BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hidrogen sulfida H
2
S merupakan suatu gas tidak berwarna, sangat beracun, mudah terbakar dan memiliki karakteristik bau telur busuk. Nama kimia asam sulfida
ini adalah dihidrogen sulfida dan dikenal juga sebutan sebagai gas rawa atau asam sulfida ATSDR, 2000. Gas ini dapat menyebabkan dampak yang buruk bagi
kesehatan. Manusia terpapar terutama asam sulfida dari udara. Gas H
2
S dengan cepat diserap oleh paru-paru. Pada konsentrasi rendah dapat menyebabkan iritasi mata,
hidung atau kerongkongan. Bahkan dapat terjadi kesulitan pernafasan pada penderita asma. Konsentrasi lebih tinggi dari 500 ppm dapat mengakibatkan hilangnya
kesadaran dan mungkin kematian. Hal ini disebabkan hidrogen sulfida menghambat enzim cytochrome oxidase sebagai penghasil oksigen sel. Metabolisme anaerobik
menyebabkan akumulasi asam laktat yang mendorong ke arah ketidakseimbangan asam-basa. Sistem jaringan saraf berhubungan dengan jantung terutama sekali peka
kepada gangguan metabolisme oksidasi, sehingga terjadi kematian dan terhentinya pernafasan US EPA, 2003
Paparan H2S dengan konsentrasi rendah dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan efek permanen seperti gangguan saluran pernafasan, sakit kepala,
dan batuk kronis. Ada beberapa bukti untuk menyatakan bahwa ada hubungan paparan asam sulfida dengan risiko keguguran spontan Xu et.al,1998.
Sumber paparan gas rawa ini berasal dari gudang penyimpanan pupuk, pabrik kertas, industri tekstil, gunung berapi, pengeboran minyak tanah dan gas alam,
pengolahan limbah cair dan tempat pembuangan akhir sampah. Tempat pembuangan akhir sampah dengan sistem open dumping
menimbulkan bau telur busuk karena tumpukan sampah mengalami dekomposisi secara alamiah menghasilkan gas H
2
S, metana dan amoniak. Bau ini dapat menyebar di TPA dan sekitarnya sehingga menurunkan kualitas udara Soemirat, 2003
Tempat Pembuangan Akhir TPA sampah Terjun Kecamatan Medan Marelan adalah sebuah kawasan yang merupakan muara pembuangan sampah dari
hampir seluruh penjuru kota Medan. Tempat Pembuangan Akhir TPA sampah Terjun telah beroperasi sejak 7 Januari 1994, dengan sistem open dumping dengan
luas areal 14 Ha, 4 km dari sungai Deli, 6 km dari garis pantai, dan 14 km dari pusat kota. Timbunan sampah padat dan kurangnya sistem sanitasi menyebabkan polusi
lingkungan dan terancamnya kesehatan komunitas masyarakat yang tinggal di TPA dan sekitarnya. Masyarakat miskin, kumuh, kurang pendidikan dan pekerjaan sebagai
pemulung adalah gambaran masyarakat yang tinggal di daerah ini. Ketidaktahuan dan ketidakmampuan dalam hal keuangan memaksa mereka untuk tetap tinggal di daerah
yang sangat rentan terhadap berbagai macam gangguan kesehatan. Salah satu paparan yang terus-menerus harus mereka hadapi setiap hari adalah paparan terhadap udara
tercemar dari bau telur busuk yang mengandung H
2
S sangat berpeluang menimbulkan gangguan sistem pernafasan.
Menurut penelitian Mardiani 2006 tentang Hubungan Kualitas Udara Ambien dan Vektor terhadap Gangguan Keluhan Saluran Pernafasan dan Saluran
Pencernaan di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah menunjukkan bahwa kadar gas H
2
S terdeteksi melebihi Nilai Ambang Batas NAB pada radius 150 meter dari TPA. Studi AMDAL terhadap TPA Bantar Gebang Bekasi tahun 1989
menyatakan bahwa timbulnya pencemaran udara akibat meningkatnya konsentrasi gas disertai bau busuk, baik yang ditimbulkan pada tahap operasi penimbunan dan
pemadatan sampah maupun setelah selesainya tahap operasi Noriko, 2003. Meirinda 2008 melakukan pengambilan sampel udara terhadap seluruh
rumah masyarakat di TPA sampah Terjun Kecamatan Medan Marelan. Dari hasil pemeriksaan parameter gas polutan menunjukkan konsentrasi H
2
S berada diatas kadar maksimum yang diperbolehkan berdasarkan Keputusan Menteri Negara
Kesehatan Lingkungan Hidup Nomor KEP-50MENLH11 1996 Baku Tingkat
Kebauan. .
Data dari Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan menyatakan bahwa penyakit ISPA dengan jumlah kasus sebanyak 1.840 berada di urutan pertama dari
sepuluh penyakit terbanyak di puskesmas selama bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2007. Hal ini disebabkan ada hubungan dengan tingginya
pencemaran udara yang berasal dari TPA Sampah Terjun Kecamatan Medan Marelan.
1.2. Perumusan Masalah