berperan dalam belajar dan akan senantiasa menentukan intensitas usaha atau kegiatan seseorang”.
7
Adapun pendapat Alisuf Sabri fungsi motivasi diantaranya adalah: a. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan.
b. Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. c. Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi
senantiasa selekif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.
8
Dengan kata lain, fungsi motivasi adalah mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan dan meyeleksi perbuatan agar hasil dari
perbuatan itu memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Biasanya motivasi akan besar, bila orang dalam hal ini siswa mempunyai
visi jelas dari apa yang diinginkan. Ia mempunyai gambaran mental yang jelas dari kondisi yang diinginkan dan mempunyai keinginan besar untuk mencapainya.
Motivasilah yang akan membuat dirinya melangkah maju dan mengambil langkah selanjutnya untuk merealisasikan apa yang diinginkannya.
5. Jenis-jenis Motivasi
Secara umum motivasi terbagi atas dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. “Dalam prilaku belajar terdapat motivasi belajar. Motivasi
tersebut timbul karena faktor dari dalam instrinsik dan fakkor dari luar ekstrinsik”.
9
“Adapun yang dimaksud motivasi intrinsik, yaitu berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.
Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik”.
10
Tetapi harus diingat pula,
7
Zikri Neni Iska, Psikologi: Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan…, h. 42
8
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet. 2, h. 86
9
Dimyati, dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Cet. 2, h. 90
10
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, h. 23
kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.
Adapun hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan suatu perubahan tingkah
laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
“Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1 adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2 adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar; 3 adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4 adanya penghargaan dalam belajar; 5 adanya kegiatan belajar yang menarik; 6 adanya lingkungan
belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik”.
11
Jadi, dari hakikat yang telah di jelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai
keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga yang
menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi. Selain itu, peranan bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar
sangat diperlukan dalam aktivitas belajar seseorang, baik itu motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Oleh sebab itu, bila ada siswa yang kurang memiliki
motivasi intrinsik, maka diperlukan dorongan dari luar yaitu motivasi ekstrinsik agar siswa termotivasi dalam belajar. Maka, dalam hal ini, peranan seorang guru
BK di sekolah sangat diperlukan untuk menumbuhkan motivasi intrinsik tersebut. Kesalahan dalam memberikan motivasi ekstrinsik akan berakibat merugikan
prestasi belajar siswa dalam kondisi tertentu. Jadi, guru BK dalam memotivasi belajar siswa sangat berperan penting untuk menumbuhkan kembali motivasi
untuk belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar