Di dalam perannya sebagaiman dikatakan David Berry terdapat dua macam harapan, yaitu : Pertama, harapan-harapan dari masyarakat terhadap
pemegang peran atau kewajiban-kewajiban dari pemegang peran. Kedua, harapan-harapan yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap
masyarakat atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan peranannya atau kewajiban-kewajibannya.
Dari kutipan tersebut begitu jelas bahwa ada suatu harapan dari masyarakat terhadap individu atau kelompok akan suatu peran agar
dijalankan sebagaimana mestinya, sesuai dengan kedudukannya dalam lingkungan tersebut. Individu atau kelompok dituntut memegang peranan
yang diberikan oleh masyarakat kepadanya, dalam hal ini peranan dapat dilihat sebagai bagian dari sturktur masyarakat, misalnya peran-peran
dalam pekerjaan, keluarga, kekuasaan dan peran-peran lainnya yang diciptakan oleh masyarakat.
4. Peran Pekerja Sosial
Pekerja sosial adalah agen perubah. Sebagai seorang agen, pekerja sosial diharapkan mempunyai keterampilan untuk bekerja dengan individu,
kelompok, dan keluarga dan menghasilkan perubahan masyarakat.
44
Sementara menurut pasal 1 ayat 4 undang-undang kesejahteraan sosial No.
44
Carles Zastrow, Introduction to Social Work and Social Welfare 6th ed California: Brook Publishing Company A Division of International Thomson Publishing, 1996 h.6
11 tahun 2009, pekerja sosial profesional adalah seseorang yang bekerja baik di lembaga pemerintahan maupun swasta yang memiliki kompetensi
dan profesi pekerjaan sosial, dan kepedulian dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan atau melalui pengalaman
praktek pekerjaan sosial untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial.
Dalam melaksanakan tugasnya, pekerja sosial memiliki peran-peran tertentu sesuai dengan bidang yang ditanganinya. Berikut adalah
penjelasan Zastrow mengenai peran-peran pekerja sosial : a.
Enabler Pemungkin Dalam peran ini, seorang pekerja sosial membantu individu atau
kelompok untuk mengartikulasikan kebutuhan dan mengidentifikasikan masalah mereka, dan mengemukakan kapasitas mereka agar dapat
menangani masalah yang lebih efektif. b.
Broker Penghubung Seorang broker menghubungkan individu dan kelompok yang
membutuhkan bantuan dan tidak mengetahui dimana menemukannya dengan komunitas pelayanan.
c. Advokat Pembela
Menyediakan kepemimpinan dalam pengumpulan, pembuktian validitas kebutuhandan permintaan klien, dan melakukan keputusan
institusi yang tidak menyediakan layanan tersebut.
d. Empower
Pekerja sosial menggunakan kekuasaan untuk mengembalikan kapasitas klien untuk mengerti lingkungan mereka, membuat pilihan
bertanggung jawab pada organisasi advokasi. e.
Aktivis Sebagai seorang aktivis, pekerja sosial melakukan perubahan
institusional yang lebih mendasar, dan seringkali tujuannya adalah pengalihan sumber daya atupun kekuasaan pada kelompok yang kurang
mendapatkan keuntungan. f.
Mediator Peran
mediator meliputi intervensi dalam perselisihan antara
kelompok membantu mereka menemukan persetujuan yang paling menguntungkan.
g. Negosiator
Seorang negosiator membantu kelompok yang berada dalam konflik dan melakukan tawar menawar dan persetujuan untuk menemukan
kesepakatan yang dapat diterima satu sama lainnya. h.
Edukator Seorang pendidik memberikan informasi kepada klien dan
mengajarkan mereka keterampilan menyesuaikan diri. Dalam menjalankan peran sebagai pendidik, pekerja sosial diharapkan memiliki kemampuan
menyampaikan informasi dengan baik dan jelas, serrta mudah ditangkap oleh komunitas yang menjadi sasaran perubahan.
i. Inisiator
Seorang inisiator memberikan perhatian kepada masalah yang potensial. Ini sangat penting untuk menerima suatu masalah yang
memerlukan perhatian. j.
Peneliti Peneliti
dalam praktek
pekerjaan sosial
dapat melibatkan
membacapada literatur pada topik yang menarikdan mengevaluasihasil praktek seseorang.
k. Fasilitator Kelompok
Seorang fasilitator kelompok bersedia sebagai pemimpin sebuah diskusi kelompok dalm kelompok terapi, edukasi, membutuhkan bantuan,
sensitivitas, terapi keluarga, dan sebuah kelompok dengan beberapa fokus masalah yang berbeda.
45
45
Carles Zastrow, Introduction to Social Work and Social Welfare 6th ed California: Brook Publishing Company A Division of International Thomson Publishing, 1996 h. 36-38
52
BAB III GAMABARAN UMUM TETANG POS KEADILAN PEDULI UMAT
PKPU DAN PROGRAM IBU SADAR GIZI BUDARZI A. Latar Belakang Berdirinya Pos Keadilan Peduli Umat PKPU
Krisis yang terjadi padan tahun 1997 mempengaruhi kondisi perekonomian bangsa rakyat indonesia. Seperti menyikapi krisi yang berkembang,
17 September 1998 sejumlah anak-anak muda yang energik melakukan aksi sosial bertindak di sebagian besar wilayah Indonesia.
Menindak lanjuti aksinya, mereka kemudian menggagas entitas kepedulian publik yang bisa bergerak secara sistematis, maka pada 10 Desember
1999 lahirlah lembaga sosial yang bernama Pos Keadilan Peduli Umat PKPU.
1
Dalam perkembangannya, PKPU menyadari bahwa potensi dana umat yang berasal dari zakat, infaq, dan shadaqah sangat besar. Sebagi negara
berpenduduk muslim terbesar di dunia, indonesia bisa mengoptimalkan dana ZIS untuk memberdayakan masyarakat miskin. 8 Oktober 2001, PKPU mendapat
pengukuhan sebagai lembaga amil zakat nasional dengan SK Menteri Agama RI No 441. Hal ini membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap PKPU
semakin besar. Pada hari senin, 21 Juli 2008, lembaga kemanusian nasional PKPU telah
memperoleh register di PBB sebagai lembaga dengan status “Special Consultative Status” dari economic and social council ecosoc.
1
www.pkpu.or.id
PKPU berkomitmen dalam rangka menfasilitasi antara dermawan agniya disatu pihak dengan fakir miskin dhuafa dilain pihak, kerja yang
amanah dan profesional merupakan keharusan bahkan tuntutan yang kami wujudkan dalam kultur dan etos kerja.
Lembaga menunaikan dan menyampaikan kewajiban serta hak sesuai dengan amanah secara profesional, adil dan transparan hingga kepercayaan
donatur dan bantuan yang diberikan pada dhuafa meningkat menjadi harapan kami.
B. Visi, Misi dan Tujuan PKPU Visi: