Pembahasan .1 Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham
Pada Tabel 4.10 Uji Koefisien Determinasi R
2
diketahui bahwa nilai Adjusted R-square sebesar 0,981637 atau sebesar 98,16. Hal ini menunjukkan
bahwa Harga Saham pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014 sebesar 98,16 dapat dijelaskan oleh
Harga Saham Masa Lalu, Volume Perdagangan Masa Lalu, dan Kapitalisasi Pasar sedangkan sisanya sebesar 1,84 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diikutsertakan pada penelitian ini.
4.3 Pembahasan 4.3.1 Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham
Pada penelitian ini analisis teknikal dilakukan dengan menganalisis harga saham masa lalu, volume perdagangan, dan kapitalisasi pasar terhadap harga
saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia tahun 2011- 2014. Hasil pengujian secara simultan Uji F menunjukkan bahwa harga saham
masa lalu, volume perdagangan masa lalu, dan kapitalisasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
peningkatan yang terjadi pada harga saham masa lalu, volume perdagangan masa lalu dan kapitalisasi pasar secara bersama sama atau serempak searah dengan
meningkatkan harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mahalanie 2011 yang berjudul “Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa secara serempak Harga Saham Masa Lalu dan Volume Perdagangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya hasil pengujian secara parsial Uji t menunjukkan bahwa variabel harga saham masa lalu berpengaruh signifikan terhadap harga saham
pada perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0000,05.
Harga saham yang terjadi ditentukan oleh permintaan dan penawaran atas saham. Perubahan pola permintaan dan penawaran saham akan mempengaruhi
arah pembentukan harga. Pola pergerakan permintaan dan penawaran saham dimasa lalu akan mempengaruhi arah pembentukan harga. Pola pergerakan
permintaan dan penawaran yang terjadi di waktu yang lampau akan terulang lagi dimasa yang akan datang.
Berdasarkan pada mekanisme pembentukan harga, bila terjadi suatu keadaan dimana permintaan lebih besar dari penawaran maka harga saham akan
meningkat. Sebaliknya, bila penawaran lebih besar dari permintaan maka harga saham akan mengalami penurunan. Disisi lain para analis teknikal percaya bahwa
gerakan harga saham akan mengikuti tren, baik menurun, meningkat ataupun mendatar.
Berdasarkan hal tersebut, harga saham masa lalu secara umum pada perusahaan sektor makanan dan minuman dinilai mengalami trend peningkatan
sehingga berdasarkan analisis teknikal, peningkatan tersebut akan berulang pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini tercermin dari rata-rata harga saham masa lalu
yang mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Berdasarkan trend peningkatan tersebut, hasil penelitian menunjukkan bahwa harga saham masa lalu berpengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Universitas Sumatera Utara
penelitian yang dilakukan oleh Mahalaeni 2011. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa harga saham masa lalu berpengaruh positif signifikan
terhadap harga saham. Hasil pengujian secara parsial Uji t menunjukkan bahwa volume
perdagangan masa lalu berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,06190,05. Hal ini menunjukkan bahwa volume perdagangan masa lalu tidak
menyebabkan peningkatan maupun penurunan yang signifikan terhadap harga saham. Menurut Vibby 2010 Volume perdagangan merupakan cerminan
intensitas minat beli dan tekanan dibalik pergerakan nilai harga yang terjadi. Volume saham juga dapat memprediksi keadaan pasar yang terjadi
Volume perdagangan masa lalu menunjukkan aktivitas perdagangan saham yang cenderung mengalami penurunan berturut-turut selama periode 2010-
2013 sebaliknya rata-rata harga saham relatif meningkat selama periode 2010- 2013. Hal ini mencerminkan bahwa volume perdagangan masa lalu tidak searah
dengan pergerakan harga saham karena kondisi pasar yang sedang uptrend dengan volume perdagangan yang rendah karena jumlah penjual lebih sedikit dibanding
pembeli. Hal ini menyebabkan penurunan volume perdagangan masa lalu bernilai negatif namun tidak signifikan terhadap harga saham.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Pring 2014: 40 Menyatakan bahwa terdapat beberapa prinsip dalam penafsiran volume
perdagangan, salah satunya adalah harga yang meningkat dan volume
Universitas Sumatera Utara
perdagangan yang menurun adalah kondisi tidak normal dan mengindikasikan bahwa tren yang terjadi tidak kuat dan akan mengalami perubahan. Aktifitas
seperti ini biasanya merupakan tren menurun bearish dan merupakan salah satu hal yang haru diperhitungkan.
Hal yang harus diperhitungkan adalah bahwa volume perdagangan mengukur antusiasme pembeli dan penjual. Pasar yang sedang uptrend dengan
volume perdagangan yang rendah dapat disebabkan oleh kurangnya para penjual dibandingkan dengan antusiasme pembeli. Cepat atau lambat hal ini akan
mendorong pasar mencapai harga yang membuat penjual bersedia menjual saham. saat harga saham meningkat dan volume perdagangan menurun menunjukkan
bahwa kondisi pasar mulai melemah. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa volume perdagangan pasa masa lalu secara umum berada pada saat kondisi
pasar mulai melemah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Barus
dan Christiana 2014. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa volume perdagangan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham
perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya pengujian secara parsial Uji t menunjukkan bahwa
kapitalisasi pasar berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,06060,05. Kapitalisasi pasar yang terjadi di bursa dari waktu kewaktu lebih banyak disebabkan oleh naik turunnya harga saham di bursa.
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kapitalisasi pasar saham saham
Universitas Sumatera Utara
perusahaan makanan dan minuman secara umum cenderung mengalami peningkatan selama periode 2011-2014 meskipun kapitalisasi pasar di tahun 2014
sedikit menurun dibanding kapitalisasi pasar di tahun 2013. Meningkatnya kapitalisasi pasar mencerminkan meningkatkan harga
saham perusahaan makanan dan minuman secara umum di Bursa Efek Indonesia. Meskipun kapitalisasi pasar secara umum cenderung meningkat, namun
peningkatan tersebut tidak memberikan efek yang signifikan terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Hal ini
karena peningkatan kapitalisasi pasar tidak menjadi perhatian utama para investor maupun calon investor untuk berinvestasi di perusahaan sektor makanan dan
minuman selama periode 2011-2014 namun lebih memperhatikan faktor fundamental suatu perusahaan sehingga kapitalisasi pasar meskipun memiliki
koefisien yang bernilai positif tidak memberi pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2014. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aziz
2012. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Kapitalisasi Pasar berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 di Bursa
Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN