1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zakat  adalah  ibadah maaliyah  ijtima’iyyah yang  memiliki  posisi  sangat penting,  strategis,  dan  menentukan  bagi  pembangunan  kesejahteraan  umat.
1
Ajaran zakat  ini  memberikan  landasan  bagi  tumbuh  dan  berkembangnya  kekutan  social
ekonomi,  kesehatan,  pendidikan  dan  lain-lain.  Kandungan  ajaran  zakat  ini  memiliki dimensi  yang  luas  dan  kompleks,  bukan  saja  nilai-nilai  ibadah,  moral,  spiritual  dan
ukhrawi semata. Zakat  merupakan  salah satu  ketetapan  Allah  SWT  menyangkut  harta,  karena
Allah  SWT menjadikan  harta  sebagai  sarana  kehidupan  bagi  umat  manusia.  Betapa pentingnya kedudukan zakat itu sampai Al-Qur’an menyebutkan 82 kali, dimana kata
iitaa  al-zakaah selalu  bergandengan  dengan iqaamuu  al-shalaah,  maka  Al-Qur’an menjadikan  zakat  dan  shalat sebagai  lambang  dari  keseluruhan  ajaran Islam.
2
Sebagaimana firman Allah SWT:
 
 
 
 
1
Masdar F. Mas’udi, Fathurahman Djamil, Didin Hafiduddin, Siti Musdah Mulia Dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS Menuju Efektifitas Pemanfaatan Zakat, Infak, Sedekah, Jakarta:
Piramedia, Mei 2004, cet. Ke-1, h.1
2
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat: Studi Komperasi Mengenai Status Dan Filsafat Zakat Berdasarkan Al-Qur’an Dan Hadist, Jakarta: Mizan, 1996, cet ke-4, hal.39
Artinya:  “……Dan  dirikanlah  shalat,  tunaikanlah  zakat  dan  rukulah  beserta  orang- orang yang ruku…..” Q.S Al-baqarah 2 43
Membayar  zakat  merupakan  salah  satu  rukun Islam  yang  sangat  jelas  dan tegas.  Dalam  Al-Qur’an  perintah  berzakat senantiasa  beriring  dengan  perintah
mendirikan  shalat.  Hal  ini  membuktikan  bahwa  sesungguhnya  mengelurakan  zakat sama wajibnya dengan mendirikan shalat. Jika shalat mampu mencegah manusia dari
perbuatan keji dan mungkar, sedangkan zakat mampu mencegah dan menyelesaikan segala bentuk problematika umat pada saat ini.
Zakat,  infaksedekah merupakan  salah  satu  ibadah  yang  berhubungan langsung  dengan  dimensi  sosial  kemasyarakatan,  yang  pengelolaan  dan
penggunaanya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat  yang membutuhkan. Allah berfirman dalam Al-Quran surat At-Taubah: 103
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.”
Di dalam surat Adz-Dzaariyat ayat 19 Allah juga berfirman:
 
 
 
Artinya: “Dan  pada  harta-harta  mereka  ada  hak  untuk  orang  miskin  yang meminta-minta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian.”
Begitu  banyaknya  problematika yang  terjadi  dalam  kehidupan  masyaakat Indonesia,  baik  masalah  ekonomi,  sosial,  politik,  budaya  dan  lain-lain,  dapat
mengakibatkan  para  pemangku  kekuasaan  di  Negara  ini  tidak  dapat  menyelesaikan masalah  tersebut  seorang  diri. Sehingga  terjadi  krisis  diberbagai  aspek  kehidupan
masyarakat pada saat ini. Satu  diantara  sekian  banyak problematika  umat  tersebut  adalah  terletak  pada
kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi. Apabila ingin disebutkan lebih rinci, maka akan  tampak  bahwa  problematika  umat  dewasa  ini,  sekurang-kurangnya  mecakup
tingkat  penghasilan  riil  yang  rendah,  peran  serta  dan  kemampuan  bersaing  yang rendah  dalam  pengelolaan sumber-sumber  ekonomi  nasional,  tingkat  pengangguran
yang  tinggi,  keterbatasan  kemampuan  dalam  mengakses  sumber-sumber informasi dan  teknologi  industri,  ketidakmerataan  kemakmuran  dan  kesejahteraan  hidup  yang
tinggi,  dan  lain  sebaginya.  Problematika  umat  ini  terbungkus  rapih  dan  tersembunyi dibalik wajah kemiskinan.
3
Mengenai  problematika  kemiskinan    dan  keterbelakangan  ekonomi,  yang salah  satunya  berdampak  pada  tidak  mampunya  masyarakat  untuk  memenuhi
kebutuhan  jasmani  sehingga berakibat  pada  menurunnya kesehatan  masyarakat
3
Lili Bariadi, dkk. Zakat Dan Wirausaha, Jakarta: Centre For Enterpreneurship Development, 2005, cet ke-1, h.46
termasuk  pula status gizi masyarakat  miskin. Hal  tersebut  diperparah  dengan ketidakmampuan  masyarakat  miskin  untuk  membeli  makanan  yang  bergizi,
dikarenakan  tingkat penghasilan  ekonomi  yang  rendah.  Sehingga  rentan  akan serangan  berbagai  penyakit  yang  mengancam  kesehatan  mereka. Terutama  pada
kelompok  usia  balita,  yang  di  mana  dalam  tumbuh  kembangnya  masih  memerlukan asupan nutrisi yang optimal
Melihat problematika  masalah  tersebut,  sejumlah  anak-anak  muda  yang kreatif  dan  peka  terhadap  lingkungan  masyarakat  melakukan  aksi sosial  di  sebagian
wilayah Indonesia. Mereka kemudian menggagas kegiatan atau organisasi kepedulian publik  yang  bergerak  secara  terarah. Lembaga  sosial  tersebut  adalah  Pos  Keadilan
Peduli Umat PKPU. Dalam  perkembangannya, Pos  Keadilan  Peduli  Umat  sebagai  lembaga  zakat
memiliki  kerjasama  dengan berbagai  pihak yang  ingin  menyalurkan zakat, infaksedekah yang  bertujuan  untuk  memberdayakan  masyarakat  dengan  berbagai
program  yang  produktif,  salah satunya  pada  bidang  kesehatan yang  fokus  pada perbaikan gizi masyarakat. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian tentang  pendayagunaan dana zakat,  infaq,  dan  shadaqoh pada  Pos
Keadilan Peduli Umat PKPU, dengan judul “Pendayagunaan Dana ZIS Pada Pos Keadilan  Peduli  Umat  PKPU Dalam  Upaya  Meningkatkan Gizi Masyarakat
Bintaro – Tangerang Selatan Melalui Program Ibu Sadar Gizi”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah