembentukan Mahkamah Konstitusi yang berdiri sendiri ini, setelah Austria pada tahun 1920, Iltalia pada tahun 1947 dan Jerman pada tahun 1948. Universitas Sumatera Utara Dalam perubahan ketiga Undang-Undang Dasar 1945, Mahkamah Konstitusi ditentukan memiliki lima kewenangan yaitu : a. Melakukan pengujian atas konstitusionalitas Undang-undang b. Mengambil putusan atau sengketa kewenangan antar lembaga negara yang ditentukan menurut UUD c. Mengambil putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum ataupun mengalami perubahan sehingga secara hukum tidak memenuhi syarat sebagai Presiden atau Wakil Presiden menjadi terbukti dan karena itu dapat dijadikan alasan oleh MPR untuk memberhentikan Presiden atau Wakil Presiden dari jabatannya. d. Memutuskan perkara perselisihan mengenai hasil-hasil pemilihan umum e. Memutuskan perkara berkenaan dengan pembubaran partai politik. Selain kedua badan kekuasaan kehakiman tersebut ada lagi satu lembaga baru yang kewenangannya ditentukan dalam UUD, yaitu Komisi Yudisial. Dewasa ini, banyak negara terutama negara-negara yang sudah maju mengembangkan lembaga Komisi Yidisial Judicial commisions semacam ini dalam lingkungan peradilan dan lembaga-lembaga penegak hukum lainnya maupun di lingkungan organ-organ pemerintahan pada umumnya. Meskipun lembaga baru ini tidak menjalankan kekuasaan kehakiman, tetapi keberadaannya diatur dalam UUD 1945 Bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman, karena itu keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari kekuasaan kehakiman. Dalam pasal 24B ditegaskan : 1 Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang Universitas Sumatera Utara mengusulkan pengangkatan Hakim Agung dan mempunyai kewenangan lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keseluruhan martabat, serta perilaku hakim. 2 Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela. 3 Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR. 4 Susunan, kedudukan dan keanggotaan Komisi Yudisial diatur dengan Undang-undang. Dari ketentuan mengenai Komisi Yudisial ini dapat dipahami bahwa jabatan hakim dalam konsepsi UUD 1945 dewasa ini adalah jabatan kehormatan yang perlu dijaga dan ditegakkan kehormatannya oleh suatu lembaga yang juga bersifat mandiri yaitu Komisi Yudisial. B. Gambaran Umum Komisi Pemberantasan Korupsi KPK B.1. Kedudukan, Tugas Pokok, Wewenang dan Kewajiban Komisi Pemberantasan Korupsi B.1.1. Kedudukan KPK Komisi Pemberantasan Korupsi, atau disingkat menjadi KPK, adalah komisi di Indonesia yang dibentuk pada tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi di Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sesuai dengan UU No 30 Tahun 2002, Komisi Pemberantasan Korupsi berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia yaitu Daerah Khusus Universitas Sumatera Utara Ibukota DKI Jakarta dan wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah negara Republik Indonesia dan dapat membentuk perwakilan di propinsi. 44 1. wajib audit terhadap kinerja dan pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan Gedung KPK berada di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C1, Kuningan Jakarta Selatan yang terdiri dari 8 lantai. Komisi Pemberantasan Korupsi bertanggung jawab kepada publik atas pelaksanaan tugasnya dan menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dan Badan Pemeriksa Keuangan. Pertanggungjawaban publik dilaksanakan dengan cara: program kerjanya 2. menerbitkan laporan tahunan; dan 3. membuka akses informasi. B.1.2. Tugas KPK 1. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi 2. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi 3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi 4. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi 5. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara. 44 Undang-undang No 30 Tahun 2002 Bab IV Pasal 19 ayat 1 Universitas Sumatera Utara B.1.3. Wewenang KPK Dalam melakukan tugasnya KPK mempunyai wewenang sebagai berikut : B.1.3.1. Wewenang Koordinasi 1. Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi. 2. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi. 3. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi yang terkait. 4. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi. 5. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi. B1.3.2. Wewenang Supervisi 1. Melakukan pengawasan, penelitian, atau penelaahan terhadap instansi yang menjalankan tugas dan wewenangnya yang berkaitan dengan pemberantasan tindak pidana korupsi, dan instansi yang dalam melaksanakan pelayanan publik. 2. Mengambil alih penyidikan atau penuntutan terhadap pelaku tindak pidana korupsi yang sedang dilakukan oleh kepolisian atau kejaksaan. B1.3.3. Wewenang Penyelidikan, Penyidikan dan Penuntutan 1. Melakukan penyadapan dan merekam pembicaraan 2. Memerintahkan kepada instansi yang terkait untuk melarang seseorang bepergian ke luar negeri Universitas Sumatera Utara 3. Meminta keterangan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya tentang keadaan keuangan tersangka atau terdakwa yang sedang diperiksa 4. Memerintahkan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya untuk memblokir rekening yang diduga hasil dari korupsi milik tersangka, terdakwa, atau pihak lain yang terkait 5. Memerintahkan kepada pimpinan atau atasan tersangka untuk memberhentikan sementara tersangka dari jabatannya 6. Meminta data kekayaan dan data perpajakan tersangka atau terdakwa kepada instansi yang terkait 7. Menghentikan sementara suatu transaksi keuangan, transaksi perdagangan, dan perjanjian lainnya atau pencabutan sementara perizinan, lisensi serta konsesi yang dilakukan atau dimiliki oleh tersangka atau terdakwa yang diduga berdasarkan bukti awal yang cukup ada hubungannya dengan tindak pidana korupsi yang sedang diperiksa 8. Meminta bantuan Interpol Indonesia atau instansi penegak hukum negara lain untuk melakukan pencarian, penangkapan, dan penyitaan barang bukti di luar negeri 9. Meminta bantuan kepolisian atau instansi lain yang terkait untuk melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan dalam perkara tindak pidana korupsi yang sedang ditangani. B1.3.4. Wewenang Pencegahan 1. Melakukan pendaftaran dan pemeriksaan terhadap laporan harta kekayaan penyelenggara negara Universitas Sumatera Utara 2. Menerima laporan dan menetapkan status gratifikasi 3. Menyelenggarakan program pendidikan antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan 4. Merancang dan mendorong terlaksananya program sosialisasi pemberantasan tindak pidana korupsi 5. Melakukan kampanye antikorupsi kepada masyarakat umum 6. Melakukan kerja sama bilateral atau multilateral dalam pemberantasan tindak pidana korupsi B1.3.5. Wewenang Monitor 1. Melakukan pengkajian terhadap sistem pengelolaan administrasi di semua lembaga negara dan pemerintah 2. Memberi saran kepada pimpinan lembaga negara dan pemerintah untuk melakukan perubahan jika berdasarkan hasil pengkajian, sistem pengelolaan administrasi tersebut berpotensi korupsi 3. Melaporkan kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dan Badan Pemeriksaan Keuangan, jika saran Komisi Pemberantasan Korupsi mengenai usulan perubahan tersebut tidak diindahkan B.1.4. Kewajiban KPK 1. Memberikan perlindungan terhadap saksi atau pelapor yang menyampaikan laporan ataupun memberikan keterangan mengenai terjadinya tindak pidana korupsi Universitas Sumatera Utara 2. Memberikan informasi kepada masyarakat yang memerlukan atau memberikan bantuan untuk memperoleh data lain yang berkaitan dengan hasil penuntutan tindak pidana korupsi yang ditanganinya 3. Menyusun laporan tahunan dan menyampaikannya kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dan Badan Pemeriksaan Keuangan 4. Menegakkan sumpah jabatan 5. Menjalankan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya berdasarkan asas-asas. B.2. Struktur Organisasi Dari mulai terbentuknya sampai pada tahun 2009, KPK sudah mengalami dua kali masa keperiodean yang dimana awal terbentuknya di awal tahun 2003 dipimpin oleh Taufiqurachman Ruki 2003-2007 dan pada periode kedua dipimpin oleh Antasari Azhar2007-2011. Komisi Pemberantasan Korupsi terdiri atas 1. Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yang terdiri dari 5 lima Anggota Komisi Pemberantasan Korupsi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi disusun sebagai berikut: a. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi merangkap Anggota b. Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi terdiri atas 4 empat orang masing-masing merangkap Anggota. Pimpinan KPK periode 2007-2011 adalah sebagai berikut: i. Antasari Azhar Ketua Universitas Sumatera Utara ii. Bibit Samad Rianto Wakil Ketua, bidang Penindakan serta Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat. iii. Chandra M. Hamzah Wakil Ketua, bidang Penindakan serta bidang Informasi dan Data. iv. Haryono Umar Wakil Ketua, bidang pencegahan serta bidang pengawasan internal dan pengaduan masyarakat. v. Mochammad Jasin Wakil Ketua, bidang pencegahan, beliau adalah Direktur Penelitian dan Pengembangan KPK. 2. Tim Penasihat yang terdiri dari 4 empat Anggota 3. Deputi Bidang Pencegahan yang terdiri dari Direktorat Pendaftaran dan Pemeriksaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara PP- LHKPN, Direktorat Gratifikasi, Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat, dan Direktorat Penelitian dan Pengembangan 4. Deputi Bidang Penindakan yang terdiri dari Direktorat Penyelidikan, Direktorat Penyidikan, dan Direktorat Penuntutan 5. Deputi Bidang Informasi dan Data yang terdiri dari Direktorat Pengolahan Informasi dan Data, Direktorat Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi, dan Direktorat Monitor. 6. Deputi Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat yang terdiri dari Direktorat Pengawasan Internal, dan Direktorat Pengaduan Masyarakat. 7. Sekretariat Jenderal yang terdiri dari Biro Sumber Daya Manusia, Biro Perencanaan dan Keuangan, Biro Umum, Biro Hukum, dan Biro Hubungan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara B.3. Sumber Daya Manusia Per 31 Desember 2008, sumber daya manusia SDM KPK berjumlah 540 orang dengan komposisi sebagai berikut : 1. Komposisi SDM KPK menurut Unit Orgaisasi a. Pimpinan 5 0.93 b. Penasihat 2 0.37 c. Pencegahan 107 19.81 d. Penindakan157 29.07 e. Informasi dan Data INDA 101 18.70 f. Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat PIPM 59 10.93 g. Setjen 109 20.19 Universitas Sumatera Utara Gambar 1 Berdasar Lampiran Peraturan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi No. PER-08XII2008 Tanggal Desember 2008 2. Komposisi SDM KPK menurut Kelompok Jabatan a. Pimpinan 5 0.93 b. Penasihat 2 0.37 c. Struktural 28 5.19 d. Adm dan Pendukung 158 29.26 e. Fungsional 347 64.26 Universitas Sumatera Utara 3. Komposisi SDM KPK menurut Status Kepegawaian a. Pimpinan 5 0.93 b. Penasihat 2 0.37 c. Pegawai Tetap 280 51.85 d. Pegawai Tidak Tetap 31 5.74 e. PN dipekerjakan 222 41.11 B.4. Pembiayaan KPK Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas KPK dibebenkan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN. Dengan demikian pada hakikatnya pembiayaan bagi operasional KPK berasal dari rakyat Indonesia sehingga sudah selayaknya jika secara kelembagaan KPK harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewenangannya kepada publik. B.5. Hak Pimpinan KPK 45 Perhitungan yang diterima sebagai hak keuangan Ketua KPK terdiri dari : gaji pokok Rp 5.040.000,00, tunjangan jabatan Rp 15.120.000,00, tunjangan kehormatan Rp 1.460.000,00. Selain ada tunjangan perumahan sebesar Rp 23.000.000,00, tunjangan transportasi Rp 18.000.000,00, tunjangan asuransi Pengaturan hak pimpinan KPK seperti hak keuangan, kedudukan protokol dan perlindungan keamanan diatur secara rinci dalam Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 2006. Hak keuangan adalah penghasilan, yakni gaji pokok dan tunjangan fasilitas yakni tunjangan jabatan dan tunjangan kehormatan yang diterima pimpinan KPK setiap bulan, termasuk biaya perjalanan dinas. 45 Adib Bahari, SH-Khotibul Umam,SH. KPK Komisi Pemberantasan Korupsi dari A sampai Z. Pustaka Yustisia, Yogyakarta. 2009. Universitas Sumatera Utara kesehatan dan jiwa Rp 2.200.000,00, serta tunjangan hari tua Rp 5.405.000,00. Sehingga total yang diterima Ketua KPK setiap bulan Rp 70.225.000,00. Hal ini belum termasuk biaya untuk perjalanan dinas yang dilakukan dengan perhitungan sendiri. Adapun besarnya penghasilan para Wakil Ketua KPK masing-masing menerima gaji pokok Rp 4.620.000,00, tunjangan jabatan Rp 12.474.000,00, tunjangan kehormatan Rp 1.300.000,00, tunjangan perumahan Rp 21.275.000,00, tunjangan transportasi Rp 16.650.000,00, tunjangan asuransi kesehatan dan jiwa Rp 2.200.000,00, serta tunjangan hari tua Rp 4.598.500,00. Sehingga total penerimaan tiap bulan masing-masing Wakil Ketua KPK adalah sebesar Rp 63.117.500,00. Hal ini juga belum termasuk biaya untuk melakukan perjalanan dinas. Universitas Sumatera Utara BAB IV PENYAJIAN DATA Dalam penelitian ini memerlukan data-data yang dapat diperoleh melalui data sekunder yaitu dari dokumen yang telah dimiliki oleh KPK berupa Rencana Stratejik KPK 2008-2011 dan Laporan Tahunan 2008. selain itu data mengenai KPK dapat diperoleh melalui akses internet yang kemudian akan di interpretasikan. Untuk menambah wacana dalam skripsi ini maka diperlukan data berupa jurnal, buku-buku dan hasil studi lapangan penelitian KPK serta publikasi resmi melalui koran dan televisi.

A. Visi Dan Misi Komisi Pemberantasan Korupsi KPK