Kerangka Konsep Penelitian Studi Cross-Sectional

2.11. Kerangka Konsep Penelitian

RISIKO TINGGI RQ 1 Efek Hidrogen Sulfida : -.Gangguan pernafasan -.Batuk -.Sakit kepala RISIKO RENDAH RQ ≤ 1 Indikator asupan : - Konsentrasi H 2 S dalam Udara Ambient .-Laju Asupan .-Durasi Paparan .-Frekuensi Paparan - Berat Badan -Tempat Tinggal Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian Risk Quotient RQ : kemungkinan risiko potensial terjadi Bila , RQ = 0 å risiko pasti tidak akan terjadi 0 RQ ≤ 1 å risiko belum terjadi RQ 1 å risiko pasti akan terjadi

2.12. Studi Cross-Sectional

Dalam penelitian kedokteran dan kesehatan, studi cross-sectional merupakan salah satu bentuk studi observasional non eksperimental yang paling sering dilakukan. Kira-kira sepertiga artikel orisinal dalam jurnal kedokteran merupakan laporan studi cross-sectional. Studi cross-sectional dalam arti kata luas mencakup semua jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada suatu saat.Studi seperti ini dapat semata-mata bersifat deskriptif misalnya survai deskriptif nilai-nilai antropometrik bayi baru lahir dan kadar imunoglobulin pasien asma. Ia juga dapat merupakan studi analitik, misalnya studi perbandingan antara kadar asam urat pada manula yang normal dan yang gemuk. Pada studi cross-sectional, variabel bebas faktor risiko dan tergantung efek dinilai secara simultan pada suatu saat; jadi tidak ada follow-up. Dengan studi ini diperoleh prevalens suatu penyakit dalam populasi pada suatu saat. Dari data yang diperoleh, dapat dibandingkan prevalens penyakit pada kelompok dengan risiko dengan prevalens penyakit pada kelompok tanpa risiko. Hasil pengamatan cross-sectional untuk mengidentifikasi faktor risiko ini kemudian disusun dalam tabel 2 x 2. Untuk desain seperti ini biasanya yang dihitung adalah rasio prevalens, yakni perbandingan antara prevalens suatu penyakit atau efek pada subyek dari kelompok yang mempunyai faktor risiko yang diteliti, dengan prevalens penyakit atau efek pada subyek yang tidak mempunyai faktor risiko Sastroasmoro Ismael, 2002 Adapun langkah-langkah yang terpenting dalam rancangan studi cross- sectional, yaitu : a. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis Pertanyaan penelitian yang akan dijawab harus dikemukakan dengan jelas. Dalam studi cross-sectional analitik hendaklah dikemukakan antar variabel yang diteliti. b.Mengidentifikasi variabel penelitian Semua variabel yang dihadapi dalam studi prevalens harus diidentifikasi dengan cermat. Untuk itu perlu ditetapkan definisi operasional yang jelas, mana yang termasuk dalam faktor risiko yang ingin diteliti, faktor risiko yang tidak akan diteliti dan efek. Faktor yang mungkin merupakan risiko namun tidak diteliti perlu diidentifikasi, agar dapat disingkirkan pada waktu pemilihan subyek penelitian. c.Menetapkan subyek penelitian Dalam menetapkan subyek penelitian, harus diupayakan agar variabilitas faktor risiko cukup besar sehingga generalisasi hasilnya lebih mudah, namun variabilitas variabel luar variabel yang tidak diteliti dibuat diminimum. Menetapkan populasi penelitian, tergantung kepada tujuan penelitian, maka ditentukan dari populasi terjangkau mana subyek penelitian yang akan dipilih. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah besanya kemungkinan untuk memperoleh faktor risiko yang diteliti. Hendaklah dipilih kelompok subyek yang sering terpapar. Besar sampel harus diperkirakan dengan formula yang sesuai. Berdasarkan perkiraan besar sampel serta perkiraan prevalens kelainan, dapat ditentukan apakah seluruh populasi terjangkau akan diteliti atau dipilih sampel yang representatif. d.Melaksanakan pengukuran. Pengukuran variabl bebas faktor risiko dari variabel tergantung efek ,atau penyakit harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pengukuran. Pengukuran faktor risiko dapat dilaksanakan dengan berbagai cara, tergantung pada sifat faktor risiko, dapat digunakan kuesioner, catatan medik, uji laboratorium atau prosedur pemeriksaan khusus. Pengukuran efek penyakit dapat ditentukan dengan kuesioner, pemeriksaan fisik atau pemeriksaan khusus, tergantung pada karakteristik penyakit yang dipelajari. e.Menganalisis data Analisis ini berupa suatu uji hipotesis ataupun analisis untuk memperoleh risiko relatif. Hal terakhir inilah yang lebih sering dihitung dalam studi cross- sectional untuk mengidentifikasi faktor risiko. 2.13.Teknik Statistik dalam Analisis Statitik memegang peranan yang penting dalam penelitian, baik dalam penyusunan model, perumusan hipotesis, pengembangan alat dan instrumen pengumpulan data, penyusunan desain penelitian, penentuan sampel dan analisis data Nazir, 1983. Statistik telah memberikan teknik-teknik sederhana dalam mengklasifikasikan data serta dalam menyajikan data secara lebih mudah, sehingga data tersebut dapat dimengerti secara lebih mudah. Teknik-teknik statistik juga dapat digunakan dalam pengujian hipotesis. Mengingat tujuan penelitian pada umumnya untuk menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan. Beberapa teknik statistik yang sering digunakan : a. Distrubusi frekuensi b. Mean, median dan mode c. Varians dan standar deviasi d. Uji t untuk membedakan 2 buah mean e. Uji Mann-Whitney f. Uji Chi –Square kategori – kategori g. Uji Kolmogorov-Smirnov h. Analisis Varians Anava i. Teknik Korelasi numerik-numerik Jadi penggunaan teknik statistik tersebut tergantung dari hipotesis yang dirumuskan dan data dalam penelitian. BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian