Tabel 3.6 Blue Print Penelitian Skala Motivasi Belajar Siswa
Variabel Indikator No.
Item Motivasi Belajar
Siswa Variabel Y
1. Motivasi Belajar Intrinsik:
a.
Keinginan untuk belajar
b. Senang mengikuti pelajaran
c.
Menyelesaikan tugas
d. Meningkatkan pengetahuan
13, 20, 24 3, 9, 29, 30
8, 10, 21 4, 11, 15,
19, 22
2. Motivasi Belajar Ekstrinsik
a. Lingkungan sekitar
b.
Sarana belajar
c.
Penghargaan
1, 7 5, 25
6, 12, 16, 23
b. Uji Reliabilitas Skala
Reliabilitas instrumen menunjukkan keajegan soal dalam memberikan hasil pengukuran. Perhitungan reliabilitas menggunakan
rumus Alpha Cronbach’s.
Keterangan: S1² dan S2² : Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
Sx² : Varians skor skala
Untuk mengetahui reliabilitas skala layanan bimbingan dan konseling dan skala motivasi belajar siswa dapat dilihat pada kaidah
reliabilitas Guilford :
Tabel 3.7 Kaidah Reliabilitas Guilford
Kriteria Koefisien Reliabilitas
Sangat Reliabel 0,9
Reliabel 0,7 – 0,9
Cukup Reliabel 0,4 – 0,7
Kurang Reliabel 0,2 – 0,4
Tidak Reliabel 0,2
Dari hasil uji reliabilitas skala Layanan Bimbingan dan Konseling dengan menggunakan sistem komputerisasi program SPSS versi 16.0
maka didapat :
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation
N of Items 57.20
98.441 9.922
18
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
.941 18
Interpretasi :
Dari hasil perhitungan, diperoleh keseluruhan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach
skala layanan bimbingan dan konseling sebesar 0,941. Sedangkan untuk hasil uji reliabilitas skala Motivasi Belajar Siswa
didapat :
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation
N of Items 74.10
150.507 12.268
23
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
.953 23
Interpretasi :
Dari hasil perhitungan, diperoleh keseluruhan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach
skala motivasi belajar siswa sebesar 0,953. Dari perhitungan uji reliabilitas skala motivasi belajar siswa
diperoleh hasil keseluruhan item reliabel.
c. Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan guna membuktikan kebenaran untuk mengetahui apakah intensitas layanan bimbingan dan konseling secara
nyata mempengaruhi motivasi belajar siswa SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.
Dalam menguji kebenarannya yang dikemukakan oleh penulis, maka digunakan rumus product moment sebagai berikut:
r
xy
=
} }{
{
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
∑ −
∑ ∑
− ∑
∑ ∑
− ∑
Keterangan: rxy
: Angka indeks korelasi “r” product moment X
: Skor total X Y
: Skor total Y
∑X² : Kuadrat jumlah skor total X ∑X²
: Jumlah kuadrat skor total X ∑Y² : Kuadrat jumlah skor total Y
∑Y² : Jumlah kuadrat skor total Y
N : Number of Cases
Untuk memperoleh koefisien korelasi r kemudian digunakan dalam pengujian hipotesis statistik sebagai berikut:
Ho : P ≠ 0
Ha : P = 0 Ha
: Ada hubungan positif yang signifikan antara intensitas layanan bimbingan dan konseling dengan motivasi belajar siswa.
Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara intensitas
layanan bimbingan dan konseling dengan motivasi belajar siswa.
Setelah menguji hipotetsis, diuji pula seberapa besar kontribusi variabel layanan bimbingan dan konseling X terhadap motivasi belajar
siswa Y, dengan menggunakan rumus: KD = r² x 100
Keterangan: KD :
Koefisien Determinasi
r : Angka koefisien korelasi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Responden
1. Siswa
Penelitian ini melibatkan 30 responden yaitu siswa dan siswi yang bersekolah di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan dan masih duduk di
kelas XI.
Tabel 4.1 Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Kategori
Jumlah Persentase
1. Perempuan 14 46,6
2. Laki-laki 16 53,4
Total 30
100
Berdasarkan jenis kelamin, diperoleh gambaran siswa dan siswi diantaranya 14 46,6 yang berjenis perempuan dan 16 53,4 orang
yang berjenis kelamin laki-laki. Ini menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin, pengambilan responden lebih banyak laki-laki dari pada
perempuan.
41