vii. Penyesuaian jumlah komisi beserta anggotanya atau pembentukan sub-
komisi pada komisi yang telah ada agar bidang kerja yang menjadi tanggung jawabnya lebih terspesialisasi. Selain beberapa perbaikan di atas,
peningkatan kualitas sumber daya manusia secara keseluruhan, baik tenaga ahli maupun pegawai Setjen harus dilakukan secara terus menerus.
C. Kajian Sistem Penyelenggaraan Jalan Nasional
Kajian sistem penyelenggaraan jalan nasional perlu dilakukan karena: Jalan nasional mempunyai peranan besar dalam mewujudkan sasaran
pembangungan nasional, cukup besarnya alokasi APBN untuk penanganan jalan nasional, yaitu Rp 18,4 triliun pada 2008, dan Infrastruktur jalan nasional yang
berada dalam kondisi baik saat ini rata-rata hanya sebesar 27,75. Sampai dengan Desember 2008, kajian sistem penyelenggaraan jalan nasional masih dalam tahap
finalisasi laporan.
F.6.2. Kajian Literatur F.6.2.1. Kajian Peraturan Manajemen Sumber Daya Manusia Pegawai
Negeri Sipil PNS
Adanya beberapa peraturan pemerintah terkait manajemen SDM yang kontraproduktif dengan semangat reformasi birokrasi mendorong KPK untuk
menganalisis beberapa peraturan pemerintah tersebut. Peraturan pemerintah yang dipilih sebagai objek kajian adalah:
1. PP No. 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS 2. PP No. 30 Tahun 1980 tentang Disiplin PNS
Universitas Sumatera Utara
3. PP No. 99 Tahun 2000 Jo. PP No. 12 Tahun 2002 tentang Kenaikan Pangkat PNS
4. PP No. 7 Tahun 1977 Jo. PP No. 10 Tahun 2008 tentang Peraturan gaji PNS 5. PP No. 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS
6. PP No. 98 Tahun 2000 Jo. PP No. 11 Tahun 2002 tentang Pengadaan PNS 7. PP No. 15 tahun 1979 tentang Daftar Urut Kepangkatan
8. PP No. 100 Tahun 2000 Jo. PP No. 13 Tahun 2000 tentang Pangkat PNS Dalam Jabatan Struktural
9. PP No. 4 Tahun 1966 tentang PemberhentianPemberhentian Sementara 10. PP No. 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS Dari kajian terhadap peraturan-
peraturan kepegawaian PNS di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
a. Beberapa peraturan manajemen SDM PNS yang dikaji, tidakkurang
mengikuti perkembangan zaman, hingga dirasakan tidak efektif dalam penerapannya di lapangan.
b. Peraturan manajemen SDM PNS belum memperhitungkan kinerja
pegawai dalam sistem penilaian kinerja, pola karier DUK, kenaikan pangkat, penghasilan, serta reward and punishment-nya. Dengan
demikian PNS tidak termotivasi berkinerja baik. c.
Lemahnya sanksi yang diberikan kepada PNS atas tindakan indisipliner pegawai dan panjangnya jalur birokrasi pengambilan
keputusan pemberian sanksi memberi celah bagi pegawai untuk melanggar peraturan atau kode etik. Untuk mengatasi masalah
tersebut diperlukan revisi secara menyeluruh terhadap peraturan
Universitas Sumatera Utara
kepegawaian, mulai dari perencanaan SDM, rekruitmen,
pengembangan, hingga pemberhentian PNS.
F.6.2.2. Kajian tentang Bantuan Operasional Sekolah BOS
Kajian tentang BOS dilakukan karena: 1.
Masih ditemukan banyak penyimpangan dalam penggunaan dana BOS. Menurut hasil audit BPKP tahun 2006, hanya di 4 propinsi yang tidak
ditemukan adanya penyimpangan penggunaan dana BOS. 2.
Jumlah dana BOS sangat besar. Pada tahun 2008 anggaran untuk program BOS berjumlah sekitar Rp 10 triliun.
3. Program BOS merupakan program yang berkelanjutan dalam rangka
menunjang program wajib belajar 9 tahun.
F.6.2.3. Kajian tentang Buku Sekolah
Kajian ini dilakukan karena banyaknya kasus korupsi yang terjadi dalam proses pengadaan buku sekolah yang dilakukan oleh pihak-pihak yang seharusnya
bertanggung jawab terhadap pendidikan, yang tidak saja mengakibatkan kerugian negara tetapi juga merugikan masa depan pendidikan nasional.
F.6.2.4. Kajian tentang Dana Alokasi Khusus DAK Bidang Pendidikan
Kajian tentang DAK bidang pendidikan dilakukan karena: 1.
Masih ditemukan banyak penyimpangan dalam penetapan alokasi dan penggunaan DAK bidang pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
2. Jumlah DAK bidang pendidikan yang cukup besar, mencapai Rp.7 triliun
pada 2008. 3.
Merupakan alokasi dana untuk menunjang pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun yang bermutu yang merupakan bagian dari
program prioritas nasional dan urusan daerah.
Universitas Sumatera Utara
BAB V ANALISA DATA
Agar data yang diperoleh mempunyai makna, maka data tersebut perlu diolah dan disusun. Penyusunan data dapat dilakukan dengan mengikuti urutan
waktu pengumpulan secara penuh atau sebagian saja. Penyusunan data dapat juga dilakukan berdasarkan tipologi atau jenisnya, dapat pula dilakukan dengan
kombinasi antara kedua cara tersebut.
49
Dalam bab ini akan dianalisis semua program pencegahan KPK selama tahun 2008 yang diperoleh dari hasil penelitian seperti yang sudah disajikan dalam
bab terdahulu. Adapun analisa yang dilakukan adalah dengan teknik analisa deskriptif kualitatif dengan tetap mengacu pada hasil interpretasi, penerapan, dan
perencanaan sesuai dengan fokus penelitian yaitu untuk melihat seberapa jauh tujuan telah tercapai pada awal program atau mempunyai tanda-tanda akan
tercapai. Dengan kata lain kegiatan evaluasi dilakukan karena keinginan untuk mencapai tujuan pemberantasan korupsi dengan memberikan sumbang saran atas
hasil analisis.
Substansi pemberantasan korupsi bukanlah pada penindakan. Tapi, pencegahan. Karena, penindakan dilakukan setelah adanya korupsi. Sedangkan,
pencegahan justru dilakukan di muka. Tujuannya untuk menutup peluang semaksimal mungkin bagi terjadinya korupsi. Bentuk pencegahan dilakukan
dengan pengembangan budaya antikorupsi dan dilakukannya reformasi birokrasi.
49
Irawan Suhatrono. Metode Penelitian Sosial, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 1995, hal 21
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan UU RI No 30 Tahun 2002 sebagai landasan hukum pembentukan KPK, mengamanatkan tugas pencegahan sebagai angkah KPK
dalam menjalankan fungsi preventif meliputi: pendaftaran dan pemeriksaan LHKPN, gratifikasi, pendidikan dan pelayanan masyarakat, penelitian dan
pengembangan, monitor, dan pengembangan jaringan kerja sama.
A. Melakukan Pendaftaran dan Pemeriksaan terhadap Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara