3. Afedling II I
: 490,42 ha 4.
Afdeling IV : 470,75 ha
5. Afdeling V
: 206,50 ha 6.
Emplasmen : 115, 76 ha
7. Jalan, jembatan, jurang : 115,97 ha
4.1.2. Sejarah Perusahaan
Pada tahun 1924, areal kebun teh ini mulai dibuka oleh Handles Vereniging Amsterdam HVA dan pada tahun 1926 didirkan pabrik pengolahan teh oleh
perusahaan yang sama, dan sampai saat ini masih beroperasi. Sejak berdirinya sampai sekarang pengelolaan kebun ini telah beberapa kali berpindah tangan. Ada
beberapa tahapan yang pernah dilalui hingga unit kebun ini resmi di kelola oleh PTPN IV Persero, sebagai berikut:
a. Tahap Pertama
Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Menteri Pertanian No 229 UM 57 pada tanggal 10 Desember 1957 melakukan pengambilalihan
perkebunan yang dimiliki oleh Belanda di Indonesia. Untuk menangani pengelolaan perkebunan ini maka pemerintah membentuk Perusahaan
Negara Baru PNB dan Pusat Perkebunan Negara PPN. Semua peristiwa ini dilandasi oleh penggagalan pelaksanaan Konferensi Meja Bundar KMB,
serta pembebasan Irian Barat oleh pemerintah RI.
Universitas Sumatera Utara
b. Tahap Kedua
Sejak pengambilalihan perkebunan milik Belanda ini dengan U No 86 Tahun 1958 seluruh perusahaan milik Belanda akhirnya dinasionalisasikan,
termasuk perusahaan perkebunan yang ada. c.
Tahap Ketiga Selanjutnya PNB dan PPN yang ada akhirnya dilebur menjadi Badan
Pimpinan Umum Pusat Perkebunan Negara dan Daerah Sumatera Utara I sampai IX, berdasarkan UU No 141 tahun 1961, Peraturan Pemerintah PP
No 142 sd 175 tahun 1975. Dari peleburan ini, maka perkebunan teh yang terletak di daerah Sumatera Utara II meliputi Pabrik Peti Teh Langkat.
d. Tahap Keempat
Dengan lahirnya Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1963 tentang pendirian Perusahaan Negara Aneka Tanaman, maka perkebunan teh di
Sumatera Utara termasuk Pabrik teh Langkat dialihkan menjadi Perusahaan Perkebunan Aneka Tanaman VI PP Antan VI .
e. Tahap Kelima
Melalui Peraturan Pemerintah No 141 tahun 1968 tanggal 13 april 1968 yang ditetapkan oleh Presiden di Jakarta, maka Perusahaan Negara
Perkebunan VII PNP VII akhirnya terbentuk. Perkebunan ini terdiri dari perkebunan ex Perusahaan Perkebunan Aneka Tanaman VI perkebunan ex
Perusahaan Perkebunan Negara karet VI dan pabrik kayu lapis di Langkat yang didirikan tahun 1968.
Universitas Sumatera Utara
f. Tahap Keenam
Berdasarkan surat Keputusan Menteri Kehakiman No Y.A 5523 tanggal 23 Januari 1975 vide notaris G.H.S Lumban tobing, SH No 65 tanggal
31 Juli 1974, maka terbentuklah Perseroan Terbatas Perkebunan VIII PTP VIII dan berkantor pusat di Medan. Perusahaan ini mengusahakan berbagai
jenis komoditi serta memiliki beberapa area perkebunan yang tersebar di berbagai daerah, diantaranya:
1. Perkebunan Sidamanik
2. Perkebunan Toba Sari
3. Perkebunan Bahbirong Ulu
4. Perkebunan Bah Butong
5. Perkebunan Marjandi
6. Perkebunan Balimbingan Kasindir
7. Perkebunan Sibosur
8. Perkebunan Sawit Langkat
9. Perkebunan Kayu Aro
10. Perkebunan Gunung Talang
11. Perkebunan Solok Selatan
Semua perkebunan di atas berlokasi di daerah Sumatera, dengan perincian; •
Perkebunan Sidamanik, Toba Sari, Bah Butong, Bahbirong Ulu, Marjandi Kasindir berada di kabupaten Simalungun
Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
• Perkebunan Sibosur terletak di kabupaten Tapanuli Utara
Provinsi Sumatera Utara. •
Perkebunan sawit Langkat terletak di kabupaten Langkat Sumut.
• Perkebunan Kayu Aro terletak di provinsi Jambi.
• Perkebunan Gunung Talang dan Solok Selatan terletak di
Sumatera Barat. g.
Tahap Ketujuh Akhirnya beberapa PTP yang ada, diantaranya PTP VI, PTP VII, PTP
VIII bersatu dan melahirkan PTP IV. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 11 Maret 1976. Sejak saat itu, kebun Sidamanik dimiliki dan dikelola oleh PTP
Nusantara IV Persero.
4.1.3. Ruang Lingkup Bidang Usaha