Landasan Konsepsional Rekaman Elektronik Sebagai Alat Bukti Dalam Perspektif Rezim Anti Pencucian Uang

dibenarkan oleh undang-undang yang boleh dipergunakan Hakim untuk membuktikan kesalahan yang didakwakan untuk itu, maka Hakim di dalam persidangan pengadilan tidak dibenarkan sesuka hati dan semena-mena membuktikan kesalahan terdakwa harus juga menggunakan pemikiran yang baru. Oleh karena itu, M. Yahya Harahap, menyatakan bahwa, ”Pembuktian adalah ketentuan-ketentuan yang berisi penggarisan dan pedoman tentang cara-cara yang dibenarkan undang-undang untuk membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa”. 57

2. Landasan Konsepsional

Untuk mengintegrasikan atau mengkonstruksikan secara internal pada pembaca yang mendapat stimulasi dan dorongan secara konseptual dari bacaan dan tinjauan kepustakaan dalam penelitian ini, maka peneliti mengarahkan dalam kerangka konseptual yang dibuat untuk menghindari duplikasi atau multi pemahamanpenafsiran yang keliru dan memberikan arahan dalam penelitian ini, maka dirasa perlu untuk memberikan batasan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Informasi elektronik adalah sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange EDI, surat elektronik electronic mail, telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang telah 57 M. Yahya Harahap., Op. cit, hal. 273. Universitas Sumatera Utara diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. 58 2. Transaksi adalah seluruh kegiatan yang menimbulkan hak atau kewajiban atau menyebabkan timbulnya hubungan hukum antara dua pihak atau lebih, termasuk kegiatan pentransferan danatau pemindahbukuan dana yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Keuangan. 59 3. Transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, danatau media elektronik lainnya. 60 4. Dokumen elektronik adalah setiap informasi elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, danatau didengar melalui komputer atau sistem elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. 61 5. Sistem elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, 58 UUITE, Op. cit, Pasal 1 Ayat 1. 59 UUPTPPU, Op. cit, Pasal 1 Ayat 6. 60 Ibid, Pasal 1 Ayat 2. 61 UUITE, ibid, Pasal 1 Ayat 4. Universitas Sumatera Utara menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, danatau menyebarkan informasi elektronik. 62 6. Komputer adalah alat untuk memproses data elektronik, magnetik, optik, atau sistem yang melaksanakan fungsi logika, aritmatika, dan penyimpanan. 63 7. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik Iainnya. 64 8. Alat telekomunikasi adalah setiap alat perlengkapan yang digunakan dalam bertelekomunikasi. 65 9. Pencucian uang adalah perbuatan menempatkan, mentransfer, membayarkan, membelanjakan, menghibahkan, menyumbangkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, menukarkan, atau perbuatan lainnya atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana dengan maksud untuk menyembunyikan, atau menyamarkan asal usul harta kekayaan sehingga seolah-olah menjadi harta kekayaan yang sah. 66 10. Penyedia Jasa Keuangan selanjutnya disebut PJK adalah setiap orang yang menyediakan jasa di bidang keuangan atau jasa lainnya baik jasa swasta maupun pemerintah yang terkait dengan keuangan, dan juga lembaga pembiayaan, perusahaan efek, pengelola reksa dana, kustodian, wali amanat, lembaga 62 Ibid, Pasal 1 Ayat 5. 63 Ibid, Pasal 1 Ayat 14. 64 Undang-Undang Telekomunikasi, Op. cit, Pasal 1 Ayat 1. 65 Ibid, Pasal 1 Ayat 2. 66 UUPTPPU, Op. cit, Pasal 1 Ayat 1. Universitas Sumatera Utara penyimpanan dan penyelesaian, pedagang valuta asing, dana pensiun, perusahaan asuransi, dan kantor pos. 67 11. Alat bukti adalah alat yang menjadi acuan hakim sebagai dasar memutus sebuah perkara sehingga dengan mengacu atau berpegang kepada alat bukti tersebut, hakim dapat menjatuhkan putusan. 68 12. Pembuktian adalah suatu proses, baik dalam acara perdata, acara pidana maupun acara-acara lainnya, dimana dengan menggunakan alat-alat bukti yang sah, dilakukan tindakan dengan prosedur khusus, untuk mnegetahui apakah suatu fakta atau pernyataan, khususnya fakta atau pernyataan yang dipersengketakan di pengadilan, yang diajukan dan dinyatakan oleh salah satu pihak dalam proses pengadilan itu benar atau tidak seperti yang dinyatakan itu. 69 13. Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan yang karena persesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya. 70 14. Pembuktian terbalik atau pembalikan beban pembuktian adalah terdakwa wajib membuktikan bahwa harta kekayaannya bukan merupakan hasil tindak pidana. 71 67 Ibid, Pasal 1 Ayat 5. 68 Anshoruddin., Hukum Pembuktian Menurut Hukum Acara Islam dan Hukum Positif, Suarabaya: Pustaka Pelajar, 2004, hal. 55. 69 Munir Fuady, Teori Hukum Pembuktian Pidana dan Perdata, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006, hal. 1-2. 70 Andi Hamzah., Op. cit, hal. 283-284, lihat juga KUHAP Pasal 188 Ayat 1. 71 Menurut penjelasan Pasal 35 UUPTPPU, ketentuan ini dikenal sebagai asas pembuktian terbalik. Penulis sependapat dengan Prof. Dr. Andi Hamzah, S.H., bahwa penggunaan istilah ”asas pembuktian terbalik” tidak tepat. Sesuai dengan pendapat Prof. Dr. Andi Hamzah, S.H., istilah yang tepat adalah ”asas pembalikan beban pembuktian”. Universitas Sumatera Utara

G. Metode Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. 72 Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari sesuatu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisisnya. 73 Suatu metode merupakan cara kerja atau tata kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan. 74 Dengan demikian metode penelitian adalah upaya ilmiah untuk memahami dan memecahkan suatu masalah berdasarkan metode tertentu.

1. Jenis dan Sifat Penelitian