sejak itu timbul kebiasaan untuk menyelenggarakan upacara minum teh tiap-tiap tahun, yang sampai sekarang masih berlangsung.
Perhatian terhadap hasil teh tidak terbatas di Jepang dan RRC saja. Abad VI pedagang-pedagang Turki yang sudah mengadakan hubungan dengan Tiongkok,
membawa hasil teh ke negerinya untuk diperdagangkan. Abad XVI hasil teh mulai dikenal orang dibenua Eropa, yaitu setelah pendeta-pendeta Kristiani yang datang
kembali dari Tiongkok dan membawanya sebagai oleh-oleh. Tahun 1610 oleh pedagang bangsa Belanda hasil teh dari Tiongkok mulai
diperdagangkan di negeri Belanda dan lain-lain negeri di Eropa. Dalam abad XVIII lebih banyak lagi orang-orang di benua Eropa suka minum teh. Juga di Rusia dalam
abad tersebut sudah banyak orang yang mengenal teh, sementara itu hasil teh juga diperkenalkan kepada penduduk Amerika Utara, yang beda dengan penduduk benua
lainnya umumnya memberi sambutan baik sekali Spillane, J., 1992; 16. Dengan demikian maka dalam abad XVIII hasil teh sudah dikenal dan diharapkan orang
diseluruh dunia, sehingga di pasar dunia hasil teh itu merupakan barang dagangan yang penting dan yang memberikan banyak keuntungan.
2.3. Definisi dan Jenis Teh
Tanaman teh aslinya ditulis oleh Linnaeus didalam sistem binominalnya pada tahun 1753 sebagai Teh sinensis, sekarang teh diletakkan di Camellia sebagai C,
sinensis keluarga Tehaceae. Linnaeus mengakui dua jenis yang sebelumnya
Universitas Sumatera Utara
digambarkan oleh John Hill, yaitu , T.viridis dan T.bohea. secara keliru dianggap bahwa T.bohea adalah sumber teh hitam, sedangkan T.viridis menghasilkan teh hijau.
Pada tahun 1843 Robert Fortune menemukan bahwa teh hitam dan teh hijau dihasilkan dari daun tanaman yang sama dengan proses produksi yang berbeda
Spillane, J., 1992; 19.
Pada umumnya teh-teh dapat dikelompokkan dalam tiga golongan Spillane, J., 1992; 22:
1. Teh yang difermentasikan atau teh hitam fermented
2. Teh yang tidak difermentasikan atau teh hijau
3. Teh yang setengah difermentasikan atau oolong semi fermented
Teh datang dari tanaman yang hampir sama di semua negara. Perbedaan antara jenis teh tersebut dikarenakan perbedaan cara produksi dan iklim lokal, tanah
dan kondisi pengolahan. Ada kira-kira 1.500 tanaman teh yang berbeda dan kira-kira 2.000 campuran yang mungkin.
Dalam perdagangan teh internasional dikenal 3 golongan teh, yang pengolahannya berbeda-beda dan demikian juga bentuk serta cita rasanya, yakni
Spillane, J., 1992; 22: a.
Black Tea teh hitam b.
Green Tea teh hijau atau teh wangi c.
Oolong Tea Teh Oolong
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan pokok antara teh hitam dan teh hijau adalah bahwa teh hitam mengalami proses fermentasi proses pemeraman yang merupakan ciri khasnya,
sedangkan teh hijau tidak mengenal fermentasi dalam proses pengolahannya. Disamping itu teh hitam tidak mangandung unsur-unsur lain diluar pucuk teh,
sedangkan teh hijau karena bau daunnya tidak hilang karena tidak mangalami proses fermentasi itu harus dikompensasi dengan wangi-wangian dari bahan non teh. Di
Indonesia biasanya bunga melati digunakan dalam proses ini. Teh Oolong khas teh CinaTaiwan, merupakan semacam perkawinan antara teh hitam dan teh hijau, yakni
mengalami “setengah fermentasi”. Jenis-jenis mutu teh hitam dapat dibagi dalam tiga golongan dengan
perincian sortasi mutu-mutunya sebagai berikut: 1. Teh daun atau Leaf Tea, yang terdiri dari mutu-mutu: Orange Pekoe, Pekoe,
Pekoe Souchon 2. Teh Remuk atau Broken Tea, yang terdiri dari mutu-mutu: Broken Orange
Pekoe, Broken Pekoe, Broken Tea. 3. Teh Bubuk atau Powdered Tea, yang terdiri dari mutu-mutu: Fanning, Dust.
Teh daun mempunyai karakteristik mutu-mutunya sebagai berikut: a. Orange Pekoe singkatan dalam perdagangan OP, terdiri untuk sebagian besarnya
dari kuncup-kuncup yang halus dan masih berbulu yang belum mekarterbuka.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk teh ini panjang dan halus. Warna teh ini hitam mengkilap dan pada ujung kuncup daun itu terdapat titik kuning emas tips.
b. Pekoe P, terdiri dari daun-daun kuncup. Warnanya hitam mengkilap bercampur warna kecoklat-coklatan. Bentuknya lebih pendek dan lebih lebar dibanding OP.
c. Pekoe Souchon PS, terdiri dari daun pucuk. Warnanya hitam mengkilap. Rasanya lebih pahit dan kurang harum dibanding OP dan P.
Teh remuk mempunyai karakteristik mutu-mutunya sebagai berikut: a.
Broken Orange Pekoe BOP, bentuknya keriting ukuran kecil daun teh remuk yang tidak utuh. Teh ini mengandung tips kuncup yang belum mekar. Warnanya
hitam mengkilap tanpa warna coklat. b.
Broken Pekoe BP, rupanya hampir sama dengan BOP, tetapi tidak mengandung tips.
c. Broken Tea BT, terdiri dari daun-daun yang tidak tergulung sewaktu masuk
mesin penggulung roller dan mempunyai bentuk kecil-kecil serta tipis. Sebelum pihak konsumen teh membeli teh hasil perkebunan tertentu, mutu
teh itu dinilai terlebih dahulu dari contoh-contoh representatif yang diambil dari suatu chop produksi. Penilaian teh atau tea testing dilakukan dalam dua tingkat, yakni
Spillane, J., 1992; 23: a.
Penilaian kualitas luarnya dari teh Appearance of teh tea b.
Penilaian kualitas dalamnya Inner quality. Dalam melaksanakan penilaian teh itu digunakan cara-cara sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Pemeriksaan contoh teh kering dengan menilai kenampakannya secara visual
visual appearance dalam bentuk teh, warnanya,keratannya. b.
Pemeriksaan contoh air seduhan liquor teh dengan menilai warna, aroma, dan rasa.
c. Pemeriksaan contoh ampas seduhan infusion dengan menilai warna serta
aromanya. Diambil kadar air dari teh kering teh terkenal higroskopismenghisap lembab udara.
2.4. Komoditi Teh di Indonesia 2.4.1. Sejarah Teh Indonesia