Pengertian Bimbingan Bimbingan Konseling Perkawinan

20 Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas lagi mengenai arti bimbingan, berikut ini akan dikutipkan berbagai definisi yang sudah dirumuskan para ahlinya, yaitu: a. Menurut Crow and Crow bimbingan adalah Bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan berpendidikan yang memadai kepada seseorang individu dari setiap usia dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri dan memikul bebannya sendiri. 5 b. Stoops dan Walguist menagatakan bahwa Bimbingan adalah proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuan secarra maksimum dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupunn masyarakat. 6 c. Menurut Miller, Bimbingan adalah bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimal kepada keluarga dan masyarakat. 7 d. Djumhur dan Moh. Surya, mengatakan bimbingan yaitu suatu pemberian bantuan yang terus menerus, sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya sendiri self understanding, kemampuan untuk menerima diri sendiri self acceptance, dan 5 . Menurut Crow and Crow seperti yang dikutip pada buku M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam, Hal. 6 6 . Stoops dan Walguist seperti yang dikutip pada buku Hallen A, Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Quantum Teaching, 2005. Hal. 4 7 . Miller seperti yang dikutip pada buku Hallen A, Bimbingan dan Konseling, Hal. 4 21 kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri self direction, dan kemampuan untuk merealisir diri sendiri self realization, sesuai dengan potensi atau kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik lingkungan keluarga maupun masyarakat. 8 e. Menurut Jear Book of Education, bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemamfaatan sosial. 9 f. Selanjutnya Prayitno, mengemukakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada orang lain, baik secara perorangan individu maupun kelompok agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Yaitu mengenal diri sendiri dan lingkungannya, menerima diri sendiri dan lingkungannya, secara positif dan dinamis, mengambil keputusan diri sendiri, mengarahkan diri sindiri, dan mewujudkan diri sendiri. 10 g. Dan Rochman Natawijaja, mengatakan bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup untuk mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan keluarga dan masyarakat, serta kehidupan pada 8 . Djumhur dan Moh. Surya, Seperti yang dikutip pada buku Hallen A. Bimbingan dan Konseling. Hal. 6 9 . Menurut Jear Book of Education, seperti yang dikutip dalam buku M. Lutfi, Dasar- Dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam, Hal. 7 10 . Prayitno, Seperti yang dikutip dalam buku M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan konseling Islam, Hal, 7 22 umumnya. 11 Dengan demikian, dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan memabantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai mahluk sosial. Melalui definisi-definisi tersebut dapat dipahami bahwa pada dasarnya esensi atau hakikat bimbingan itu merupakan suatu proses usaha pemberian bantuan atau pertolongan kepada orang lain siapa saja dalam segala usia, yang dilakukan secara terus-menerus berkesinambungan yang mana orang itu mengalami kesulitan atau hambatan dalam hidupnya secara praktis, sehingga dengan bantuan atau pertolongan itu orang yang diberikan bantuan terbimbing dapat mengarahkan dirinya, mampu menerima dirinya, dapat mengembangkan potensinya untuk kebahagiaan dan kemanfaatan dirinya dan lingkungan masyarakatnya. Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa hal yang prinsipal dalam bimbingan ialah pemberian bantuan atau pertolongan yang dilakukan secara terus-menerus kepada siapa saja, tanpa mengenal batas usia ataupun jenis kelamin. Karena, sesungguhnya hamper tidak ada seseorang yang secara utuh dan menyeluruh memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya dengan optimal tanpa adanya bantuan dan pertolongan dari orang lain. Untuk itu, sejak lahir hingga akhir hayatnya setiap orang di dunia ini jelas membutuhkan bimbingan dan bantuan, supaya potensi fitrah yang ada pada dirinya dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan optimal. 12 11 . Rochman Natawijaja, M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan konseling Islam, Hal, 8 12 . M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam, Hal. 9 23

2. Pengertian Konseling

Konseling counseling merupakan bagian integral dari Bimbingan. Konseling juga merupakan salah satu tehnik dalam Bimbingan. Konseling merupakan inti dalam Bimbingan. Ada yang mengatakan bahwa konseling merupakan “ jantungnya ” Bimbingan. Sebagai kegiatan inti atau jantungnya bimbingan, praktik Bimbingan bisa dianggap belum ada apabila tidak dilakukan konseling. 13 Istilah konseling dahulu diterjemahkan dengan “ penyuluhan ”. penerjemahan penyuluhan atas kata konseling ternyata menimbulkan kerancuan dan sering menimbulkan salah persepsi. Dalam praktek pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah termasuk di madrasah, konseling dengan arti penyuluhan tidak dilakukan seperti halnya penyuluhan pertanian, hukum, keluarga berencana, dan lain-lain; dimana orang dikumpulkan dalam jumlah yang banyak dan penyuluh memberikan ceramah. Dalam dunia pendidikan di sekolah atau madrasah, praktik konseling yang diterjemahkan penyuluhan dilakukan dalam suasana hubungan atau komunikasi yang bersifat individual. Istilah konseling yang diadopsi dari bahasa Inggris “counseling” di dalam kamus artinya dikaitkan dengan kata “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nasihat to obtain counsel, anjuran to give counsel, dan pembicaraan to take counsel. Berdasarkan arti di atas, Konseling secara etimologi berarti pemberian nasihat, anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran. 14 13 . Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah Bebasis Integrasi , Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, Hal. 21 14 . Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah Bebasis Integrasi , Hal. 22 24 Seperti halnya bimbingan, secara terminology konseling juga dapat berarti kontak atau hubungan timbal balik antara dua orang konselor dank lien untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien. Rumusan tentang konseling yang dikonsepsikan secara beragam dalam berbagai literatur bimbingan dan konseling, memiliki makna yang satu sama yang lain ada kesamaannya. Kesamaan makna dalam konseling setidaknya dapat dilihat dari kata kunci tentang konseling dalam tataran praktik, di mana konseling merupakan: 1 proses pertemuan tatap muka atau hubungan atau relasi timbale balik antara pembimbing konselor dengan klien, 2 dalam proses pertemuan atau hubungan timbale balik tersebut terjadi dialog atau pembicaraan yang disebut dengan wawancara konseling. Kata kunci di atas terdapat dalam hamper semua rumusan tentang konseling. Mortensen menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan antarpribadi di mana orang yang satu membantu yang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya. 15 Dalam pengertian ini jelas menunjukkan bahwa konseling merupakan situasi pertemuan atau hubungan antarpribadi konselor dan konseli atau klien di mana konselor membantu konseli agar memperoleh pemahaman dan kecakapan menemukan masalah yang dihadapinya. Konseling merupakan situasi pertemuan tatap muka antara konselor dan klien yang berusaha memecahkan sebuah masalah dengan 15 . Mortensen, Seperti yang dikutip dalam buku Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah Bebasis Integrasi , Hal, 24

Dokumen yang terkait

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

5 53 167

BERSAMA SETELAH BERCERAI” (STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA) Proses Penyelesaian Perkara Perebutan Harta Bersama Setelah Bercerai Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta.

0 3 17

KENDALA YANG DIHADAPI HAKIM PENGADILAN AGAMA DALAM PELAKSANAAN MEDIASI PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SRAGEN.

0 0 14

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 16

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 2

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 8

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 13

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 2

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 39

KENDALA YANG DIHADAPI HAKIM PENGADILAN AGAMA DALAM PELAKSANAAN MEDIASI PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SRAGEN

0 2 14