4. Masalah Gizi di Indonesia
Pada saat ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang pada umumnya
disebabkan oleh kemiskinan; kurangnya persediaan pangan; kurang baiknya kualitas lingkungan sanitasi; kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan; dan adanya daerah miskin gizi iodium. Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan
ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai denga kurangnya pengetahuan gizi, menu seimbang dan kesehatan.
37
a. Masalah Gizi Kurang Keberhasilan pemerintah dalam peningkatan produksi pangan pada
Pembangunan Jangka Panjang PJP disertai dengan perbaikan distribusi pangan, perbaikan ekonomi, dan peningkatan daya beli masyarakat, telah
banyak memperbaiki keadaan gizi masyarakat. Akan tetapai empat masalah gizi kurang hingga sekarang masih ada walau dalam taraf jauh berkurang.
Di antaranya adalah: 1. Kurang Energi Protein KEP
2. Anemia Gizi Besi AGB 3. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium GAKI
4. Kurang Vitamin A KVA
37
Sunita Almatsier, Prinsip Dasar Ilmu Gizi Jakarta: Gramedia, 2005, h.301
Adapun cara penanggulangan masalah gizi kurang perlu dilakukan secara terpadu antar departemen dan kelompok profesi, melalui upaya-
upaya peningkatan pengadaan pangan, penganekaragaman produksi dan konsumsi pangan, peningkatan status sosial ekonomi, pendidikan dan
kesehatan masyarakat, serta peningkatan teknologi hasil pertanian dan teknologi pangan. Semua upaya ini bertujuan untuk memperoleh perbaikan
pola konsumsi pangan masyarakat yang beranekaragam dan seimbang dalam mutu gizi.
38
Untuk itu perlu adanya tingkat kesadaran dari setiap elemen-elemen yang terkait dalam permasalahan ini, untuk lebih peduli akan masalah
kesehatan yang terutama adalah masalah gizi. b. Masalah Gizi Lebih
Masalah gizi lebih baru muncul di permukaan pada awal tahun 1990- an. Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu, terutama
di perkotaan menyebabkan perubahan dalam gaya hidup, terutama dalam pola makan. Pola makan tradisional yang tadinya tinggi karbohidrat, tinngi
serat kasar dan rendah lemak berubah ke pola makan baru yang rendah karbohidrat, rendah serat dan tinggi lemak, sehingga menggeser mutu
makanan kearah tidak seimbang. Perubahan pola makan ini dipercepat oleh makin kuatnya arus budaya makanan asing yang disebabkan oleh
38
Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni Jakarta: Rineka Cipta, 2007, h. 303-306
kemajuan teknologi informasi dan globalisasi ekonomi. Di samping itu perbaikan ekonomi menyebabkan berkurangnya aktifitas fisik masyarakat
tertentu. Perubahan pola makan dan aktifitas fisik ini menyebabkan semakin bayaknya penduduk golongan tertentu mengalami masalah gizi
lebih berupa kegemukan dan obesitas. Makanan berlebih dikaitkan pula dengan tekanan hidup atau stress.
39
Dampak masalah gizi berlebih pada orang dewasa tampak dengan makin meningkatnya penyakit degeneratif,
seperti jantung koroner, diabetes, hipertensi dan penyakit hati.
C. Peran 1. Pengertian Peran