b. Bank Kustodian
Menurut Pasal 1 UU No 8 tahun 1995, kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta
jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga, dan hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
Pengertian bank kustodian dalam reksadana adalah penyimpanan kekayaan serta administrator reksadana. Kekayaan surat-surat berharga dan dana yang dimiliki
oleh reksadana adalah milik para investor dan disimpan atas nama reksadana di bank kustodian. Dana dan kekayaan reksadana tidak masuk dalam neraca
keuangan manajer investasi maupun bank kustodian Iskandar, 2001:15-20.
E. Nilai Aktiva Bersih NAB
NAB per unit penyertaan adalah harga wajar dari portofolio suatu reksadana setelah dikurangai biaya operasional kemudian dibagi jumlah unit
penyertaan yang telah beredar dimiliki investor pada saat tersebut. NAB tidak bisa dipisahkan dari reksadana karena istilah ini merupakan salah satu tolak ukur
dalam memantau hasil dari suatu reksadana. Besarnya NAB dapat berfluktuasi setiap hari, tergantung dari perubahan nilai efek dalam portofolio. Meningkatnya
NAB mengindikasikan meningkatnya investasi pemegang unit penyertaan dan begitu juga sebaliknya. Fakhruddin dan Sopian,2001:238.
Peningkatan NAB reksadana dalam nilai mutlak sangat tergantung pada alokasi aset, total nilai aktiva, jangka waktu pengelolaan dan kondisi pasar pada
saat pengukuran. Perbedaan pembebanan biaya dapat mempengaruhi hasil bersih
Universitas Sumatera Utara
yang diterima pemodal. NAB per unit penyertaan merupakan besaran penting dalam reksadana. NAB per unit adalah nilai aktiva bersih reksadana dibagi dengan
unit penyertaan yang beredar pada hari yang bersangkutan. Sedangkan unit penyertaan seperti tercantum dalam UU No 8 tahun 1995 tentang pasar modal
dinyatakan sebagai satuan ukuran yang menunjukkan bagian kepentingan setiap pihak dalam portofolio investasi kolektif.
F. Indek Harga Saham Gabungan IHSG
Menurut Syahrul dalam Kamus Lengkap Investasi 2000: 24, IHSG adalah angka yang menunjukkan perkembangan harga seluruh saham yang tercatat di
bursa pada waktu tertentu. Sedangkan menurut Abdul Halim 2005: 12, indeks harga saham merupakan ringkasan dari pengaruh simultan dan kompleks dari
berbagai macam variabel yang berpengaruh, terutama tentang kejadian-kejadian ekonomi. Saat ini indeks harga saham tidak saja menampung kejadian-kejadian
social, politik, dan keamanan. IHSG mulai diperkenalkan pertama kali di Bursa Efek Jakarta, pada tanggal 1 April 1983 dengan menggunakan landasan dasar
baseline tanggal 10 agustus 1982.
G. Risiko Investasi
Risiko investasi adalah besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan expected return dengan tingkat pengembalian
aktual actual return. Semakin besar penyimpangan berarti semakin besar tingkat risikonya Abdul Halim, 2005: 42.
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya portofolio dipengaruhi oleh dua hal yaitu risiko sistematis
systematic risk dan risiko tidak sistematis unsystematic risk.
1. Risiko sistematis systematic risk atau risiko pasar market risk
Risiko sistematis adalah risiko yang ada diluar kendali dan tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi atau tidak dapat dihindari oleh perusahaan itu
sendiri karena disebabkan oleh faktor yang menimpa seluruh ekonomi atau pasar. Risiko sistematis ini merupakan probabilitas bahwa keuntungan perusahaan
berada dibawah keuntungan yang diharapkan karena adanya faktor-faktor yang membawa dampak bagi seluruh perusahaan yang berada di dalam sebuah
perekonomian. Misalnya peraturan pemerintah, kenaikan pajak, resesi, devaluasi, kondisi perekonomian, politik, tingkat bunga, tingkat inflasi, dan sebagainya.
Risiko sistematis diukur melalui indeks beta. Indeks beta adalah angka yang menunjukkan tingkat sensitivitas suatu saham terhadap kondisi pasar secara
umum atau mengukur sampai sejauh mana harga saham individual berfluktuasi bersamaan dengan berfluktuasinya harga pasar. Beta merupakan pengukur
volatilitas volatility return suatu sekuritas atau potofolio terhadap return pasar. Dengan demikian beta merupakan risiko sistematik systematic risk dari suatu
sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar Jogiyanto, 2003 :265-266. 2.
Risiko tidak sistematis unsystematic risk
Risiko tidak sistematis adalah risiko yang dapat dihilangkan melalui diversifikasi atau dapat dikendalikan. Risiko ini merupakan probabilitas
keuntungan berada dibawah keuntungan yang diharapkan yang disebabkan oleh
Universitas Sumatera Utara
faktor-faktor yang hanya ada pada suatu perusahaan. Misalnya pemogokan buruh, perubahan manajemen, inovasi, kebakaran dan lain-lain.
H. Pengukuran dan Pemilihan Reksadana Saham 1. Metode Sharpe