Pengertian Konseling Bimbingan dan Konseling

2. Pengertian Konseling

“Kata “konseling” mencakup bekerja dengan banyak orang dan hubungan yang mungkin saja bersifat pengembangan diri, dukungan terhadap krisis, psikoterapis, bimbingan atau pemecahan masalah”. 16 Konseling merupakan bantuan masalah oleh konselor kepada klien konseli sehingga teratasinya suatu masalah. “ Konseling atau penyuluhan merupakan bagian dari program bimbingan di sekolah dan merupakan salah satu jenis pelayanan bimbingan”. 17 Tidak mengherankan kalau pelayanan bimbingan terutama ditujukan kepada orang- orang yang masih muda, khususnya terhadap murid di sekolah lanjutan dan mahasiswa di perguruan tinggi. Sekolah merupakan tempat yang membuka kesempatan yang luas untuk menawarkan pelayanan bimbingan. Bagi banyak siswa, sekolah merupakan satu-satunya tempat untuk menghubungi seorang pembimbing. Maka tidak mengherankan pula kalau di banyak negara, termasuk Indonesia, bimbingan di sekolah diberi proiritas dan paling dikembangkan. Pengembangan itu tampak jelas bila sekolah menyelenggarakan suatu program bimbingan, yaitu sejumlah kegiatan bimbingan yang terencana dan terorganisir selama periode waktu tertentu, misalnya selama satu tahun ajaran. “Konseling memegang peranan sangat penting dalam bimbingan, yang sering disebut sebagai “jantungnya” dari bimbingan; Counseling the heart of, konseling intinya bimbingan; Counseling is the core of guidance, konseling sebagai pusatnya bimbingan; Counseling is the centre of guidance Mortensen Schmuller. Konseling dimaknai sebagai jantung, inti dan pusat dari bimbingan karena merupakan layanan atau teknik bimbingan yang bersifat terapetik therapeutic atau bersifat menyembuhkan curative”. 18 16 John McLeod, Pengantar Konseling: Teori dan studi kasus, jakarata: Kencana, 2008, Ed. 3, Cet. 2, h. 5 17 Paimun, Bimbingan dan Konseling: Sari Perkuliahan, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2006, h. 42 18 Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling : Pengantar Pengembangan diri dan Pemecahan Masalah Peserta Didik, Jakarta: Kizi Brother’s, 2008, cet. 1, h. 18 Dalam konteks bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah, Tohirin menjelaskan pemahaman akan konseling dapat dimaknai dari akronim kata sebagai berikut: K adalah Kontak O adalah Orang N adalah meNangani S adalah maSalah E adalah Expert ahli L adalah Laras I adalah Integrasi N adalah Norma G adalah Guna “Konseling berarti kontak atau hubungan antara dua orang konselor dan klien untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien”. 19 Berdasarkan makna bimbingan dan konseling di atas, dapat dikemukakan bahwa bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing konselor kepada individu konseli melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memcahkan masalahnya sendiri. Dalam penerapannya di sekolah, bimbingan dan konseling menuntut adanya hal-hal sebagai berikut: a. Adanya organisasi bimbingan di mana terdapat pembagian tugas, peranan dan tanggungjawab yang tegas di antara para petugasnya. b. Adanya program yang jelas dan sistematis untuk melaksanakan penelitian yang mendalam tentang diri murid-murid, melaksanakan penelitian tentang kesempatan atau peluang yang ada, misalnya: kesempatan pendidikan, kesempatan pekerjaan, masalah-masalah yang berhubungan dengan human 19 Tohirin, Bimbingan dan Koseling di Sekolah dan Madrasah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, h. 25 relations, dan kesempatan bagi murid untuk mendapatkan bimbingan dan konseling secara teratur. c. Adanya personil yang terlatih untuk melaksanakan program-program tersebut di atas, dan dilibatkannya seluruh staf sekolah dalam pelaksanaan bimbingan; d. Adanya fasilitas yang memadai, baik fisik mupun non fisik suasana, sikap, dan sebagainya. e. Adanya kerjasama yang sebaik-baikya antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. 20

3. Hubungan Antara Bimbingan dan Konseling

Dokumen yang terkait

Hubungan antara persepsi siswa terhadap bimbingan konseling dan intensitas pemanfaatan layanan bimbingan konseling di SMA PGRI 109 Tangerang

2 15 105

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMA NEGERI 3 SRAGEN Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Motivasi Berprestasi Pada Siswa Sma Negeri 3 Sragen.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMA NEGERI 3 SRAGEN Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Motivasi Berprestasi Pada Siswa Sma Negeri 3 Sragen.

0 3 12

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR Hubungan Antara Intensitas Komunikasi Interpersonal Dengan Motivasi Belajar.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR Hubungan Antara Intensitas Komunikasi Interpersonal Dengan Motivasi Belajar.

0 1 19

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI, PENYESUAIAN DIRI DAN PERANAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN PRESTASI HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI, PENYESUAIAN DIRI DAN PERANAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.

0 0 15

PENDAHULUAN HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI, PENYESUAIAN DIRI DAN PERANAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.

0 1 10

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA, LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING, DAN MOTIVASI BELAJAR Hubungan Perhatian Orang Tua, Layanan Bimbingan Dan Konseling, Dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar (Penelitian pada Siswa SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo).

0 0 15

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA, LAYANAN BIMBINGAN KONSELING, DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR Hubungan Perhatian Orang Tua, Layanan Bimbingan Dan Konseling, Dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar (Penelitian pada Siswa SMK Muhammadiyah 1

0 0 20

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA ( Studi Korelasi Antara Intensitas Komunikasi Dalam Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII

0 0 18