Perkembangan Komoditi Teh Indonesia

pabrik teh, rehabilitasi tanaman dan pendirian beberapa pabrik baru Spillane, J., 1992; 7.

2.4.2. Perkembangan Komoditi Teh Indonesia

Indonesia memiliki banyak perusahaan teh baik milik pemerintah maupun swasta yang mengelola komoditi teh dari hulu hingga hilir. Lahan yang luas dan produkstivitas tanaman teh yang tinggi mampu membawa Indonesia menduduki peringkat ke tujuh sebagai negara produsen dan eksportir terbesar di dunia. .Tabel 2.1. Luas Areal Perkebunan Teh Seluruh Indonesia Menurut Pengusahaan 1990-2009 TAHUN LUAS AREAL HA PR PBN PBS TOTAL 1990 51,238 49,495 28,347 129,080 1991 51,468 51,662 30,575 133,705 1992 53,040 51,322 33,145 137,507 1993 55,678 51,296 35,609 142,583 1994 57,517 50,507 37,500 145,524 1995 61,202 4,939 41,839 152,431 1996 65,372 43,282 33,828 142,842 1997 64,498 43240 34,484 142,222 1998 65,372 50,446 40,752 157,039 1999 65,272 49,157 42,410 156,839 2000 67,100 44,263 42,312 153,675 2001 67,580 44,554 38,738 150,872 2002 66,289 44,608 39,810 150,707 2003 64,742 41,988 34,874 143,604 2004 61,902 44,768 35878 142,548 2005 60,771 44,066 34,284 139,121 2006 60,990 46,661 27,939 135,590 2007 60,948 42,579 30,207 133,724 2008 60,539 38,946 28,227 127,712 2009 60,923 38,199 30,165 129,287 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan Universitas Sumatera Utara . Penurunan luas areal teh di Indonesia tentu saja akan mempengaruhi jumlah total produksi nasional. Namun, terkadang penurunan luas areal tidak berpengaruh pada produksi,bahkan produksi mengalami peningkatan. Hal ini mungkin disebabkan meningkatnya produkstivitas tanaman secara biologisnya. Adapun perkembangan produksi teh nasional dapat dilihat pada tabel berikut. Table 2.2. Produksi Teh Seluruh Indonesia menurut Pengusahaan 1990-2009 TAHUN PRODUKSI PR PBN PBS TOTAL 1990 33381 95346 29192 155919 1991 27898 84035 27587 139520 1992 31834 94023 27844 153701 1993 36631 95126 33237 164994 1994 30294 78383 30545 139222 1995 32593 87432 33988 154013 1996 34256 96642 38537 169417 1997 32619 88259 32770 153648 1998 34137 91079 41612 166825 1999 34561 86099 40343 165003 2000 39466 84132 38989 162587 2001 40160 86207 40500 166867 2002 44773 80426 39995 165194 2003 47079 82082 40660 169821 2004 40200 89303 36448 165951 2005 37746 89959 38386 166091 2006 37355 81847 27657 146859 2007 38937 80274 31412 150623 2008 38593 78354 37024 153971 2009 38559 80889 29468 148916 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan Hasil yang dicapai selain untuk dikonsumsi di dalam negeri,juga diekspor ke berbagai negara. Kondisi pasar ekspor yang selama ini menjadi target pasar utama Universitas Sumatera Utara sangat sulit karena posisi Indinesia hasnya sebagai pengikut pasar dengan pangsa pasar hanya sekitar 6 persen. Untuk melihat perkembangan hasil ekspor dan import teh Indonesia dapat disajikan pada tabel di 2.3 Tabel 2.3. Volume Ekspor dan Impor Teh Indonesia 1980-2007 TAHUN EKSPOR IMPOR VOLUME TON NILAI 000 US VOLUME TON NILAI 000 US 1980 74,711 112,669 51 156 1981 71,259 100,837 56 192 1982 63,660 89,493 51 182 1983 68,624 120,435 65 124 1984 85,650 226,291 58 110 1985 90,121 149,083 59 115 1986 79,040 99,094 251 303 1987 90,422 118,736 83 120 1988 92,678 125,309 146 224 1989 114,710 162,735 540 641 1990 110,963 181,017 6,699 8,906 1991 110,217 143,130 713 1,018 1992 121,259 140,909 411 713 1993 127,926 155,696 582 776 1994 79,056 87,921 453 678 1995 79,227 87,719 260 291 1996 101,532 112,342 190 329 1997 66,843 88,837 2,817 2,871 1998 67,219 113,208 3,995 4,359 1999 97,847 97,140 619 615 2000 105,582 112,105 2,632 3,091 2001 107,144 112,524 2,632 3,091 2002 100,184 103,427 3,526 3,651 2003 88,894 95,970 4000 3,807 2004 98,572 116,018 3,925 5,531 2005 102,389 121,777 5,479 7,161 2006 95,338 134,515 5,293 8,703 2007 83,658 125,243 10,366 11,855 Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan Universitas Sumatera Utara Berikut dapat kita lihat perkembangannya melalui gambar 2.1. Gambar 2.1. Volume Ekspor Impor Komoditi Teh Indonesia 1969-2007 Sementara untuk nilai ekspor dan impor,dapat pula digambarkan melalui gambar 2.2. Dari gambar 2.2 terlihat bahwa nilai ekspor tertinggi dicapai pada tahun 1990 yaitu sebesar US 181.017.000 dengan total volume ekspornya sebesar 110.963 ton. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi Indonesia khususnya bagi produsen teh di Indonesia. Namun pada tahun-tahun berikutnya, volume dan nilai ekspornya cemderung menurun. 24 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2. Nilai Ekspor Impor Komoditi Teh Indonesia 1969-2007 Untuk harga komoditi teh Indonesia sangat dipengaruhi oleh jumlah permintaan dan ketersediaan komoditi teh di tingkat dunia. Apabila pasokan dunia berlimpah maka harga teh Indonesia akan menurun. Mutu dan kualitas teh tentunya juga menjadi faktor penentu tingkat harga komoditi teh Indonesia. Berikut adalah perkembangan harga komoditi teh menurut beberapa pusat pelelangan teh seperti Colombo Tea Auction CTA, Jakarta Tea Auction JTA, dan Mombasa Tea AuctionMTA. 25 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3. Harga Komoditi Teh Indonesia Tahun 2000-2010 Sumber: Departemen Pertanian Komoditi teh banyak diperdagangkan di Colombo dan Mombasa. Dari ketiga tempat pelelangan tersebut, jika dibandingkan dengan harga komoditi teh di pasar dunia, harga komoditi teh Indonesia masih lebih rendah, yang ditunjukkan dari pergerakan grafik JTA Jakarta Tea Auction. Dari gambar 2.3 dapat dilihat bahwa ternd harga komoditi teh di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Namun meskipun demikian, harga komoditi teh Indonesia masih jauh bila dibandingkan dengan harga komoditi teh di pusat pelelangan teh lainnya seperti di Colombo Tea Auction Sri Langka dan Mombasa Tea Auction. Pada tahun 2006, harga teh Indonesia berpotensi mengalami kenaikan. Kenaikan ini disebabkan oleh faktor penurunan produksi Kenya. Sebesar 40 karna 26 Universitas Sumatera Utara kemarau yang melanda negara tersebut. Hal ini memberikan dampak positif pada harga teh Indonesia. Kenaikan ini merupakan kenaikan tertingggi sejak 6 tahun sebelumnya. Tingkat konsumsi teh penduduk Indonesia juga masih lebih rendah dibandingkan dengan tingkat konsumsi teh di negara produsen teh lainnya. Tabel 2.4 menunjukkan tingkat konsumsi teh Indonesia yang relatif tetap dan tergolong rendah, jika dibandingkan dengan negara lain yang memiliki tingkat konsumsi teh per kapita cukup tingggi, seperti India mencapai di atas 660 gram, Sri Lanka 1,380 gram, Hongkong 1.370 gram, inggris 2.240 gram, Irlandia 2.960 gram, Polandia 820 gram, Bahrain 1.310 gram, Arab diatas 2000 gram, Pakistan 750 gram, Jepang 1.040 gram dan New Zealand 950 gram ITC, 2004 Tabel 2.4. Perkembangan Konsumsi Teh Per Kapita Dalam Negeri 1997-2003 Sumber : International Tea CommitteeITC, 2004 Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya konsumsi per kapita nasional tersebut antara lain: faktor internal konsumen seperti budaya, kelas sosial, karakteristik TAHUN KONSUMSI Per KapitaTahun gram 1997 250 1998 310 1999 320 2000 310 2001 300 2002 310 2003 350 Universitas Sumatera Utara individu dan faktor psikologis. Di samping itu, juga dipengaruhi oleh kinerja bauran pemasaran produk, harga , promosi serta produk sustitusi air minerl, susu, kopi, dan coklat. 2.5. Perusahaan dan Produksi 2.5.1. Definisi Perusahaan