Lesbi Menurut Hukum Positif

Bila kewajiban kebutuhan biologis tidak terpenuhi, maka dikhawatirkan akan berdampak besar terhadap keharmonisan rumah tangga. Bila hal ini terus-menerus terjadi, dan salah satu pihak berniat cerai maka alasan ketidak harmonisan tersebut dapat dijadikan alasan untuk bercerai. Dalam kitab Undang-undang Hukum Pidana lesbi diatur dalam pasal 292, yang berbunyi:”orang dewasa yang melakukan perbuatan cabul dengan orang lain sesama kelamin, yang diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya belum dewasa, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun”. Dan dalam pasal 293 yang berbunyi,”barang siapa yang memberi atau menjanjikan uang atau barang, menyalahgunakan wibawa yang timbul dari hubungan keadaan atau dengan penyesatan sengaja menggerakan seorang yang belum dewasa dan baik tingkah lakunya untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul dengan seseorang, padahal tentang belum kedewasaannya, diketahui atau selayaknya harus diduganya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun”. 48

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA TIMUR NOMOR

PERKARA 207Pdt.G2009PA.JT A. Duduk perkara 1. Tentang para pihak Kasus: Tentang para pihak dalam putusan ini adalah perkara nomor : 207Pdt.G2009PA.JT. Pemohon adalah suami, nama: Juredi Bin Hamid Mustofa berumur 37 tahun, agama Islam, Pendidikan SMA, pekerjaan Dagang, tempat tinggal di Kp. Melayu Barat, Rt.0106 No.36 Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Kota Jakarta Selatan. Selanjutnya disebut “Pemohon”. Termohon adalah isteri, nama: Juhaini Binti Johari berumur 35 tahun, agama Islam, pendidikan SLTP, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, tempat tinggal di Kampung Pulo Rt.01202, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Kota Jakarta Timur, selanjutnya disebut “Termohon”. 2. Posisi Kasus Dalam surat gugatan yang diajukan oleh Pemohon pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut: Pada hari Jum’at tanggal 2 Februari 1998 telah berlangsung pernikahan antara pemohon dengan termohon dihadapan pejabat PPN KUA Kecamatan Purwokerto, dan selama pernikahan antara pemohon dan termohon telah hidup rukun dan telah melakukan hubungan badan sebagaimana layaknya suami isteri dan keduanya bertempat tinggal bersama di kampung Melayu selama 4,5 tahun dan telah dikaruniai satu orang anak yang bernama Eko Satria P yang lahir pada 6 Juni 1999. Kehidupan antara pemohon dan termohon mulai goyah dan terjadi perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus yang sulit diatasi sejak 2002. Pada tahun itu jugalah perselisihan antara termohon dan termohon semakin tajam dan semakin memuncak. Sebab-sbab terjadinya pertengkaran tersebut karena: a. Termohon tidak taat terhadap pemohon b. Termohon sering pergi meninggalkan permohon hingga 1,5 bulan baru pulang tanpa alasan yang jelas c. Termohon ada hubungan khusus dengan wanita lain lesbian dan termohon juga ada hubungan khusus dengan pria lain d. Termohon lebih mementingkan diri sendiri dari pada kepentingan termohon dan anak-anaknya. Bahwa akibat dari perselisihan dan pertengkaran tersebut akhirnya pada tahun 2002 hingga sekarang kurang lebih 6 tahun, pemohon dan termohon berpisah tempat tinggal berpisah ranjang karena termohon telah pergi meninggalkan kediaman bersama, yang mana dalam pisah rumah tersebut saat ini pemohon bertempat tinggal di Kp. Melayu Barat Rt.0106 Bukit Duri No. 36 dan termohon bertempat tinggal di Kp. Pulo Kp. Melayu Rt. 012 06, Jakarta Timur. Setelah berpisah Pemohon dan Termohon selama 6 tahun, maka hak dan kewajiban suami isteri tidak terlaksana sebagai mana mestinya, karena itulah sejak