Mata Pencaharian Penduduk Desa Tangga Batu I

32 Namun sejak pabrik ini beroperasi pada tahun 1986 Desa Tangga Batu I menjadi areal industri pulp dan rayon. Penduduk pendatang terdiri atas suku Jawa, Minangkabau, Karo, Nias, dan juga WNI China, India. Peleburan kebudayan dari berbagai suku membuat masyarakat setempat dengan penduduk pendatang harus mampu berinteraksi dan saling toleransi. Hal ini mengakibatkan semakin banyak budaya baru masuk ke Desa Tangga Batu I. Interaksi sosial masyarakat Batak Toba dengan masyarakat pendatang yang berada di Desa Tangga Batu I semakin terlihat jelas. Pabrik kertas pulp dan rayon ini sangat membuka peluang besar tidak hanya bagi masyarakat pendatang tetapi juga bagi masyarakat Desa Tangga Batu I dan sekitarnya yang bekerja sebagai karyaankaryawati di perusahaan raksasa ini. Namun pada awalnya hanya sebagai buruh kasar karena belum memiliki keahlian khusus dibidang pulp dan rayon juga mengoperasikan mesin pabrik.

2.1.3 Mata Pencaharian Penduduk Desa Tangga Batu I

Sebelum berdirinya PT. IIU, kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Tangga Batu I masih dalam kondisi ekonomi menengah ke bawah. Masyarakat pada umumnya hidup hanya bergantung pada lahan pertanian hasil warisan. Dalam menopang kehidupannya masyarakat pada umumnya bergantung dari hasil pertanian di sawah yang mereka usahakan. Sistem pengelolahan lahan pertanian yang diterapkan masih dilakukan dengan cara yang sederhana sekali dan bersifat tradisional yaitu menggunakan tenaga Universitas Sumatera Utara 33 manusia dan hewan. 14 Dalam pengolahan tanah pertanian zaman dahulu bagi orang tua di kampung menjadi tenaga manusia yang disebut dengan Marsialap Ari sistem gotong-royong . 15 Disamping bertani mereka juga mengusahakan pemeliharaan ternak. Ternak yang dipelihara adalah beberapa kerbau, babi, dan unggas. Perekonomian tidak mengalami perkembangan pesat dampaknya terhadap peningkatan mata pencaharian masyarakat karena hasil pertanian dan peternakan yang diperoleh hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Beras sebagai makanan pokok sering dikonversi dengan ubi kayu untuk penghematan, atau ubi kayu terlebih dahulu dimakan sebelum makan nasi. Makan ubi sebelum makan nasi adalah sebuah cara makan yang dilakukan orang tua untuk bisa menghemat nasi. Beras sebagai bahan makanan pokok tidak mudah diperoleh seperti sekarang ini. Panen padi biasanya hanya sekali dalam satu tahun. Faktor lain yang membuat keadaan serba kekurangan adalah modernisasi pertanian dan sarana pertanian yang kurang memadai serta pengetahuan masyarakat kurang mendukung baik dalam pengolahan lahan pertanian, meningkatkan produksi hasil pertanian, dan masyarakat tidak semua mempunyai hewan –hewan ternak. Bisa dikatakan hanya beberapa keluarga yang mempunyai hewan ternak. 14 Hasil wawancara dengan Bapak Boturan Sitorus, tanggal 26 juli 2015. 15 Marsialap Ari yang dimaksud adalah adanya dua orang atau lebih kelompok masyarakat yang dalam pengerjaan ladangnya dilakukan secara bergantian, sebagai contoh Si A akan bekerja diladang si B untuk dua hari , maka si B juga akan bekerja di ladang si A hari selanjutnya, sebanyak hari yang di habiskan si A mengerjakan ladang si B. dan ini terkadang dilakukan agar kekompakan antar masyarakat perkampungan tetap terjalin. Universitas Sumatera Utara 34 Selain bertani, sebagian masyarakat mencari nafkah dengan berdagang dan bekerja sebagai pekerja harian. Pedagang adalah orang yang berdagang dari satu kampung ke kampung lain untuk menukarkan hasil pertanian. Sebelum berdirinya PT. IIU tingkat pengangguran terdapat di Desa Tangga Batu I. Penduduk tidak memiliki skill keahlian karena tingkat pendidikan rendah. Sebagian masyarakat setempat tidak dapat mengenyam pendidikan yang berakibat meningkatnya pengangguran. Pada tahun 1986 pengangguran di Desa Tangga Batu I, dikategorikan sebagai berikut: 1. Pengangguran Musiman unemployment of dynamic 2. Pengganguran Tetap unemployment of static 16 Pengangguran musiman dalam kehidupan sosial ekonomi Desa Tangga Batu I Kecamatan Porsea disebabkan mata pencaharian penduduk setempat bertani 1 kali setahun dan tingkah laku masyarakat Pattern of Behavior masyarakat masih dipengaruhi kebiasaan social Social Custom yang tradisional. Mereka hanya dapat bekerja hanya pada waktu menuai hasil padi disawah secara keseluruhan, setelah habis masa menuai padi mereka menganggur. Itu sudah menjadi tradisi yang mengakar dari masa orang tua zaman dahulu. Biasanya setelah selesai menuai padi dari sawah, masyarakat Tangga Batu I hanya sebagian yang tergerak hatinya untuk 16 E. K Poerwandari, 2001. Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, edisi Revisi. Jakarta: lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan PsikologiLPSP3 UI hal. 71-72. Universitas Sumatera Utara 35 pergi keladang untuk berkebun menambah pemasukan ekonomi keluarga sebagai tambahan pendapatan keluarga. 17 Selanjutnya, Pengganguran tetap terjadi dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat Tangga Batu I disebabkan oleh faktor kemalasan. Dimana sebagian penduduk setempat hanya menerima apa adanya tanpa ada usaha untuk bekerja. Rata- rata pengangguran tetap ini duduk di kedai tuak dari pagi hingga sore menghabiskan hari-hari tampa guna, sambil marnonang bercerita. Disinilah sering munculnya penyakit orang batak yang sering di istilahkan HOTEL yaitu: Hosom Sikap Bermusuhan , Teal Sombong , Elat Cemburu , dan Late Benci . Keempat pola pikir ini yang negative ini sangat menonjol dalam kehidupan masyarakat Batak Toba. Hal ini sudah menjadi satu budaya kecil untuk dilakukan masyarakat Batak Toba khususnya yang ada di Desa Tangga Batu I. Terkadang membicarakan hal yang tidak penting tentang orang lain tanpa melihat ke dirinya sendiri. Hal ini juga yang sering menjadi pemicu konflik antar masyarakat. 18 Setelah perencanaan dan kemudian PT. IIU berdiri tahun 1983 dan beroperasi pada tahun 1986 menjadi salah satu perusahaan raksasa pulp dan rayon, lambat laun terjadi perubahan yang sangat signifikan pada masyarakat Desa Tangga Batu I dan sekitarnya. Kemajuan pola pikir masyarakat Desa Tangga Batu I semakin berubah seiring berbaurnya penduduk pendatang dengan penduduk setempat. Yang membawa suatu perubahan besar baik dari segi interaksi sosial masyarakat, pendapatan 17 Hasil wawancara dengan Bapak Pardoal Sitorus, tanggal 30 juli 2015. 18 Hotman Siahaan dan Basyral Harahap. 1987. Orientasi Nilai-Nilai Budaya Batak. Jakarta: Sanggar William Iskandar. Hal. 34. Universitas Sumatera Utara 36 penduduk setempat maupun pendatang, kemajuan infrastruktur, dan bahkan pembangunan beberapa gedung sekolah untuk anak-anak karyawan maupun masyarakat setempat. Rata-rata penduduk pendatang selalu bersikap lembut dalam bertutur kata sebagai contoh ialah suku Jawa, Minangkabau, dan Karo bila dibandingkan dengan tutur kata masyarakat setempat yang tutur katanya sedikit lebih keras atau lebih lantang karena orang Batak Toba terkenal dengan ketegasannya. Pembauran ini menimbulkan terjadinya hubungan persaudaraan hingga terjadinya perkawinan antar suku. Pembauran ini juga membawa dampak hal baru baik bagi kebudayaan tradisional masyarakat Batak Toba yang tinggal di Desa Tangga Batu I. 19 Beroperasinya pabrik pulp dan rayon meningkatkan mata pencaharian masyarakat. Masyarakat setempat yang memiliki kemampuan sedikit di fungsionalkan sebagai para pekerja di bagian yang hanya membutuhkan skill rendah. Sebagai contoh banyak ibu rumah tangga ataupun gadis di kampung bekerja sebagai buruh kasar di bagian pembibitan dan penghijauan sedangkan kaum pria di pekerjakan di bagian pabrik tetapi hanya sebagai karyawan biasa di lapangan. Pekerjaan ini di terima oleh masyarakat karena memang masyarakat setempat juga mengerti mereka tidak memiliki kemampuan khusus untuk mengoperasikan mesin industri. Masyarakat menerima pekerjaan itu pada masa itu dengan bersyukur karena telah mengurangi jumlah angka pengangguran. Para orang tua menerima pekerjaan 19 E. F Purba O.H.S Purba .1997. Migrasi Spontan Batak Toba MARSERAK sebab,Motif,dan Akibat Perpindahan Penduduk dari dataran Tinggi Toba . Medan: Monora. Hal . 32. Universitas Sumatera Utara 37 itu meski hanya sebagai buruh kasar, di pabrik yang di bangun di desa mereka demi mendapatkan tambahan pendapatan. Orang tua menerima pekerjaan ini untuk biaya menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin agar kelak tidak merasakan kesusahan seperti yang dirasakan oleh orang tuanya. Meskipun dengan pendapatan yang rendah orang tua selalu memotivasi anak- anaknya untuk bersekolah setinggi mungkin. Ini menjadi tujuan dan mimpi dari orang tua masyarakat Batak Toba, menginginkan keberhasilan dan kesuksesan anak- anaknya di masa yang akan datang. Ada satu pemikiran dalam masyarakat Batak Toba anak-anak mereka harus lebih baik kesejahteraan hidupnya di masa mendatang. Satu motto orang Batak Toba adalah: “Ana kkonhi do Hamoraon Di Ah u”. Anak adalah harta yang paling berharga, 20 Orang tua menghabiskan waktu dan tenaganya sepanjang masa hidupnya untuk bekerja keras baik di ladang maupun sebagai buruh di pabrik asalkan anak-anak mereka mendapat pendidikan yang lebih baik.

2.1.4 Pendidikan Penduduk Desa Tangga Batu I