Terdapat banyak teori yang menjelaskan tentang motivasi ini. Menurut Umar 2004, teori-teori tersebut dibedakan mejadi dua golongan, yaitu golongan
teori yang menekankan pada kepuasan content dan golongan teori yang menekankan pada proses. Teori Kepuasan akan mendasarkan pada faktor
kebutuhan dan kepuasan individu sehingga mau melakukan aktivitas. Teori Proses mengemukakan bahwa keinginan beraktivitas tergantung pada harapan
yang akan diperoleh dari melakukan aktivitas tersebut. Peneliti dan pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian mengenai
motivasi perlu berpegang pada setidaknya satu teori untuk mendasari analisisnya. Dalam satu kasus, dimungkinkan penggunaan lebih dari satu teori karena pada
dasarnya teori mengenai motivasi bersifat saling melengkapi dan kasuistik. Beberapa teori mengenai motivasi yang umum adalah :
a. Teori Maslow
Arep dan Tanjung 2002 menyatakan bahwa teori ini digunakan untuk menunjukkan kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi agar orang tersebut
termotivasi dalam bekerja. Hal ini karena teori Maslow sangat berkaitan dengan tingkat pemenuhan kebutuhan manusia.
Dalam Siagian 2004 dinyatakan bahwa inti dari pendapat Maslow adalah bahwa kebutuhan manusia dapat diklasifikasikan menjadi lima hirarki
kebutuhan. Kelompok-kelompok kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan
esteem atau harga diri, dan kebutuhan untuk aktualisasi diri.
b. Teori Hezberg
Teori ini juga dikenal dengan nama Two Factor Theory. Seorang ilmuwan bernama Fedrick Hezberg membagi kepuasan orang menjadi puas
dan tidak puas. Teori ini disempurnakan oleh Pittsburgh dengan mengubah pembagian faktornya menjadi motivator dan hygiene. Motivator dipandang
sebagai perasaan positif, dimana terdapat kepuasan kerja. Sebaliknya, hygiene dipandang sebagai perasaan negatif atau rasa tidak puas dalam bekerja. Teori
ini mengemukakan bahwa untuk meningkatkan motivasi, manajer harus selalu
menciptakan dan meningkatkan faktor motivator dan mengurangi faktor hygiene
.
c. Teori McCleland
Dalam Teori McLeland, ditekankan aspek prestasi. Terdapat kebutuhan yang penting untuk mencapai tujuan achievement, untuk berinteraksi
affiliation, serta adanya kebutuhan kekuasaan power. Ketiga hal tersebut sangat berpengaruh pada motivasi seseorang. Orang dengan keinginan tinggi
untuk mencapai prestasi akan lebih giat bekerja dibandingkan dengan orang yang keinginannya rendah. Demikian pula individu dengan hubungan sosial
yang berhasil akan lebih keras bekerja dibandingkan dengan individu yang hubungan sosialnya kurang baik. Adapun kekuasaan mempengaruhi cara
orang bertindak dalam bekerja.
d. Teori Harapan
Expectancy Model secara umum menyatakan bahwa motivasi adalah
fungsi dari berapa banyak yang diinginkan dan berapa besar kemungkinan pencapaiannya. Teori ini memiliki rumus seperti berikut :
M = [E - P] [ P – OV], dimana : M = motivasi,
E = expectation harapan, P = performance prestasikinerja,
O = outcome hasil, V = value nilai.
Berdasarkan pada teori ini, manajer diharapkan dapat menyadari bahwa setiap karyawan memiliki kebutuhan dan preferensi yang berbeda. Setelah
menyadari hal itu, manajer diharapkan mengetahui apa yang menjadi kebutuhan utama karyawannya. Manajer juga dituntut untuk membantu
karyawannya menentukan upaya pencapaian kebutuhan tersebut melalui prestasi. Dengan demikian, manajer akan mampu meningkatkan motivasi
kerja karyawan.
e. Teori Keadilan