Tabel 2.2 Manifestasi klinis dan laboratorium pada sirosis hati dikutip dari Choudury 2006
2.1.5 Patogenesis
Pada kondisi normal, hati merupakan sistem filtrasi darah yang menerima darah dari vena mesenterika, lambung, limfe, dan pankreas masuk melalui arteri
hepatika dan vena porta.Darah masuk ke hati melalui triad porta yang terdiri dari cabang vena porta, arteri hepatika, dan saluran empedu, kemudian masuk kedalam
ruang sinusoid lobulus hati. Darah yang sudah difilter masuk ke dalam vena sentral kemudian masuk ke dalam vena hepatik yang lebih besar menuju ke vena
cava inferior Heidelbaugh 2006, Herrera 2008, Sofwanhadi R 2007. Hati memiliki sinusoidal yang terdiri dari sel sel endotelial, pits cells,
kupffer dan Hepatic Stellate Cells HSC. Sel kupffer dan sel HSC berperan penting dalam proses fibrogenesis hati. Sel sel endotelial membatasi sinusoid-
sinusoid dan memiliki fenestra yang memungkinkan terjadinya pertukaran zat antara hepatosit dan sel endotel.Antara hepatosit dan sel endotelial terdapat ruang
Disse subendotel yang merupakan tempat dimana HSC berada.Sel kupffer melekat pada sel endotel dan merupakan derivad sel monosit. Fungsi sel kupffer
Universitas Sumatera Utara
adalah memfagosit sel hepatosit tua, debris sel, benda asing, sel tumor dan berbagai mikroorganisme Bataller 2005.
Transformasi sel normal menjadi sel yang fibrotik merupakan proses yang sangat rumit. Terdapat interaksi antara HSC dengan sel-sel parenkimal, sitokin,
growth factor, berbagai protease matriks beserta inhibitornya dan MES.
.
Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya fibrosis hati antara lain : 1. Cedera hati
2. Inflamasi yang ditandai oleh a.
Infiltrasi dan aktivasi dari berbagai sel seperti : netrofil, limfosit, trombosit dan sel-sel endotelial, termasuk sel kupffer.
b. Pelepasan berbagai mediator, sitokin, growth factor, proteinase berikut
inhibitornya dan beberapa jenis substansi toksik seperti reactive oxygen spesies ROS dan peroksida lipid.
3. Aktivasi dan migrasi sel HSC ke daerah yang mengalami cedera. 4.Perubahan jumlah dan komposisi MES akibat pengaruh HSC serta
pengaruh berbagai sel, mediator dan growth factor. 5. Inaktivasi HSC, apoptosis serta hambatan apoptosis oleh berbagai
komponen yang terlibat dalam perubahan MES. Fibrosis hati adalah terbentuknya jaringan ikat yang terjadi sebagai respon
terhadap cedera hati, diawali oleh cedera hati kronis yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, ketergantungan alkohol, nonalkoholik steatohepatitis dan penyebab
lainnya.
Gambar 2.1 Perubahan arsitektur hati pada keadaan fibrosis. Dikutip dari Bataller R, Brenner D A, modified from Science Medicine, 2005
Universitas Sumatera Utara
Terjadinya fibrosis pada hati dapat melalui beberapa tahap. Saat sel hepatosit yang rusak mati, maka enzim lisosom akan bocor dan mengeluarkan
sitokin dari matriks ekstrasel hati Silbernagl S 2000. Sitokin dan debris-debris sel yang mati akan mengaktifkan sel Kupffer di sinusoid hati dan menarik sel-sel
inflamasi granulosit, limfosit dan monosit. Sebagai akibatnya akan terbentuk growth factor dan sitokin-sitokin yang akan mengubah monosit menjadi makrofag
aktif dan memicu proliferasi fibroblas. Aksi kemotaktik dari transforming growth factor β TGF-β dan monocyte
chemotactic protein 1 MCP-1 akan memperkuat proses di atas. Sebagai akibat berbagai interaksi kimiawi kompleks yang belum sepenuhnya difahami, produksi
matriks ekstraselular akan ditingkatkan oleh myofibroblas dan fibroblas, sehingga akan menyebabkan terjadinya penumpukan kolagen, proteoglikan, dan
glikoprotein. Penumpukan ini menyebabkan terjadinya fibrosis hati, yang akan menggganggu aliran darah di hati dan meningkatkan tahanan aliran darah di
sinusoid. Matriks ekstraselular yang berlebihan pada awalnya dapat dipecah
misalnya oleh enzim metalloprotease dan hepatosit dapat mengalami regenerasi.Jika nekrosis hanya terbatas pada bagian tengah lobulus hati, maka
struktur hati masih mungkin pulih sepenuhnya. Namun jika nekrosis telah terjadi sampai ke parenkim lobulus hati, maka akan terbentuk septa jaringan ikat.
Akibatnya, regenerasi sepenuhnya tidak dapat terjadi dan akan terbentuk nodul- nodul di hati. Keadaan inilah yang disebut sebagai sirosis hati, yang akan
mengakibatkan kolestasis, hipertensi portal dan kegagalan metabolik hatiSilbernagl S 2000.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Patogenesis fibrosis dan sirosis hati Silbernagl S 2000
2.2 HIPERTENSI PORTAL