g. Peningkatan frekuensi rotasi penelaah secara periodik untuk
mencegah kedekatan petugas KL dengan penelaah. h.
Mendorong adanya standar biaya khusus untuk kegiatan yang telah memenuhi kriteria.
i. Menuntaskan proses perbaikan manajemen sumber daya manusia
yang selama ini telah dilakukan dalam rangka reformasi birokrasi namun proses-proses tersebut belum sepenuhnya selesai.
B. Kajian APBN di DPR
Pemerintah bersama DPR pada dasarnya telah melakukan perbaikan secara terus menerus terhadap sistem perencanaan dan penyusunan APBN. PP No 21
tahun 2004 tentang penyusunan RKA KL sebagai peraturan turunan dari UU No 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, memberikan perbedaan yang signifikan
antara siklus perencanaan penganggaran APBN saat ini dengan era yang sebelumnya. Sebagaimana isi PP No 21 tahun 2004 dan untuk melaksanakan
fungsi penganggaran dan pengawasan DPR, maka DPR terlibat secara aktif dalam proses perencanaan dan penganggaran APBN. Berdasarkan hasil kajian
perencanaan dan penyusunan APBN yang telah dilakukan, masih terdapat beberapa kelemahan dan kendala yang muncul dalam pelaksanaannya. Adapun
kendala-kendala tersebut adalah sebagai berikut: 1. Potensi terjadinya korupsi pada saat dilakukan pembahasan APBN di Panggar
dan Komisi Pembahasan di DPR dilakukan hingga satuan terkecil kegiatan sehingga membuka peluang terjadinya konflik kepentingan anggota DPR kepada
kegiatan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2. Kurangnya transparansi dengan sering melakukan rapat secara tertutup. 3. Kelemahan proses kerja
a. Kurangnya efisiensi dan efektivitas rapat
b. Pembahasan APBN di DPR berulang dalam satu siklus
4. Kelemahan kelembagaan a.
Kurangnya dukungan dari unit riset terhadap proses analisa oleh anggota DPR
b. Ruang lingkup dan pasangan kerja Komisi DPR terlalu banyak
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala - kendala yang disebutkan di atas di antaranya adalah:
i. Pembahasan APBN oleh DPR tidak dilakukan hingga satuan kegiatan
terkecil. ii.
Persetujuan ABT untuk kegiatan yang tidak mungkin dilakukan dari segi waktu yang tersisa sebaiknya tidak disetujui oleh DPR.
iii. Rapat pembahasan anggaran di DPR dilakukan secara terbuka kecuali hal-
hal yang bersifat rahasia. iv.
Perlu dikembangkan unit riset non-partisan dan independen di DPR untuk mendukung DPR dalam menjalankan fungsi-fungsinya.
v. Penjadwalan rapat yang lebih baik serta pendistribusian materi rapat
dilakukan dengan memberikan waktu yang cukup bagi anggota DPR untuk mempelajarinya.
vi. Perlunya dijaga kuorum rapat DPR secara fisik untuk menjaga kualitas dan
legalitas keputusan rapat yang dihasilkan.
Universitas Sumatera Utara
vii. Penyesuaian jumlah komisi beserta anggotanya atau pembentukan sub-
komisi pada komisi yang telah ada agar bidang kerja yang menjadi tanggung jawabnya lebih terspesialisasi. Selain beberapa perbaikan di atas,
peningkatan kualitas sumber daya manusia secara keseluruhan, baik tenaga ahli maupun pegawai Setjen harus dilakukan secara terus menerus.
C. Kajian Sistem Penyelenggaraan Jalan Nasional