Artinya, tidak terdapat perbedaan kinerja reksadana saham terhadap IHSG dengan menggunakan metode Treynor. Kesimpulan hipotesis juga dapat dilihat
dari nilai Sig. 2-tailed. Sig. 2-tailed 0,386
α 0,05 maka Ho diterima.
C. Evaluasi Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan selama 3 tiga tahun, dapat dilihat bahwa terdapat reksadana saham yang memiliki peringkat Indeks Sharpe lebih tinggi dari
peringkat Indeks Sharpe IHSG. Pada tahun 2006, reksadana saham yang memiliki peringkat Indeks Sharpe lebih tinggi dari peringkat Indeks Sharpe IHSG terdapat
11 sebelas reksadana saham, pada tahun 2007 sebanyak 13 tiga belas reksadana saham, dan pada tahun 2008 sebanyak 17 tujuh belas reksadana
saham. Selama 3 tiga tahun 2006-2008 terdapat 12 dua belas reksadana saham yang memiliki Indeks Sharpe mengalahkan Indeks Sharpe IHSG.
Reksadana saham yang memiliki Indeks Sharpe mengalahkan pasar selama 3 tiga tahun berturut-turut adalah First State Indoequity Sectoral Fund, First State
Indoequity Dividend Yield Fund, Manulife Dana Saham, Fortis Equitas, Phinisi Dana Saham, dan Bahana Dana Prima. Hal ini berarti selama 3 tiga tahun
berturut-turut keenam reksadana saham tersebut memperoleh risk premium diatas risk premium pasar sehingga dapat disimpulkan keenam reksadana saham
tersebutlah yang memiliki kinerja paling optimal selama 3 tiga tahun berdasarkan metode Sharpe.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil pengamatan selama 3 tiga tahun, dapat dilihat bahwa terdapat reksadana saham yang memiliki peringkat Indeks Treynor lebih tinggi
dari peringkat Indeks Treynor IHSG. Pada tahun 2006, reksadana saham yang memiliki peringkat Indeks Treynor lebih tinggi dari peringkat Indeks Treynor
IHSG terdapat 12 dua belas reksadana saham, pada tahun 2007 sebanyak 14 empat belas reksadana saham, dan pada tahun 2008 sebanyak 3 tiga reksadana
saham. Dan selama 3 tiga tahun 2006-2008 terdapat 8 delapan reksadana saham yang memiliki Indeks Treynor mengalahkan Indeks Treynor IHSG.
Reksadana saham yang dapat memiliki Indeks Treynor mengalahkan Indeks Treynor IHSG tidak ada. Hal ini terjadi karena krisis ekonomi yang menurunkan
kinerja pasar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan kinerja reksadana saham berdasarkan metode Treynor rentan terhadap fluktuasi pasar.
Berdasarkan pengujian hipotesis 1, terdapat perbedaan kinerja reksadana saham terhadap IHSG dengan menggunakan metode Sharpe. Hal ini berarti secara
keseluruhan kinerja reksadana berbeda dengan kinerja pasar yang dicerminkan melalui IHSG, baik Indeks Sharpe reksadana saham lebih tinggi atau lebih rendah
dari Indeks Sharpe IHSG. Berdasarkan pengujian hipotesis 2, tidak terdapat perbedaan kinerja reksadana
saham terhadap IHSG dengan menggunakan metode Treynor. Hal ini berarti secara keseluruhan kinerja reksadana saham sama dengan kinerja pasar. Artinya,
risk premium reksadana saham secara keseluruhan sama dengan risk premium yang dihasilkan pasar.
Universitas Sumatera Utara
D. Pemilihan Reksadana Saham Yang Layak Untuk Diinvestasikan