BAB III KETENTUAN PEMBUKTIAN DALAM TINDAK PIDANA
PENCUCIAN UANG
A. Tinjauan Mengenai Tindak Pidana Pencucian Uang
1. Pengerian Tindak Pidana Pencucian Uang
Simons merumuskan bahwa Een strafbaar feit adalah suatu handeling
tindakanperbuatan yang diancam dengan pidana oleh undang-undang, bertentangan dengan hukum onrechtmatig dilakukan dengan kesalahan schuld oleh seseorang
yang mampu bertanggung jawab. Beliau membaginya dalam dua golongan unsur yaitu unsur-unsur objektif yang berupa tindakan yang dilarangdiharuskan, akibat
keadaanmasalah tertentu, dan unsur subjektif yang berupa kesalahan schuld dan kemampuan bertanggung jawab toerekeningsvatbaar dari petindak.
149
Satochid Kartanegara, dalam rangkaian kuliah beliau menganjurkan
pemakaian istilah tindak pidana, karena istilah tindak tindakan, mencakup pengertian melakukan atau berbuat actieve handeling danatau pengertian tidak
melakukan, tidak berbuat, tidak melakukan suatu perbuatan passieve handeling.
150
Satochid dengan menambahkan bahwa istilah tindak pidana dipandang sebagai
tindakan yang dilakukan oleh manusia, sehingga ia dapat dipidana atau petindak yang
149
E.Y Kanter dan S.R Sianturi, Op. cit, hal. 205. Bandingkan : dalam buku yang sama, Prof. Van Hamel menambahkan kalimat “tindakan mana bersifat dapat dipidana”, lihat juga Pendapat Vos
menyatakan bahwa sebagai kelakuan manusia yang dilarang dan oleh undang-undang diancam pidana, lihat juga : rumusan Pompe yang menyatakan sebagai suatu pelanggaran kaidah penggangguan
ketertiban umum, apabila pelaku mempunyai kesalahan maka pemidanaan sebagai suatu kewajaran dalam menyelenggarakan ketertiban umum dan menjamin kesejahteraan.
150
Ibid, halaman 207. Bandingkan dalam buku yang sama, Pendapat Moeljatno dan Roeslan Saleh dengan istilah ”Perbuatan Pidana”, lihat juga Pendapat Utrecht yang menggunakan istilah
”Peristiwa Pidana”.
Universitas Sumatera Utara
dapat dipidana. Dalam pengertian itu termasuk didalamnya semua unsur-unsur delik tindak pidana, sebagai dasar dapat dipidananya petindak yang telah memenuhi
unsur-unsur tersebut.
151
Istilah perbuatan berarti melakukan, berbuat actieve handeling tidak mencakup pengertian mengakibatkan atau tidak melakon. Istilah peristiwa, tidak
menunjukkan kepada hanya tindakan manusia. Sedangkan terjemahan pidana untuk strafbaar adalah sudah tepat.
Selanjutnya pengertian istilah pencucian uang money laundering yang telah diberikan oleh beberapa kalangan pada prinsipnya hampir sama, yaitu adanya
kegiatan kejahatan untuk tujuan memperoleh kekayaan. Hartakekayaan itu diperoleh dari tindak pidana, atau sering disebut uang kotor, atau uang haram.
Kegiatan money laundering atau pencucian uang ditujukan untuk melindungi atau menutupi aktivitas kriminal yang menjadi sumber dari dana atau uang haram
yang akan dibersihkan. Aktivitas kriminal tersebut misalnya adalah perdagangan gelap obat-obatannarkoba drug trafficking atau penggelapan pajak illegal tax
avoidance atau tax evasion.
152
Dengan demikian pemicu dari pencucian uang adalah tindak pidana atau aktivitas kriminal.
Istilah pencucian uang berasal dari istilah bahasa Inggris yaitu money laundering. Kegiatan ini telah dikenal sejak tahun 1930 di Amerika Serikat. Pada saat
itu tindak pidana ini dilakukan oleh organisasi tindak pidana “mafia” melalui
151
Ibid.
152
Yunus Husein dan Zulkarnaen Sitompul, Loc. cit, hal. 1.
Universitas Sumatera Utara
pembelian perusahaan-perusahaan pencucian pakaian laundry yang kemudian digunakan oleh organisasi tersebut sebagai tempat pencucian uang yang dihasilkan
dari bisnis illegal seperti perjudian, pelacuran, dan perdagangan minuman keras. Money laundering merupakan suatu proses yang dengan cara itu, aset
terutama aset tunai yang diperoleh dari tindak pidana, dimanipulasikan sedemikian rupa sehingga aset tersebut seolah-olah dari sumber yang sah.
153
Sedangkan defenisi yang diberikan oleh International Criminal Police Organization ICPOInterpol
adalah “Denotes act or attemp act to conceal or disguise the identity of illegally obtained proceeds so that appear to have originated from legitimate source”.
154
Dalam Black’s Law Dictionary, money laundering diartikan sebagai berikut : “Term used to describe investmentor other transfer of money flowing from
racketeering, drug transaction, and other illegal sources into legitimate channes so that its original source cannot be traced”.
155
Collins Cobuild Dictionary, menerangkan money laundering antara lain sebagai berikut : “To launder money that has been illegally obtained means to send it
abroad to foreign bank , so that when it is brought back into the country nobody knows that it was illegally obtained.”
156
Demikian pula Webster Dictionary,
153
Bambang Setiajoprodjo, Money Laundering Dalam Rangka Pengaturan, Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis Volume 3, Jakarta, 1998, hal. 1.
154
R.M. Panggabean, Kejahatan Narkotika dan Pencucian Uang, Makalah yang disampaikan dalam Lokakarya mengenai RUU tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, 14 juli
2001, Jakarta, hal. 3.
155
Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary, ST. Paul, Minn: West Publishing Co, 1990, hal. 84.
156
Marulak Pardede, Masalah Money Laundering Di Indonesia, Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman RI, Jakarta, 19941995, hal. 20.
Universitas Sumatera Utara
merumuskan money laundering adalah “To exchange or invest money in such away as to conceal that it come from an illegal or improrer source.”
157
Dalam bentuk kegiatan melawan hukum ini dapat dilakukan melalui transaksi perbankan, lembaga keuangan non bank, money changer, bursa saham atau
penanaman modal di perusahaan-perusahaan yang sah lainnya. Dalam perkembangan berikutnya pengertian pencucian uang atau money laundering dimuat dalam berbagai
literatur maupun peraturan yang diberlakukan oleh beberapa negara dan organisasi internasional. Salah satu pengertian yang menjadi acuan di seluruh dunia adalah
pengertian yang dimuat dalam the United Nation Convention Against Illicit Traffic in Narcotics, Drugs and Psycotropic Substances of 1988 yang kemudian diratifikasi di
Indonesia dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1997. Secara lengkap pengertian pencucian uang atau money laundering tersebut adalah:
158
“The convention or transfer of property, knowing that such property is derived from any serious indictable offence or offences, or from act of participation in
such offence or offences, for the purpose of concealing or disguising the illicit of the property or of assisting any person who is involved in the commission of such
an offence or offences to evade the legal consequences of his action, or The concealment or disguise of the true nature, source, location, disposition,
movement, rights with respect to, or ownership of property, knowing that such property is derived from a serious indictable offence or offences or from an act
of participation in such an offence or offences.”
Berdasarkan pemahaman pengertian diatas maka tindak pidana pencucian uang merupakan perbuatan yang dampak kegiatannya merugikan bagi masyarakat
dan khususnya Negara Republik Indonesia.
157
Ibid
158
Yunus Husein I., Loc. cit, hal. 2.
Universitas Sumatera Utara
Fenomena tindak pidana pencucian saat ini merupakan wacana yang menarik dibicarakan diberbagai diskusi-diskusi ilmiah oleh pakar-pakar yang dengan berbagai
disiplin ilmu. Pengaturan Tindak pidana pencucian saat ini yang berlaku adalah Undang-undang No. 15 Tahun 2002 sebagaimana telah dirubah dengan Undang-
undang No. 25 Tahun 2003 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. Undang- undang tersebut memiliki arti penting karena memuat politik hukum nasional yang
mengkriminalisakan pencucian uang di Indonesia. Undang-undang juga telah melahirkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK sebagai
financial intelligence unit sekaligus national focal point dalam memberantas tindak pidana pencucian uang. Hal yang sangat menarik disajikan dalam Undang-undang ini
adalah mengenai pembuktian terbalik. Pembuktian dalam ketentuan hukum di Indonesia adalah bagian dari hukum acara yaitu ketentuan yang diatur dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana KUHAP. Pengertian pencucian uang atau money laundering dalam Pasal 1 angka 1
Undang-ungdang Nomor 25 Tahun 2003 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang pencucian uang adalah: “Perbuatan menempatkan
mentransferkan, membayar mengibahkan, menyumbangkan, menitipkan, membawa keluar negeri,menukarkan atau perbuatan lainnya atas harta kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil dari tindak pidana dengan maksud menyembunyikan, atau menyamarkan asal usul harta kekayaan sehingga seolah-olah
menjadi harta kekayaan yang sah”
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian jelas bahwa money laundering merupakan suatu praktek yang illegal. dengan money laundering tersebut pendapatan atau kekayaan yang pada
mulanya berasal dari praktek yang illegal dapat diubah menjadi pendapatan atau kekayaan yang seolah-olah berasal dari sumber yang legal. Dalam kegiatan pencucian
uang sebagai suatu proses melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
159
1. Penempatan placement merupakan upaya menempatkan uang tunai yang
berasal dari tindak pidana kedalam sistem keuangan financial system atau upaya menempatkan uang giral cheque, wesel bank, sertifikat deposito, dan
lain-lain Kembali kedalam sistem keuangan, terutama sistem perbankan. Dalam proses penempatan uang tunai kedalam sistem keuangan ini, terdapat
pergerakan pisik uang tunai baik melalui penyelundupan uang tunai dari suatu negara kenegara lain, penggabuangan antara uang tunai yang berasal dari
kejahatan dengan uang yang diperoleh dari hasil kegiatan yang sah, atau cara- cara lain seperti pembukaan deposito, pembelian saham-saham atau juga
mengkonversikannya kedalam mata uang negara lain.
2. Transfer layeringmerupakan upaya mentransfer harta kekayaan, berupa
bentuk bergerak atau tidak bergerak, yang berwujud atau tidak berwujud, yang berasal dari tindak pidana yang telah berhasil masuk ke dalam sistem
keuangan melalui penempatan placement. Dalam proses ini terdapat rekayasa untuk memisah kan uang hasil kejahatan dari sumbernya melalui
pengalihan dana hasil placemen kebeberapa rekening atau lokasi tertentu lainnya dengan serangkaian transaksi yang kompleks yang didesaen untuk
menyamarkan atau mengelabui sumber dana “haram” tersebut. Layering dapat pula dilakuan dengan ternsaksi jaringan internasional baik melalu bisnis yang
sah atau perusahaan-perusahaan “shell” perusahaanmempunyai nama dan badan hukum namun tidak melakukan kegiatan usaha apapun.
3.
Menggunakan harta kekayaan integration, suatu upaya yang menggunakan
harta kekayaan yang berasal dari tindak pidana yang telah berhasil masuk kedalam sistem keuangan melalui placemen atau layeringsehingga seolah-
olah menjadi harta kekayaan yang “halal”. Proses ini merupakan upaya untuk mengembalikan uang yang telah dikaburkan jejaknya sehingga pimilik
semula dapat menggunakan dengan aman. Disisni uang yang di ‘cuci’ melalui placemen maupun layering dialihkan kedalam kegiatan-kegiatan resmi
sehingga tampak seperti tidak berhubungan sama sekali dengan aktivitas kejahatan yang menjadi sumber dari uang tersebut.
159
Bismar Nasution II, Rezim Anti Money Laundering di Indonesia, Bandung: Books Terrance dan Library, 2005, hal. 17-18.
Universitas Sumatera Utara
2. Kriminalisasi Pencucian Uang