2.3 KERANGKA BERPIKIR
Berdasarkan kajian teori dan kajian empiris yang telah diuraikan diperoleh alur berpikir sebagai berikut:
1. Guru
Guru belum maksimal memberikan bimbingan kepada siswa dalam pemecahan masalah agar siswa berpikir kritis, sistematis
dan ilmiah. Selain itu, guru juga kurang memaksimalkan multimedia dalam proses KBM.
2. Siswa
a. Siswa kurang aktif dan termotivasi dalam pembelajaran.
b. Partisipasi siswa dalam diskusi masih kurang
c. Siswa belum mampu berpikir kritis, sistematis dan ilmiah
3. Hasil belajar
Prosentase ketidaktuntasan siswa mencapai 52,6 atau 20 dari 38 siswa belum mencapai KKM
Kondisi Awal
Penggunaan Pendekatan Inkuiri dengan media komik sains dalam mata pelajaran IPA
Tahapan pembelajaran inkuiri:
1. Orientasi
2. Merumuskan masalah
3. Merumuskan hipotesis
4. Mengumpulkan data
5. Menguji hipotesis
6. Merumuskan kesimpulan
Pelaksanaan
Kondisi akhir yang diharapkan yaitu: a.
Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran IPA menggunakan pendekatan pembelajaran inkuri dengan media
komik sains meningkat. b.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan pendekatan pembelajaran inkuiri dengan media komik sains
meningkat. c.
Hasil belajar siswa melalui pendekatan pembelajaran inkuiri dengan media komik sains meningkat mencapai KKM
Kondisi Akhir
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Skema alur berpikir di atas memperlihatkan bahwa pada kondisi awal, pembelajaran IPA belum mencapai hasil yang optimal. Hal ini disebabkan oleh
faktor guru dan siswa. Guru belum menerapkan pembelajaran inovatif serta kurang menggunakan media atau alat peraga. Selain itu, guru masih mendominasi
dalam proses pembelajaran yang menyebabkan siswa cepat merasa bosan dan konsentrasi atau mengalihkan perhatiannya pada hal lain di luar kegiatan belajar.
Siswa belum terlibat aktif dalam kegiatan penemuan konsep melalui kegiatan penemuan seperti yang tercantum dalam standar isi untuk pembelajaran IPA yaitu
pembelajaran IPA merupakan kegiatan penemuan melalui proses ilmiah inquiry. Melihat kondisi tersebut, peneliti bersama tim kolaborasi merencanakan
untuk melakukan tindakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri dengan media komik sains. Dalam pembelajaran ini, siswa
diajak untuk untuk menemukan suatu konsep melalui proses ilmiah. Siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.
Melalui pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri dengan media komik sains diharapkan siswa mendapat kesempatan untuk mempelajari cara
menemukan fakta, konsep, dan prinsip melalui pengalamannya secara langsung. Langkah pembelajaran inkuri yaitu: 1 Orientasi, 2 Merumuskan masalah, 3
Merumuskan hipotesis, 4 Mengumpulkan data, 5 Menguji hipotesis, dan 6 Merumuskan kesimpulan.
Selain dengan pendekatan inkuiri, pada penelitian ini akan menggunakan media komik sains. Komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran karena
komik dapat dirancang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Komik sains
dikemas secara menarik agar siswa antusias dalam pembelajaran dan pesan yang ingin disampaikan melalui komik tersebut dapat tersampaikan.
Penerapan pendekatan inkuiri dengan media komik sains sebagai langkah pemecahan dari permasalahan yang ada di kelas V pada mata pelajaran
IPA yang nantinya diharapkan dengan adanya penerapan pendekatan inkuiri dengan media komik sains ini kualitas pembelajaran IPA meningkat baik itu
keterampilan guru, aktivitas belajar siswa, maupun hasil belajar siswa.
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN