Pengertian Konseling Bimbingan Konseling Perkawinan

24 Seperti halnya bimbingan, secara terminology konseling juga dapat berarti kontak atau hubungan timbal balik antara dua orang konselor dank lien untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien. Rumusan tentang konseling yang dikonsepsikan secara beragam dalam berbagai literatur bimbingan dan konseling, memiliki makna yang satu sama yang lain ada kesamaannya. Kesamaan makna dalam konseling setidaknya dapat dilihat dari kata kunci tentang konseling dalam tataran praktik, di mana konseling merupakan: 1 proses pertemuan tatap muka atau hubungan atau relasi timbale balik antara pembimbing konselor dengan klien, 2 dalam proses pertemuan atau hubungan timbale balik tersebut terjadi dialog atau pembicaraan yang disebut dengan wawancara konseling. Kata kunci di atas terdapat dalam hamper semua rumusan tentang konseling. Mortensen menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan antarpribadi di mana orang yang satu membantu yang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya. 15 Dalam pengertian ini jelas menunjukkan bahwa konseling merupakan situasi pertemuan atau hubungan antarpribadi konselor dan konseli atau klien di mana konselor membantu konseli agar memperoleh pemahaman dan kecakapan menemukan masalah yang dihadapinya. Konseling merupakan situasi pertemuan tatap muka antara konselor dan klien yang berusaha memecahkan sebuah masalah dengan 15 . Mortensen, Seperti yang dikutip dalam buku Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah Bebasis Integrasi , Hal, 24 25 mempertimbangkannya bersama-sama sehingga klien dapat memecahkan masalahnya berdasarkan penentuan sendiri. Pengertian ini menunjukkan bahwa konseling merupakan suatu situasi pertemuan tatap muka antara konselor dengann klien di mana konselor berusaha membantu klien berdasarkan pertimbangan bersama-sama, tetapi penentuan pemecahan masalah dilakukan oleh klien sendiri. Artinya bukan konselor yang memecahkan masalah klien. Konseling juga berarti relasi atau hubungan timbal balik antara dua orang individu konselor dengan klien di mana konselor berusaha membantu klien untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungannya dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada saat ini dan yang akan datang. American Personnel and Guidance Association APGA mendefinisikan konseling sebagai suatu hubungan antara seseorang yang terlatih secara professional dan individu yang memerlukan bantuan yang berkaitan dengan kecemasan biasa atau konflik atau pengambilan keputusan. Makna dari pengertian ini adalah bahwa konseling merupakan hubungan secara professional antara seseorang konselor dengan klien yang mencari bantuan agar klien dapat mengatasi kecemasan atau konflik atau mampu mengambil keputusan sendiri atas pemecahan masalah yang dihadapinya. 16 Selanjutnya Rochmaan Natawidjaja mendefinisikan bahwa konseling merupakan suatu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari Bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara 16 . Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah Bebasis Integrasi , Hal. 23 26 dua individu, di mana yang seseorang yaitu konselor berusaha memberikan bantuan kepada yang lain yaitu klien untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang. Rochman Natawidjaja. 17 Pakar lain mengungkapkan bahwa: “ konseling itu merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sindiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Dalam pembentukan konsep yang sewajarnya mengenai a dirinya sendiri, borang lain, c pendapat orang lain tentang dirinya, d tujuan-tujuan yang hendak dicapai, dan e kepercayaa n ”. Lebih lanjut Prayitno , mengemukakan: “ konseling adalah pertemuan empat mata antara klien dan konselor yang berisi usaha yang laras, unik dan human manusiawi , yang dilakukan dalam suasana keahlian yang didasarkan atas norma- norma yang berlaku ”. 18 Surya menyimpulkan tentang konseling berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan oleh para konseling sebagai berikut: Pertama, konseling merupakan alat yang paling penting dalam keseluruhan program bimbingan. Kedua, dalam konseling terlibat adanya pertalian hubungan dua individu, yaitu konselor dank lien, di mana konselor membantu klien melalui serangkaian interview dalam serangkaian pertemuan. 17 . Rochmaan Natawidjaja Seperti yang dikutip dalam buku Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah, Jakarta, PT. Renika Cipta, 2008. Hal. 38 18 . Prayitno seperti yang dikutip dalam buku Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah, Hal. 38 27 Ketiaga, interview merupakan alat utama dalam keseluruhan kegiatan konseling. 19 Keempat, tujuan yang ingin dicapai dalam konseling adalah agar klien: a memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, b mengarahkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya kea rah tingkat perkembangan yang optimal, c mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya, d mempunyai wawasan yang lebih realistis serta penerimaan yang objektif tentang dirinya, e memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya dan dapat menyesuaikan diri secara lebih efektif terhadap dirinya maupun lingkungannya, f mencapai taraf aktualisasi diri dengan potensi yang dimilikinya, g terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan salah suai maladjustment. Kelima, konseling merupakan kegiatan professional, artinya dilaksanakan oleh orang konselor yang telah memiliki kualifikasi professional dalam pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualitas pribadinya. Keenam, konseling merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fundamental dalam diri klien terutama perubahan dalam sikap dan tindakan. Ketujuh, tanggung jawab utama dalam pengambilan keputusan berada di tangan klien dengan bantuan konselor. Kedelapan, konseling lebih menyangkut masalah sikap daripada tindakan. 19 . Surya seperti yang dikutip dalam buku Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah Bebasis Integrasi , Hal. 24 28 Kesembilan, konseling lebih berkenaan dengan penghayatan emosional daripada masalah-masalah intelektual. Kesepuluh, konseling berlangsung dalam suatu situasi pertemuan yang sedemikian rupa. Makna bimbingan dan konseling di atas dirumuskan secara terpisah. Seperti telah disebutkan di atas, dalam praktik, bimbingan dan konseling sesungguhnya tidak terpisah apalagi jika pahami bahwa konseling merupakan salah satu tehnik bimbingan. Selain itu, integrasi antara bimbingan dan konseling dapat kita ketahui dari pernyataan bahwa ketika seseorang sedang melakukan konseling, berarti ia sedang memberikan bimbingan. 20

3. Bimbingan dan Konseling Islam

Bila diformulasikan maka hakikat bimbingan dan penyuluhan konseling islam adalah suatu usaha memberikan bantuan, bimbingan, dan arahan kepada orang lain yang beragama Islam, di mana nilai-nilai jiwa keagamaan yang terdapat dalam dirinya tidak berfungsi secara wajar dan optimal, yang membuatnya mengalami kendala dan kesulitan dalam menjalani problema-problema hidupnya, karena ketidak mampuannya dalam memahami dirinya, menerima diri sendiri, mengarahkan diri sendiri, mewujudkan diri sendiri, sesuai dengan potensi iman dan taqwa yang ada pada dirinya. 21 Potensi iman dan taqwa yang ada pada dirinya mestinya dapat menjadi kekuatan dan sebagai energy pendorong dalam mengatasi kesulitan-kesulitan hidup, baik lahiriyah maupun batuniyah, dengan pola hidup yang sesuai dengan aturan-aturan agama Islam. 20 . Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah Bebasis Integrasi , Hal. 26 21 . M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam, Hal. 15 29 Dengan demikian, usaha pelayanan bimbingan dan penyuluhan konseling Islam merupakan ikhtiar untuk membangkitkan orang agar hidup kembali secara Islami, sesuai dengan tuntunan iman dan taqwa yang menjadi komitmennya. Karena kedudukan iman dan taqwa yang dimiliki, akan dapat memberikan makna dan perasaan yang hakiki kepada setiap orang dalam meraih apa-apa yang diusahakan selama hidupnya. Bagaimanapun hasil usaha yang diperolehnya, ia tidak merasa kecewa frustasi bila dilandasi iman dan taqwa kepada tuhannya, ia akan mampu menjalani hidup ini dengan penuh optimis dan dinamis sesuai dengan kemampuannya dan tanggung jawabnya. 22 Dengan iman dan taqwa, seseorang tidak akan mudah tersesat ke dalam hidup yang sia-sia mencelakan dirinya, keluarganya, dan masyarakat yang ada di sekitarnya. Maka inilah yang menjadi hakikat prinsipal dari pelayanan bimbingan dan penyuluhan konseling Islam, yaitu dengan membangkitkan dan mengaktualisasikan potensi iman dan taqwa yang ada pada orang lain secara tepat dan terarah, untuk mengembalikan kepada hakikat pribadi muslim yang sejati menurut tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Dalam paradigma dan kerangka bimbingan dan penyluhan konseling Islam, selain memaksimalkan perbuatan dan ikhtiar, bisa jadi kompleksitas persoalan yang dirasakan sebagai bebann dan sesuatu yang berantakan itu disebabkan rendahnya kualitas iman dan taqwa pada diri seseorang. Artinya, ketika itu hubungannya dengan yang maha pencipta, pengatur semesta alam, dan pemberi solusi Allah Swt sedang tidak harmonis atau kurang efektif. Hal ini merupakan indicator utama dari melemahnya iman dan taqwa sebagai 22 . M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam, Hal. 15

Dokumen yang terkait

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

5 53 167

BERSAMA SETELAH BERCERAI” (STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA) Proses Penyelesaian Perkara Perebutan Harta Bersama Setelah Bercerai Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta.

0 3 17

KENDALA YANG DIHADAPI HAKIM PENGADILAN AGAMA DALAM PELAKSANAAN MEDIASI PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SRAGEN.

0 0 14

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 16

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 2

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 8

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 13

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 2

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 39

KENDALA YANG DIHADAPI HAKIM PENGADILAN AGAMA DALAM PELAKSANAAN MEDIASI PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SRAGEN

0 2 14