Hasil Temuan Perbedaan pada ASTM D-1143 dan Loading Test di

Dari Gambar 4.4 kurva ini dapat kita lihat bahwa penurunan yang terjadi pada satu jam pertama sekitar satu jam dan kemudian terjadi penurunan lagi di satu jam kedua sebesar 1,76 mm, dan pada beban terbesar yaitu 450 ton terjadi penurunan sebesar 8,93 mm.

4.3 Hasil Temuan Perbedaan pada ASTM D-1143 dan Loading Test di

Lapangan Di dalam prosedur loading test pada lapangan ternyata memiliki perbedaan- perbedaan dengan ASTM D-1143 yang didalamnya terdapat peraturan-peraturan tentang prosedur loading test yang benar tak hayal hasil yang didapat di lapangan juga terjadi perbedaan dengan Metode Elemen Hingga, temuan-temuan tentang perbedaan antara standart operation prosedur loading test ASTM D-1143 dengan loading test di lapangan dapat kita lihat pada Tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3: Perbedaan Standart Operation Prosedur Loading Test ASTM D-1143 dengan Loading Test di Lapangan Standart Operation Prosedur Loading Test ASTM D-1143 Standart Operation Prosedur Loading Test di Lapangan 1. Standart pembebanan di lapangan adalah 200 dari beban rencana untuk tiang tunggal, namun untuk tiang group 150 dari beban rencana. 2. Setiap penambahan pembebanan 1. Pembebanan yang dilakukan di lapangan adalah 150 dari beban rencana untuk tiang tunggal. 2. Pada Siklus ketiga penambahan pembebanan pada prosedur slow maintainend test di lapangan Universitas Sumatera Utara pada prosedur slow maintainend test sebesar 25. 3. Penurunan yang diijinkan dalam satu jam dengan prosedur slow maintainend test sebesar 0,25 mm. 4. Penurunan yang terbesar yang diijinkan adalah sebesar 15 dari diameter tiang, karena pada kasus ini tiangnya 1 meter maka penurunannya sebesar 15 cm. 5. Pada prosedur slow maintainend test waktu maksimum pada setiap tahapan pembebanan tidak lebih dari 12 jam dan pembebanan total selama 24 jam. 6. Setelah tiang di cor waktu yang diberikan untuk melaksanakan loading test yaitu selama 3 sampai 30 hari. 7. Kriteria umum yang harus dipenuhi dari loading test adalah jumlah uji pembebanan loading test dalam persentase jumlah titiknya adalah 1 dari jumlah titik tiang bor yang dilakukan pada lapangan. 8. Beban mati harus di aplikasikan 48 jam sebelum load test dimulai. Sebelum beban diterapkan, terlebih sebesar 50 untuk beberapa tahapan pembebanan. 3. Penurunan di lapangan dalam satu jam dengan prosedur slow maintainend test pada beberapa tahapan pembebanan melebihi 0,25 mm. 4. Penurunan yang terbesar pada beban 150 yaitu sebesar 8,93 mm. 5. Waktu maksimum pembebanan di lapangan tidak lebih dari 12 jam dan waktu keseluruhan dalam loading test di lapangan selama 25 jam. 6. Setelah tiang di cor waktu yang diberikan untuk melaksanakan loading test di lapangan yaitu selama 28 hari. 7. Persentase jumlah titik tiang bor loading test di lapangan yaitu 1 titik dari 16 bore hole dalam persentasenya sekitar 6,25. 8. Pada simpang Amplas medan sewaktu melakukan loading test dilapangan tidak dapat diaplikasikan beban mati selama Universitas Sumatera Utara dahulu di lakukan pembacaan penurunan awal yang nantinya dijadikan sebagai acuan untuk pembacaan penurunan setelah penerapan beban. 9. Prinsip penonjolan kepala tiang harus sependek mungkin untuk menghindari kemungkinan terjadinya tekuk, untuk loading test yang dilakukan didarat, maka sebanyak tinggi bagian yang menonjol ini tidak boleh lebih dari 1 m. 10. Percobaan pembebanan loading test yang menggunakan hidrolik jack , maka jack harus ditempatkan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari, karena jika jack ini diletakkan pada tempat yang panas, maka olie jack tersebut memuai yang mana akan mengakibatkan tidak konstannya bertambah besar beban. 11. Jarak minimum antara dua tiang adalah: S 2 D, dimana S = jarak antara tiang dan D = diameter tiang. 48 jam sebelum load test dimulai, hal ini karena persimpangan ini merupakan salah satu jalur tersibuk di Kota Medan. 9. Prinsipnya penonjolan penonjolan kepala tiang harus sependek mungkin untuk menghindari kemungkinan terjadinya tekuk, untuk loading test yang dilakukan di lapangan tidak terdapat penonjolan tiang. 10. Percobaan pembebanan loading test yang menggunakan hidrolik jack di lapangan, hidrolik jack di lapangan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari, sehingga jack ini terlindung dari tempat yang panas, maka olie jack tersebut tidak memuai yang mana akan mengakibatkan tidak konstannya bertambah besar beban. 11. Jarak minimum antara dua tiang pada fly over amplas ini lebih dari jarak minimum yang telah ditentukan yaitu lebih dari dua kali diameter. Universitas Sumatera Utara

4.4 Interpretasi Metode Davisson

Dokumen yang terkait

Analisa Daya Dukung Pondasi Bore Pile Menggunakan Metode Analitis (Studi Kasus Proyek Pembangunan Manhattan Mall dan Condominium)

36 244 140

Perbandingan Analisa Besar Daya Dukung Pondasi Bore Pile Menggunakan Metode Elemen Hingga Terhadap Metode Analitik Dan Metode Loading Test (Studi Kasus Proyek Pembangunan Manhattan Mall Dan Condominium)

17 142 136

Analisis Daya Dukung Ultimit dan Penurunan pada Compression Loading Test Bored Pile Tunggal Diameter 0,6 Meter dengan Metode Semi Empiris dan Pemodelan Metode Elemen Hingga (Study Kasus Medan Focal Point)

3 93 156

Analisa Daya Dukung Pondasi Bored Pile Dengan Metode Elemen Hingga Pada Proyek Fly Over Jamin Ginting Medan

9 147 144

Analisis Daya Dukung Pondasi Bore Pile Pada Proyek Pembangunan Hotel Santika.

44 179 129

Perbandingan Analisa Besar Daya Dukung Pondasi Bore Pile Menggunakan Metode Elemen Hingga Terhadap Metode Analitik Dan Metode Loading Test (Studi Kasus Proyek Pembangunan Manhattan Mall Dan Condominium)

0 1 16

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE DIAMETER 0.8 METER MENGGUNAKAN METODE ANALITIS DAN METODE ELEMEN HINGGA PADA PROYEK

0 4 16

Analisis Daya Dukung Ultimit dan Penurunan pada Compression Loading Test Bored Pile Tunggal Diameter 0,6 Meter dengan Metode Semi Empiris dan Pemodelan Metode Elemen Hingga (Study Kasus Medan Focal Point)

0 0 30

ANALISIS DAYA DUKUNG ULTIMIT DAN PENURUNAN PADA COMPRESSION LOADING TEST BORED PILE TUNGGAL DIAMETER 0,6 METER DENGAN METODE SEMI EMPIRIS DAN PEMODELAN METODE ELEMEN HINGGA (STUDY KASUS MEDAN FOCAL POINT) TESIS

0 0 22

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE DENGAN METODE ELEMEN HINGGA PADA PROYEK FLY OVER JAMIN GINTING MEDAN

0 1 17