Fakir Miskin Pendayagunaan Dana Zakat Reinterprestasi 8 Ashnaf

kebijaksanaan pendayagunaan zakat, misalnya kita ambil contoh salah satu yang menerima zakat adalah ibnu sabil, ibnu sabil mempunyai pengertian secara bahasa berarti anak jalanan atau musafir yang kehabisan bekal, tetapi untuk saat ini tentunya mengalami perkembangan makna, kata ibnu sabil dapat diartikan bukan saja untuk keperluan musafir yang kehabisan bekal, tetapi juga untuk keperluan pengungsi bencan alan dan sejenisnya 13

a. Fakir Miskin

Fakir miskin adalah mustahik yang mempunyai dua ciri 1 kelemahan dalam bidang fisik 2 kelemahan dalam bidang harta benda penyerahannya bisa disampaikan secara langsung kepada fakir miskin atau melalui badan pengelola, sedangkan sistem pendayagunaan bisa bersifat konsumtif bisa juga bersifat produktif. 14 Untuk pendayagunaan secara produktif, asyairazi dalam mahzabnya mengutip dari Sjechul Hadi Pernomo, menerangkan bahwa seorang fakir yang mampu tenaganya diberi alat kerja, yang mengerti dagang diberikan modal dagang. Dana zakat dapat didayagunakan untuk investasi produktif, untuk membiayai bermacam-macam proyek pembangunan dalam bidang pendidikan, 13 Hamid Abidin, Reintreprestasi Pendayagunaan ZIS Jakarta: PIRAC, 2004, h. 9-10 14 Sjechul Hadi Permono, Pendayagunaan Zakat dalam Rangka Pembangunan Nasional Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995 cet ke-2, h. 53 pemeliharaan kesehatan, air bersih dan aktivitas-aktivitas kesejahteraan sosial yang lain, yang digunakan semata-mata untuk kepentingan fakir miskin. 15 Menurut Masdar F. Masudi dalam konteks kehidupan sosial kita sekarang, dan zakat untuk sektor fakir miskin bisa mencakup: a. Pembagunan saran dan prasarana pertanian, pembangunan sektor industri yang secara langsung berorientasi pada peningkatan kesejahteraan rakyat. b. Penyelenggaraan sentra-sentra pendidikan keterampilan untuk mengatasi pengangguran. c. Pembangunan pemukiman rakyat tunawisma atau gelandangan. d. Pengadaan sarana dan prasarana kesehatan. e. Pengadaan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan usaha mensejahterakan rakyat. 16 Orang miskin di samping tidak mampu di bidang finansial, mereka juga tidak memiliki pengetahuan dan akses. Untuk mencapai tujuan zakat, maka disamping dana zakat yang bersifat konsumtif dan produktif, juga dapat dipergunakan untuk program yang mengarah pada upaya mendapatkan hak kaum miskin, seperti pendampingan kaum miskin advokasi, HAM dan sejenisnya. Bantuan finansial saja tidak akan meningkatkan taraf hidup mereka, apabila 15 Ibid., h.55-57 16 Masdar F. Masudi, Menggagas Ulang Zakat Bandung: Mizan, 2005, h.115-116 penyebab dari ketidakmampuan dan ketidakberdayaan mereka diatasi. 17 Sehingga mampu untuk menolong semua permasalahan yang ada pada fakir miskin untuk lebih mendapatkan kehidupan yang sejahtera.

b. Amil