Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat 1. Pendidikan AntiKorupsi

apabila ingin memberi bingkisan atau dana pada hari raya besar bukan kepada PN tetapi kepada rakyat miskin dan korban bencana alam. 58 C. Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat C.1. Pendidikan AntiKorupsi Banyak faktor yang menyebabkan korupsi dan berbagai bentuk penyimpangan terus berjalan. Salah satunya adalah masih lemahnya komitmen dan partisipasi masyarakat dalam melakukan pengawasan. Hal ini terlihat dari masih sedikitnya tekanan yang dilakukan masyarakat terhadap penyimpangan para penyelenggara negara. Ironisnya dalam aspek tertentu masyarakat terlibat dalam kegiatan penyimpangan itu sendiri. Masih minimnya kepedulian masyarakat terhadap berlangsungnya tindak pidana korupsi bisa disebabkan oleh bermacam-macam hal. Salah satunya adalah minimnya pengetahuan tentang korupsi itu sendiri. Akibatnya dari minimnya pengetahuan tentang korupsi menjadikan masyarakat kurang peka terhadap realitas korupsi. Sebagai akibat lanjutan dari kekurangpekaan ini adalah rendahnya partisipasi masyarakat terhadap upaya penanggulangan masalah korupsi. Paulo Freire 59 58 Okezone. KPK Bagi-Bagi Parsel untuk Pegawai. Kamis, 25 September 2008 59 Marthen Manggeng. Pendidikan Yang Membebaskan Menurut Paulo Freire dan Relevansinya dalam Konteks Indonesia. INTIM - Jurnal Teologi Kontekstual Edisi No.8. 2005 menawarkan pendidikan “hadap masalah” sebagai jalan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk berkreasi dalam realitas dan untuk membebaskan diri dari penindasan budaya, ekonomi dan politik. Kesadaran Universitas Sumatera Utara tumbuh dari pergumulan atas realitas yang dihadapi dan diharapkan akan menghasilkan suatu tingkah laku kritis dalam dirinya. Pendidikan yang membebaskan adalah pendidikan yang menumbuhkan kesadaran kritis transitif yang ditandai dengan kedalaman menafsirkan masalah-masalah, percaya diri dalam berdiskusi, mampu menerima dan menolak, serta pembicaraan bersifat dialog yang akhirnya orang mampu merefleksi dan melihat hubungan sebab akibat dari masalah itu. Salah satu strategi pencegahan korupsi adalah menciptakan nilai anti korupsi secara nasional. Dari strategi ini KPK melaksanakan pendidikan antikorupsi yang harapannya masyarakat memiliki pengetahuan mengenai korupsi yang dapat melahirkan generasi baru antikorupsi yang memiliki sifat kritis dengan bertambah pekanya masyarakat berperan membantu pemberantasan korupsi. KPK juga berusaha dalam pendidikan antikorupsi menerapkan pendidikan orang dewasa yang tidak hanya mencakup kognitif pengetahuan, tetapi juga mencakup afektif perilaku dan psikomotorik keterampilan yang semuanya itu telah disusun dalam bentuk modul pendidikan. 60 Untuk memenuhi harapan itu, KPK melakukan program pendidikan antikorupsi di lingkungan Sekolah bagi siswa SMP dan SLTA di berbagai daerah berupa menyebarluaskan konsep Warung Kejujuran sebagai laboratorium untuk mengajarkan karakter kejujuran dan pemilihan pelajar terpuji di berbagai daerah dalam jangka waktu setahun 2008 sudah melakukannya di 30 kabkota. Sedangkan dalam dunia Perguruan Tinggi melakukan training of trainer TOT yang dimana diharapkan dapat membangun kader-kader antikorupsi yang 60 Harian Seputar Indonesia. 21 Mei 2007 Universitas Sumatera Utara kritis dalam memandang masalah korupsi di lingkungannya. Dengan adanya TOT ini, harapannya mahasiswa yang telah dididik sering melakukan diskusi atau dialog secara terus-menerus tentang korupsi sebagai suatu penyakit yang berbahaya serta mampu memberikan penyuluhan mengenai kerugian yang disebabkan korupsi untuk menanamkan nilai-nilai moral kepada sekitarnya. Selama tahun 2008 KPK sudah melaksanakan TOT di 41 Perguruan tinggi Negeri maupun Swasta di berbagai daerah. KPK yang fokusnya melakukan pendidikan antikorupsi bagi pelajar dan mahasiswa yang merupakan harapan masa depan bangsa, juga terlihat dalam programnya membuat Modul Anti Korupsi yang dimana sudah membuat sebanyak 9 modul untuk seluruh tingkatan SD sampai SLTA dan 3 modul panduan bagi guru. Sedangkan dalam peningkatan kualitas pendidikan tersebut, tahun 2008 KPK membuat program Training for Trainer untuk para Guru di 11 kota. KPK dalam melakukan pendidikan antikorupsinya, tidak luput melibatkan Penyelenggara Negara PN yang dalam programnya mengadakan workshop percepatan pemberantasan korupsi dan di sektor Swasta mengadakan workshop etika bisnis dan pengadaan CD panduan mengelola etika bisnis. Strategi pencegahan korupsi yang dilakukan dengan pendidikan ini, yaitu untuk menciptakan nilai antikorupsi secara nasional, yang dimulai dari dunia sekolah agar menjadi salah satu pendidikan moral yang nantinya bisa mengubah paradigma berpikir dan memelihara etika moral masyarakat, 61 61 Reni Efita Hendry. Memupuk Jiwa Antikorupsi. Bisnis Indonesia, 26 Agustus 2007 serta memupuk Universitas Sumatera Utara semangat dan dukungan civitas akademika dalam upaya penelitian dan pengembangan, kampanye anti korupsi dan pendidikan anti korupsi. C.2. Kampanye dan Sosialisasi Menciptakan semangat antikorupsi selain melakukan pendidikan tentang korupsi, juga dibutuhkan suatu strategi untuk tetap menjaga semangat dan antusiasme antikorupsi agar tidak pudar di hati masyarakat. Indikator terjaganya semangat itu dirumuskan KPK dengan terbangunnya wacana reformasi diberbagai bidang yang mempengaruhi kehidupan negara politik, ekonomi, hukum, sosial, administrasi dan birokrasi. Wacana yang terbangun itu diyakini mampu untuk menaikkan jumlah laporan masyarakat akan indikasi tindak pidana korupsi, yang nantinya diperlukan KPK dalam mendeteksi, menindak dan memperbaiki hulu masalah korupsi. Dalam mendorong dan meningkatkan kesadaran antikorupsi serta memelihara semangat antikorupsi itu, KPK melakukan berbagai bentuk kampanye dan sosialisasi kepada publik seperti pembagian poster, stiker, pin, permainan ular tangga, gelang, buku saku antikorupsi, spanduk, kaos, buku dongeng, majalah, tabloid, dan koran yang semua bertemakan antikorupsi. Dalam pembagian alat- alat kampanye ini, KPK juga mencari momen yang tepat dalam pembagiannya, yaitu menggunakan hari-hari besar seperti Kebangkitan Nasional yang juga melakukan Penggalangan tekad dan 17 Agustus 2008 sebagai hari Kemerdekaan Indonesia mengadakan pemutaran film bertemakan perjuangan kemerdekaan dan melakukan karnaval kemerdekaan, serta pada Bulan Suci Ramadhan dengan bekerja sama dengan beberapa kampus melakukan karnaval bertemakan ”Bulan suci bulan bersih dari kemaksiatan dan korupsi” di UGM. Universitas Sumatera Utara Alat-alat kampanye yang dikembangkan KPK sesuai konsep komunikasi visual, yang diyakini mampu menarik perhatian masyarakat dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari diharapkan mampu mengingatkan masyarakat akan bahaya korupsi yang secara langsung atau tidak langsung merugikan dirinya sendiri. Sehingga nantinya apabila menemukan tindak pidana korupsi dapat menggunakan perannya selaku masyarakat yang aktif dan kritis untuk melaporkannya ke pihak yang berwajib agar ditindalanjuti sesuai hukum. Kampanye yang dilakukan KPK juga dilakukan di tempat-tempat yang menjadi pusat keramaian seperti mall, bandara dan dalam konser musik. Kampanye ini juga berusaha untuk menumbuhkan semangat masyarakat dalam pencegahan korupsi yang terlihat dari respon KPK dalam melakukan kerja sama dengan pihak-pihak lain dalam pengadaan kampanye ini, seperti pengadaan festival musik oleh pelajar dan mahasiswa di Yogyakarta, dan menghadiri undangan sebagai pembicara di berbagai seminar antikorupsi yang dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat, organisasi Pemuda, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Keagamaan, Departemen, Pemerintah Daerah Tingkat I maupun Tingkat II, BUMN dan BUMD, universitas, serta pelaku bisnis lainnya. Yang menjadi fokus KPK dalam melakukan pendidikan dan penyadaran publik adalah dunia pendidikan, itu dapat terlihat juga dalam pelaksanaan grup diskusi FGD di berbagai universitas di daerah yang dilakukan kerjasama dengan aliansi BEM dalam rangka penguatan jaringan antara KPK dengan Mahasiswa. Dari program kampanye dan sosialisasi ini, dapat dilihat nilai-nilai yang ditanamkan KPK secara langsung kepada masyarakat yaitu menumbuhkan partisipasi masyarakat untuk ikut mengambil bagian dalam pelaksanaan Universitas Sumatera Utara kampanye dan sosialisasi ini. Respon dari masyarakat inilah yang diharapkan makin berkembang dan menjadi budaya antikorupsi sehingga menambah dukungan yang makin besar dalam pemberantasan korupsi. C.3. Hubungan Masyarakat Sebagai bentuk pemenuhan asas transparansi dan menjalankan kewajibannya memberikan informasi kepada masyarrakat, KPK menjalin hubungan dengan masyarakat melalui media penyalur informasi untuk memberikan informasi yang akurat dan tepat. Seiring dengan perwujudan asas transparansi dan menjalankan kewajibannya, KPK berusaha menimbulkan citra positif KPK di mata masyarakat, diiringi promosi sikap dan kesadaran antikorupsi yang fungsinya menggalang komitmen masyarakat untuk mendukung program KPK dalam pemberantasan korupsi khususnya program pencegahan. Melihat informasi yang disajikan media, KPK merasa masih dominannya media menyalurkan informasi mengenai penindakan dari pada program pencegahan. Media menilai berita mengenai program KPK yang nilai jualnya tinggi adalah pada bidang penindakan yaitu jumlah koruptor yang tertangkap dan isu-isu penindakan lainnya. Sikap media yang tidak adil dalam pemberitaannya dapat berakibat mengubah persepsi masyarakat terhadap KPK yaitu lembaga yang menangkap dan menahan orang saja. Sikap media itu yang disinggung KPK untuk mendukung program pencegahannya, yaitu menyorot program pencegahan KPK. 62 62 Bisnis Indonesia, 03 September 2008 Universitas Sumatera Utara Humas KPK juga berupaya menanamkan keyakinan dan kepercayaan masyarakat kepada KPK dengan berupaya memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang kebijakan dan tujuan yang akan dicapai KPK dalam melaksanakan program kerjanya khususnya pencegahan. Adapun bentuk hubungan masyarakat yang dijalin KPK yaitu lebih kepada menjalin hubungan kepada media yang menjadi wadah penyaluran informasi seperti mengadakan pertemuan dengan pimpinan redaksi editor’s meeting, diskusi rutin dengan media media discuss, menyelenggarakan temu media press conference, mengadakan kunjungan media media visit, pelayanan informasi publik dan pemberitaan serta memberikan pemahaman yang tepat, akurat, dan berimbang mengenai KPK dan upaya strategis pemberantasan korupsi melalui lokakarya antikorupsi yang diperuntukkan bagi jurnalis. Dengan menjalin hubungan dengan media, media diharapkan lebih mengerti akan tujuan pokok KPK yang bukan menitikberatkan kerja ke penindakan tetapi harus seimbang dengan pencegahan, serta memberikan pemahaman kepada media bahwa pemberantasan korupsi harus bersifat imparsial atau tidak setengah-setengah yaitu menindak pelaku korupsi represif dan memperbaiki sistem yang memberi peluang terjadinya korupsi preventif. C.4. Program Peningkatan Kapasitas Peran dan Fungsi DPRD Dalam mendorong pelaksanaan prinsip-prinsip tatakelola pemerintahan yang baik meliputi perbaikan administrasi dan sistem layanan masyarakat bagi sektor publik yang menjadi sasaran program pencegahan KPK yaitu memperkuat DPR 63 63 Agung Hendarto, Good Governance dan Penguatan Institusi Daerah. Jakarta, Masyarakat Transparansi Indonesia MTI. 2002. Hal.96 yang fungsi pokoknya sebagai pengawas perjalanan pemerintahan dan Universitas Sumatera Utara membentuk UU yang menjadi landasan yuridis serta menganggarkan dana untuk pelaksanaan program pemerintah. Dari fungsi DPR yang sangat penting bagi perkembangan negara, KPK melakukan program peningkatan kapasitas peran dan fungsi DPRD dengan membuat modul atau buku tentang Kedudukan Peran dan Kelembagaan DPRD dalam Konteks Good Governance, Meningkatkan Kapasitas Fungsi Legislasi dan Pegawasan DPRD dalam konteks Pencegahan Korupsi, dan Meningkatkan Kapasitas Fungsi Penganggaran DPRD dalam Konteks Pencegahan Korupsi. Diharapkan dengan keluarnya modul itu, bisa dijadikan DPRD dalam menjalankan tugasnya untuk membantu dalam memberantas korupsi. Selain meliris modul itu, KPK juga membuat pelatihan mengenai peningkatan peran dan fungsi DPRD agar transformasi pengetahuan itu bisa maksimal dilakukan. Pelatihan yang dilakukan selama satu tahun ini 2008 masih dilaksanakan di 6 Provinsi.

D. Penelitian dan pengembangan