perilaku sangat bergantung pada pengetahuan atas perilaku manusia dalam lingkungan kerja tersebut. Demikian pula tidak ada model perilaku organisasi
yang dapat digunakan terus-menerus untuk jangka panjang. Penggunaan setiap model cenderung berubah secara bertahap. Setiap model dibangun diatas
pencapaian model yang digunakan sebelumnya. Walaupun demikian, dapat disimpulkan bahwa perubahan model perilaku organisasi yang digunakan akan
selalu bergerak ke arah yang lebih demokratis.
C. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah suatu usaha untuk mempengaruhi kegiatan pengikutnya melalui proses komunikasi dalam rangka pencapaian tujuan Gibson
et al, 1985. Menurut Plunkett dan Attner 1983, kepemimpinan meliputi tiga
unsur yaitu pemimpin, pengikut dan tujuan bersama yang ingin dicapai. Walaupun demikian, manajemen dan kepemimpinan mempunyai fungsi yang
berbeda. Manajemen berusaha menciptakan stabilitas, sedangkan kepemimpinan dapat berubah dan menciptakan perubahan Wirawan, 2002. Dalam
pelaksanaannya, manajemen dan kepemimpinan harus berjalan secara seimbang dan bekerjasama demi pengembangan organisasi.
Dalam Siagian 1999 dinyatakan bahwa keberhasilan suatu organiasasi sangat tergantung pada mutu organisasi tersebut. Mutu kepemimpinan terlihat
dari kemampuan pimpinan organisasi untuk memahami faktor-faktor yang merupakan kelebihan perusahaan, mengenali kelemahan perusahaan,
memanfaatkan peluang yang mungkin timbul, serta menghilangkan ancaman yang dapat menghalangi keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Selain itu, mutu kepemimpinan juga dinilai dari kemampuan pemimpin untuk mendorong bawahan sehingga bekerja dengan tingkat efisiensi, efektivitas
dan produktivitas yang mendorong keberhasilan usaha, juga kemampuannya untuk menciptakan cara dan iklim kerja yang mendukung wawasan kebersamaan
dalam usaha pencapaian tujuan. Pemimpin yang baik juga dituntut untuk
memiliki sifat yang proaktif dan antisipatif terhadap perubahan yang akan terjadi Siagian, 1999.
D. SIX SIGMA
Sigma dikenal dalam istilah statistik sebagai lambang dari deviasi atau variabilitas. Sigma diambil dari abjad dalam alfabet Yunani. Sebagai sebuah
istilah dalam manajemen, Sigma menawarkan level kualitas sebagai indikator dari frekuensi kemungkinan ketidaksempurnaan. Semakin tinggi level sigma yang
dicapai sebuah proses, artinya semakin kecil peluang dihasilkannya produk yang tidak sesuai spesifikasi. Level kualitas Six Sigma didefinisikan ketika
kemungkinan terjadi ketidaksempurnaan dari setiap satu juta produksi adalah maksimal sebanyak 3.4 kali Breyfogle, 2003.
Six Sigma adalah sebuah pendekatan yang terintegrasi dan berdisiplin
yang berperan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam www.adamssixsigma.com
2005 dinyatakan bahwa Six Sigma adalah sebuah filosofi manajemen. Pendekatan Six Sigma berorientasi pada konsumen, dimana
setiap kesalahan atau ketidaksempurnaan menghabiskan biaya yang amat besar. Salah satu perusahaan yang telah menerapkan metode Six Sigma adalah
General Electric Company. Dalam situsnya www.ge.com
, 2005, diterangkan bahwa Six Sigma adalah proses yang membantu perusahaan tersebut untuk
terfokus pada pengembangan dan penyediaan produk dan jasa yang mendekati sempurna. Six Sigma sendiri adalah sebuah visi mengenai kualitas, yang hanya
diperoleh bila dari satu juta kesempatan produksi dari setiap barang atau jasa hanya terdapat 3.4 ketidaksempurnaan.
Six Sigma diterapkan dalam mekanisme proyek-proyek yang
berkesinambungan. Dalam menetapkan sebuah proyek Six Sigma diperlukan analisis mengenai proses kunci dalam sebuah proses produksi. Didalam proyek-
proyek seperti ini, Green Belt dan Black Belt memfokuskan analisis pada hal-hal yang harus atau yang dapat dilakukan untuk mengontrol variabel input dari proses
kunci yang telah teridentifikasi tersebut.
Sebagai sebuah metode dengan pendekatan berbasis proyek, ada karakteristik tertentu yang diminta dari proyek-proyek Six Sigma. Sebuah
masalah dengan solusi yang belum diketahui dapat diangkat menjadi proyek Six Sigma
. Proyek tersebut dapat diselesaikan dalam jangka waktu 4-6 bulan. Proyek harus terkait dengan prioritas perusahaan. Pada umumnya, proyek Six Sigma
diperiksa kembali sebelum setiap fase proyek dinyatakan selesai. Setiap proyek yang sudah diselesaikan didokumentasikan. Dengan demikian akan terbentuk
learning organization .
www.6sigma.us, 2005
Seperti dijelaskan di www.isixsigma.com
2005, Six Sigma bermula pada tahun 1980an. Dimulai oleh Motorola Company dengan pimpinannya Bob
Galvin, para insinyur yang bekerja disana ingin meningkatkan kualitas dan standar produksi dengan mengukur kesalahan per juta unit yang diproduksi.
Motorola mengembangkan standar baru dan menciptakan metode yang mendukungnya. Sesuai dengan perkembangan tersebut, diperlukan perubahan
pada budaya perusahaan. Six Sigma pada akhirnya membuat Motorola mampu menghemat lebih dari 16 miliar dollar tahun itu.
Masih menurut www.isixsigma.com
2005, sejak saat itu, ratusan perusahaan di seluruh dunia mengadopsi Six Sigma dalam menjalankan usaha
mereka. Salah satu pimpinan perusahaan terkenal yang mula-mula menerapkan Six Sigma
adalah Jack Welch General Electric Conpany. Six Sigma sendiri, sebagai cara tertentu menjalankan usaha, telah berkembang menjadi lebih dari
sekedar sistem kualitas seperti ISO atau TQM.
E. MOTIVASI