Analisis Pendayagunaan dan Zis Pada pos Keadilan peduli umat (PKPU) dalam upaya meningkatakan gizi masyarkata Bintaro-Tangerang Selatan melalui program Budarzi (Ibu Sadar Gizi)

78 konsep program yang sangat reformatif dengan dana Infaq, dan merupakan suatu penggalangan dan pemanfaatan dana Infaq yang inovatif Penulis juga melihat keadaan ini secara keseluruhan, dalam mendayagunakan dana ZIS melalui program BUDARZI, PKPU memiliki suatu tujuan untuk merubah keadaan masyarakat kelurahan Pondok Jaya terutama masyarakat sekitar Posyandu Cempaka II menjadi lebih peduli tentang permasalahan gizi serta sadar akan pentingnya pemenuhan gizi bagi keluarga khususnya pada balita, bahkan lebih jauh lagi PKPU memilki tujuan untuk membentuk suatu masyarakat yang memiliki karakter mandiri. Dapat dikatakan demikian oleh penulis karena dari pengamatan keadaan di lapangan bahwasanya tingkat pertumbuhan gizi pada balita dan kesadaran orang tua tentang hal tersebut mengalami perubahan menuju arah yang lebih baik. Sehingga permasalahan-permasalahan kesehatan dan gizi yang terjadi pada masyarakat berkurang dibanding waktu-waktu sebelumnya. Hal yang senada juga diungkapkan oleh masyarakat yang menjadi binaan program BUDARZI, bahwa dengan adanya program BUDARZI kesehatan dan pertumbuhan balita mereka meningkat secara signifikan, serta pengetahuan mereka tentang kesehatan dan gizi pun bertambah. Dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat, dalam hal ini meningkatkan gizi pada balita, penulis melihat bahwa secara umum PKPU berperan dalam meningkatan gizi balita sekitar Posyandu Cempaka II di daerah Pondok Jaya – Bintaro. Serta PKPU turut secara aktif meningkatkan kesadaran, wawasan dan pengetahuan para orang tua agar mampu 79 menerapkan pola dan kaidah gizi yang sempurna untuk keluarga, dan PKPU berbagi keterampilan serta wawasan pada potensi-potensi lokal agar mampu lebih aware lagi terhadap permasalahan gizi balita di wilayah mereka. Sehingga secara keselurahan melalui program BUDARZI, PKPU mampu memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat Pondok Jaya – Bintaro Tangerang Selatan untuk mendapatkan kesehatan yang layak. Pada program BUDARZI, penulis melihat bahwa PKPU tidak hanya berperan sebagai lembaga sosial yang memilki hubungan dengan masyarakat sebatas pemberian bantuan semata. Akan tetapi PKPU mampu untuk berperan lebih dari itu dengan menjalin hubungan secara emosional dengan menjadi keluarga, teman dan mitra bagi masyarakat serta dengan sabar memberikan arahan dan solusi dalam segala bentuk permasalahan- permasalahan lain yang melatarbelakangi munculnya masalah gizi pada keluarga mereka. PKPU telah berhasil dalam merubah pola pikir masyarakat yang pada awalnya enggan untuk datang ke Posyandu menjadi suatu kesenangan tersendiri dikarenakan adanya dorongan untuk mereka datang ke Posyandu dengan pemberian bingkisan makanan untuk balita mereka pada setiap kegiatan Posyandu. Dalam hal ini penulis melihat bahwa PKPU memilki falsafah bahwa sesuatu hal yang awalnya dilakukan dengan terpaksa karena adanya dorongan hal tertentu, maka lambat laun akan menjadi sesuatu hal yang terbiasa untuk dilakukan lalu kemudian menjadi suatu karakter yang 80 melekat yang melekat pada diri seseorang. Tampaknya cara tersebut berhasil berjalan selama PKPU masih membina Posyandu Cempaka II. Akan tetapi yang menjadi kekhawatiran penulis serta para kader Posyandu tentang keadaan ini, ketika program BUDARZI telah berakhir pada akhir bulan Mei tahun ini adalah, apakah para masyarakat atau para ibu masih mau datang untuk memeriksakan balita mereka ke Posyandu. Hal inilah yang harus ditindak lanjuti kelak oleh para kader Posyandu setelah program BUDARZI berakhir untuk Posyandu Cempaka II. Dalam hal ini peneliti melihat suatu keinginan dari para kader yang telah memiliki suatu rencana untuk terus melanjutkan tradisi ini, adalah dengan meminta dana sosial kepada masyarakat sekitar dengan biaya relatif sangat terjangkau yaitu seribu rupiah setiap bulannya, yang nantinya dari dana tersebut dapat dialokasikan dalam bentuk bingkisan makanan yang diberikan kepada balita pada setiap kegiatan Posyandu dan para ibu pun masih mau untuk datang memeriksakan balita mereka ke Posyandu. Dari data-data dan informasi yang diperoleh penulis, bahwa PKPU sebagai lembaga sosial Islam mampu berperan secara keseluruhan dalam perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat Pondok Jaya – Bintaro Tangerang selatan, lebih khusus lagi pada masyarakat sekitar Posyandu Cempaka II. Hal tersebut dapat dilihat dari dampak porgram BUDARZI yang telah berjalan, selain meningkatnya status kesehatan dan gizi pada balita, dampak yang lebih nyata adalah perubahan prilaku, sikap, pola pikir, pengetahuan, wawasan serta kesadaran para orang tua atau ibu dalam 81 mendidik keluarga dengan baik dan sehat, termasuk pula perubahan yang dirasakan oleh para kader Posyandu yang menjadi lebih peduli dan aware dalam upaya-upaya memperbaiki status gizi masyarakat di daerah mereka. 82

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pendayagunaan dana ZIS pada PKPU dalam meningkatkan gizi masyarakat Bintaro kelurahan Pondok Jaya, adalah melalui sebuah program BUDARZI. Dimana dana tersebut bersifat dana Infaq dari suatu kegiatan donasi masyarakat yang dikumpulkan oleh suatu pusat pembelenjaan Giant, kemudian dana tersebut disalurakan kepada masyarakat yang bekerjasama dengan PKPU dalam bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat. Dimana kegiatan ini meliputi pemberian santunan makanan, wawasan, pengetahuan penyuluhan, pelatihan untuk para kader Posyandu, serta pemberian fasilitas alat penunjang bagi Posyandu Cempaka II yang akan digunakan pada kegiatan Posyandu. Jangka panjang dari semua itu bertujuan agar masyarakat mandiri untuk mampu merubah keadaan keluarga dan lingkungan mereka menuju hal yang lebih baik lagi. 2. Dalam upaya meningkatkan gizi masyarakat atau meningkatkan gizi pada balita. PKPU sangat berperan dalam hal meningkatan gizi balita di daerah Pondok Jaya. Serta PKPU turut secara aktif meningkatkan wawasan dan pengetahuan para orang tua agar mampu menerapkan pola dan kaidah gizi yang sempurna untuk keluarga, dan menumbuhkan serta mengelola potensi-potensi lokal agar mampu lebih peduli dan sigap untuk menekan permasalahan gizi balita di wilayah mereka.

B. Saran - saran

1. Melakukan tindakan-tindakan berupa follow up terhadap masyarakat kelurahan Pondok Jaya, meskipun kegiatan dari program BUDARZI telah berakhir. 2. Lebih intens dalam mengarahkan dan memberikan konsep-konsep pemikiran pada masyarakat dan kader Posyandu agar mampu berusaha dan berpikir mandiri, sehingga setelah berakhirnya program BUDARZI mereka mampu berdiri sendiri untuk mengatasi permasalahan- permasalahan gizi di lingkungan mereka. 3. Melakukan kegiatan-kegiatan simulasi sederhana bagi balita, untuk mengukur dan mengetahui tingkat kesehatan dan keaktifan balita.