4. Kerjasama dengan pihak terkait masih belum optimal. Masyarakat dan pihak lain
yang menemukan adanya penyimpangan pada lembaga pemerintah yang berindikasi kerugian negara masih segan untuk melaporkan permasalahan yang
diketahui. Hal tersebut terutama disebabkan masih apriorinya masyarakat terhadap aparat pemeriksa, termasuk di dalamnya BPKP.
2. Faktor Penghambat Internal
Adapun yang menjadi faktor pengahambat Internal yang menghambat kinerja BPKP, sebagai berikut :
a. Terbatasnya manajemen sumber daya manusia
Keterbatasan sumber daya manusia ini ditandai dengan terbatasnya auditor BPKP. Hal ini disebabkan karena pendidikan dan pelatihan audit investigatif
belum maksimal. BPKP saat ini memang sedang giat untuk melakukan audit investigatif, akan tetapi hal tersebut belum dapat diikuti oleh kebijakan
pendidikan dan pelatihan bidang audit investigatif. Auditor investigatif di BPKP masih sangat minim.
2. Terbatasnya infrastruktur sarana dan prasarana Sebagaimana dikemukakan di atas, modus operandi untuk kasus korupsi
sangat canggih, yaitu dengan cara melaksanakan atau melakukan tindakan secara berpengalaman, intelektual dan modern. Hal tersebut tidak didukung
sarana dan prasarana yang memadai, seperti ruang kerja yang memadai, kendaraan operasional dan kendaraan tahanan dan infrastruktur lainnya
Universitas Sumatera Utara
seperti alat perekam, kamera fhoto, komputer, akses internet, fotocopi, video, lie detector dan sebagainya.
B. Solusi Untuk Mengatasi Hambatan Bagi BPKP dalam Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BPKP dalam Penentuan Unsur Kerugian Keuangan Negara
terhadap Tindak Pidana Korupsi
Upaya menegakan prinsip-prinsip good gevernance yaitu pengelolaan pemerintahan yang baik sebagai suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan
yang solid dan bertanggungjawab yang sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dan investasi serta pencegahan korupsi baik
secara politik maupun administrasi menjalankan disiplin anggaran, maka baik kejaksaan dan BPKP melakukan upaya-upaya dalam mengatasi kendala dalam
pengungkapan tindak pidana korupsi. Upaya yang dilakukan BPKP untuk mengatasi hambatan baik ekseternal
maupun internal adalah :
1. Mengatasi Hambatan yang bersifat eksternal
a. Menerbitkan satu “rule of the game” berupa buku petunjuk pelaksaan bagi
BPKP untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sampai pada pemberian kesaksian.
b. Meningkatkan kerjasama dan mekanisme koordinasi dengan instansi yang
terkait seperti Kepolisian, Kejaksaan, BPK dan sebagainya. c.
Mendesak pemerintah untuk melakukan pengawasan terhadap seluruh proses pemeriksaan yang sedang berjalan untuk kasus yang terindikasi tindak
Universitas Sumatera Utara
pidana korupsi sehingga bisa berjalan dengan independen dan tidak dipengaruhi oleh apapun termasuk hal-hal yang bersifat politis.
d. Mengadakan pertemuan-pertemuan antara sesama penegak hukum dan
instansi yang terkait, untuk mendapatkan kesatuan persepsi dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi.
120
e. Mengadakan perbaikan-perbaikan manajemen, sehingga memperkecil
peluang untuk terjadinya tindak pidana korupsi. Dari praktek penanganan tindak pidana korupsi, asal pertama terjadinya tindak pidana korupsi adalah
dari kelemahan manajemen.
121
2. Mengatasi Hambatan yang bersifat Internal