Selanjutnya apabila penyidik sudah sampai pada tahap penyidikan. Hal yang sama juga dilakukan oleh KPK juga meminta bantuan kepada BPKP untuk menghitung
kerugian keuangan negara dan apabila laporan perhitungan kerugian keuangan negara sudah selesai diserahkan kepada penyidik yaitu jaksa, polisi, KPK, untuk diproses
lebih lanjut apabila terpenuhi tindak pidana korupsi untuk diproses lebih lanjut sampai penuntutan yang dilakukan oleh Kejaksaan dan sebagainya. Pada tahap
dimana Penyidik sudah menyelesaikan tugasnya, BPKP ini masih membantu lagi dalam rangka memberikan keterangan ahli dipersidangan, jadi BPKP ini sangat
berperan penting sampai dipersidangan. Jadi yang berhak melakukan penangkapan adalah penyidik, BPKP hanya bisa memberikan sarana berupa hasil audit,
memberikan laporan agar dapat melakukan penangkapan terhadap tersangka tindak pidana korupsi. Peran BPKP membantu penyidik memberikan kontribusi, data,
laporan, hasil audit investigatif maupun perhitungan kerugian keuangan negara yang dapat digunakan untuk proses hukum tadi. Jadi peran, fungsi, wewenang dan dan
mekanisme koordinasi antara BPKP dan Kejaksaan dinilai menarik untuk diangkat dalam sebuah penelitian.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dibatasi sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Bagaimana kewenangan BPKP dan Kejaksaan dalam penentuan unsur
kerugian keuangan negara terhadap tindak pidana korupsi. 2.
Bagaimana faktor-faktor penghambat dan solusi untuk mengatasi faktor penghambat dalam pelaksanaan tugas dan wewenang BPKP dan Kejaksaan
dalam penentuan unsur kerugian keuangan negara terhadap tindak pidana korupsi ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tesis ini, adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kewenangan BPKP dan Kejaksaan dalam penentuan unsur
kerugian keuangan negara terhadap tindak pidana korupsi. 2.
Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan solusi untuk mengatasi faktor penghambat dalam pelaksanaan tugas dan wewenang BPKP dan Kejaksaan
dalam penentuan unsur kerugian keuangan negara terhadap tindak pidana korupsi.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dilihat dari 2 dua sisi yaitu :
1. Secara Teoritis
Universitas Sumatera Utara
Dari sudut penerapannya dalam ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan masukan dalam upaya penegakan hukum dan
pemberantasan korupsi di Indonesia yang dewasa ini sedang sangat gencar dilakukan oleh Pemerintah dengan memaksimalkan peran, fungsi dan wewenang
sampai pada mekanisme koordinasi antara BPKP dan Kejaksaan sebagai bagian dari Tim Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam menangani suatu perkara
tindak pidana korupsi. 2.
Secara Praktis a.
Bagi Pemerintah Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Pemerintah
agar segera merumuskan peraturan perundang-undangan yang untuk selanjutnya dapat dijadikan pedoman oleh masing-masing lembaga khususnya
BPKP dan Kejaksaan dalam rangka memaksimalkan peran, fungsi dan wewenang lembaga-lembaga tersebut dalam rangka mendukung upaya
pemberantasan tindak pidana korupsi. Permasalahan ini sangat penting dikemukakan karena tidak menutup kemungkinan akan terjadi
ketidakkonsistenan peran, fungsi dan BPKP sebagai bagian dari Tim Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Karena terkadang hasil audit
investigasi BPKP tidak dapat dijadikan alat bukti karena hasil audit investigasi BPKP bukan merupakan audit yang hasilnya dapat dijadikan dasar
untuk mengungkap kasus korupsi tetapi lebih merupakan tindakan pengawasan bukan pemeriksaa yang bersifat preventif, yaitu merupakan
Universitas Sumatera Utara
laporan pertanggungjawaban kepada presiden. BPKP sebagai pengawas internal memberikan peringatan dini sebelum adanya temuan BPK. Namun
untuk beberapa kasus, hasil audit BPKP dianggap sebagai satu-satunya alat bukti dalam kasus tindak pidana korupsi seperti contoh kasus PLTG Borang
sebagaimana disebutkan di atas. Sedangkan untuk Kejaksaan, penelitian ini dianggap penting karena sebagaimana diketahui bahwa Kejaksaan sebagai
salah satu pilar penting dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia, sehingga Kejaksaan harus melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik.
b. Bagi Dunia Pendidikan dan Akademisi
Penelitian ini diharapkan juga bermanfaat bagi dunia pendidikan dan akademisi khususnya dalam rangka menumbuhkan kesadaran hukum anti
korupsi dan kesadaran hukum untuk berperan memberantas korupsi. c.
Bagi Masyarakat Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya
dalam upaya mengembalikan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, khususnya terhadap political will pemerintah dalam
pemberantasan korupsi di Indonesia.
E. Keaslian Penelitian