2.9. Gas Hidrogen dan Pengaruhnya terhadap Kualitas Udara
Pengaruh sampah terhadap kesehatan dapat dikelompokkan menjadi efek yang langsung dan tidak langsung. Yang dimaksud efek langsung adalah efek yang
disebabkan karena kontak yang langsung dengan sampah tersebut. Misalnya, sampah beracun, sampah korosif terhadap tubuh, teratogenik dan lain-lain.
Pengaruh tidak langsung dapat dirasakan masyarakat akibat proses pembusukan, pembakaran, dan pembuangan sampah. Dekomposisi sampah biasanya
terjadi secara aerobik, dilanjutkan secara fakultatif, dan secara anaerobik apabila oksigen telah habis. Dekomposisi anaerobik akan meng hasilkan gas H
2
S, N
2,
H
2
dan NH3 Soemirat, 2004. Gas H
2
S yang dilepaskan dari tumpukan sampah mempengaruhi kualitas udara disekitarnya. Hidrogen sulfit ini bersifat racun bagi tubuh juga berbau busuk
sehingga secara estetis tidak dapat diterima. Jadi penumpukan sampah yang membusuk tidak dapat dibenarkan.
2.10. Kerangka Teori
Analisa Risiko Kesehatan Lingkungan terdiri dari empat langkah sebagai berikut Yassi et al.,2001
1. Identifikasi Bahaya Identifikasi bahaya dilakukan terhadap kandungan asam sulfida dalam udara
yang dihirup oleh masyarakat di sekitar TPA Terjun dengan mengukur konsentrasi asam sulfida.
2. Analisis Dosis-Respon
Analisis dosis-respon tidak dilakukan dalam penelitian ini. Dosis-respon asam sulfida diperoleh dari US EPA 2003 yang menyatakan konsentrasi acuan
Reference Concentration, RfC untuk paparan asam sulfida secara inhalasi adalah 0,001 mgm³.
3. Analisis Paparan Analisis paparan dilakukan dengan pengukuran besarnya paparan, yaitu
dengan mengestimasi jumlah asupan udara yang dihirup setiap harinya dengan memperhitungkan konsentrasi asam sulfida dalam udara, frekuensi paparan, durasi
paparan, dan berat badan. 4. Karakteristik Risiko
Karaktersitik risiko adalah perkiraan risiko secara numerik, melalui estimasi resiko dengan kuantitatif probabilitas yaitu perbandingan antara asupan dengan
konsntrasi acuan RfC. Tingkat resiko dinyatakan dengan bilangan risiko Risk Quetients. Semakin besar nilai RQ 1, semakin besar kemungkinan risiko kesehatan
yang potensial terjadi. Sebaliknya semakin kecil nilai RQ 1, semakin kecil kemungkinan risiko kesehatan itu untuk terjadi Kollura et al.,1996.
Berdasarkan tinjauan kepustakaan yang telah diuraikan sebelumnya maka
disusunlah suatu kerangka teori yang akan meringkas semua hal-hal yang berkaitan dengan asam sulfida dalam analisis risiko. Kerangka teori yang disajikan diadopsi
dari Louvar dan Louvar 1998
ANALISIS RISIKO
Identifikasi Bahaya
Asam sulfida memiliki sifat-sifat :
- rumus molekul : H
2
S - berat molekul
: 34,1 - bentuk
: gas suhu kamar - warna
: tidak berwarna - bau
: bau telur busuk - titik didih : -77º C 760 mmHg
- rapat gas : 1,2
- kelarutan : sedikit larut dalam air
Identifikasi Sumber
Air, Udara, Makanan
Analisis Paparan Analisis Dosis Respon
- Paparan dari udara melalui inhalasi Dosis Acuan Reference Dose,RfD
- Paparan dari makanan dan air melalui untuk paparan asam sulfida secara Ingesti
oral :
0,003 mgkg-hari
- Paparan dari air juga dapat melalui kon Konsentrasi Acuan Reference tak kulit tapi jumlah sangat kecil Concentration,RfC untuk paparan
inhalasi :
0,001 mgm3-hari
Karakteristik Resiko : - Tingkat Risiko Tinggi RQ 1
- Tingkat Risiko Rendah RQ ≤ 1
Manajemen Resiko
Sumber : Louvar FL dan Louvar BD, 1998.
Gambar 2. Kerangka Teori Penelitian
2.11. Kerangka Konsep Penelitian