36 empat elemen penyusun ekuitas merek itu sendiri, yakni kesadaran merek,
asosiasi merek, persepsi kualitas merek dan loyalitas merek. Penelitian ini akan menganalisis ekuitas merek yang terkuat, khususnya
antara produk sosis merek Kimbo dan produk sosis merek Farmhouse. Kemudian, hasilnya akan menjadi informasi bagi PT. Madusari Nusaperdana selaku produsen
sosis merek Kimbo, dalam menentukan strategi bauran pemasaran yang tepat dan efektif.
B. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jakarta Timur, khususnya wilayah Cibubur. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama empat bulan terhitung dari Maret 2006
sampai dengan Juli 2006.
37
Gambar 10. Kerangka Penelitian Global
Asosiasi Merek
Loyalitas Merek
Persepsi Kualitas Merek
Kesadaran Merek
Produk Sosis
Ekuitas Merek Sosis Merek Sosis Kimbo dan
Merek Sosis Farmhouse yang ada di swalayan
Cause Marketing
1. Top of mind brand. 2. Brand advertising.
1. Perceived value. 2. Brand personality.
3.Organizational Association. 1. Persepsi kualitas
2. Leadershippopularity
1. Meningkatnya perhatian sebuah merek terhadap isu penting dalam masyarakat.
2. Terjalinnya hubungan antara pelanggan dengan merek relationship.
1. Optimum price. 2. Satisfaction
kepuasan.
Informasi untuk PT.Madusari Nusaperdana produsen Kimbo
Implikasi Terhadap Bauran Pemasaran
Ekuitas Merek Terkuat
38
T T
O O
M M
B B
E E
Q Q
U U
I I
T T
Y Y
R R
E E
L L
A A
T T
I I
O O
N N
B B
A A
W W
A A
R R
A A
S S
S S
B B
R R
A A
N N
D D
P P
E E
R R
C C
Q Q
U U
A A
L L
B B
L L
O O
Y Y
A A
L L
P P
E E
R R
V V
A A
L L
T T
O O
M M
A A
D D
B B
R R
N N
D D
P P
E E
R R
O O
R R
G G
A A
S S
S S
C C
P P
E E
R R
Q Q
U U
A A
L L
L L
E E
A A
D D
E E
R R
O O
P P
T T
P P
R R
I I
C C
E E
S S
A A
T T
I I
S S
F F
B B
R R
N N
D D
C C
A A
R R
E E
γ λ
λ λ
λ
λ λ
λ λ
λ λ
λ λ
λ λ
λ λ
λ λ
λ λ
λ λ
γ
γ
γ δ
δ δ
δ δ
δ δ
δ δ
δ δ
δ δ
δ δ
δ δ
δ
Gambar 11. Kerangka penelitian untuk metode Structural Equation Modelling.
ε ε
ε ε
39
V. HASIL PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Pada penelitian mengenai ekuitas merek sosis ini menggunakan elemen, yakni para decision maker dalam keluarga, hal ini dikarenakan seorang decision
maker dalam rumah tangga adalah orang yang menentukan pembelian suatu
produk, terutama produk rumah tangga. Berusia antara 25-40 tahun, karena diasumsikan pada usia tersebut seorang responden dapat menilai sesuatu dengan
tepat dan rasional. Responden tersebut harus memiliki anak, karena diasumsikan umumnya produk sosis dalam rumah tangga dikonsumsi oleh anak-anak, atau
keluarga yang telah memiliki anak, dengan usia minimal 5 tahun. Adapun jumlah responden yang diwawancara adalah 200 orang.
Mengacu pada persyaratan karakteristik yang diharapkan dari responden yang dituju maka dalam kuesioner yang disebarkan, peneliti meminta identitas
responden seperti, nama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan per bulan, pengeluaran per bulan, dan alamat. Sementara itu untuk persyaratan atau
screening, dalam kuesioner ditanyakan terlebih dahulu apakah konsumen atau
responden tersebut merupakan seorang decision maker, apakah sudah memiliki seorang anak atau lebih yang telah berusia minimal 5 tahun, dan apakah
responden tersebut berusia antara 25-40 tahun, jika ketiga atau salah satu dari persyaratan tersebut tidak dipenuhi, maka pengisian kuesioner dihentikan.
Jika ditinjau dari seluruh responden yang telah diwawancara, ternyata seorang decision maker dalam rumah tangga umumnya adalah wanita atau
seorang ibu. Dapat dilihat pada pie chart Lampiran 4, para wanita ternyata sangat
mendominasi posisi decision maker dalam melakukan pembelian kebutuhan dalam suatu keluarga. Berdasarkan pie chart tersebut, persentase jumlah
responden wanita adalah 98,00 , sedangkan pria hanya 2,00 . Menurut data hasil wawancara yang diperoleh di lapangan, 4 orang pria tersebut adalah seorang
decision maker dalam keluarganya, karena mereka adalah single parent yang
memiliki anak, dan yang lainnya karena mereka memang memiliki kemampuan serta dipercaya untuk mengambil keputusan dalam keluarga.