Teori Belajar yang Mendasari Pendekatan Inkuiri dengan Media

didapatkan peserta didik sangat tidak variatif dan merasa belum memahami pesan yang disampaikan oleh pendidik. 2. Menarik semangat belajar siswa Komik dapat menarik semangat siswa untuk belajar dan mengajari siswa untuk menerjamahkan cerita ke dalam gambar bahkan seolah-seolah siswa dihadapkan pada konteks yang nyata sehingga muncul efek yang membekas pada siswa dan dapat mengingat sesuatu lebih lama. 3. Mempermudah siswa mengartikan materi Materi yang terdapat di dalam komik dapat dijelaskan secara sungguh- sungguh, yang artinya bahwa materi yang berbentuk gambar dapat menjelaskan keseluruhan cerita atau materi yang dibarengi oleh ilustrasi gambar untuk mempermudah siswa dengan mengetahui bentuk atau contoh kongkret apa maksud dari materi tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menggunakan media komik sains dipadu dengan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar, sehingga kualitas pembelajaran IPA meningkat.

2.1.13 Teori Belajar yang Mendasari Pendekatan Inkuiri dengan Media

Komik Sains Proses belajar yang terjadi tidak terlepas dari teori-teori belajar yang mendasari. Teori belajar yang mendasari pembelajaran IPA pendekatan inkuiri dengan media komik sains: a Teori belajar kognitif Piaget Dalam perspektif teori kognitif, belajar merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak nyata hampir dalam setiap peristiwa belajar. Teori kognitif menekankan belajar sebagai proses internal Suprijono, 2012: 22 . Piaget dalam Rifa’I, 2009: 26 menyatakan bahwa perkembangan kognitif manusia terdiri dari empat tahap, yaitu: 1 Tahap sensorimotorik sensorimotor intelligence, yang terjadi dari lahir sampai usia 2 tahun. Pada tahap ini bayi menyusun pemahaman indera dan gerakan motorik mereka. Bayi hanya memperlihatkan pola reflektif untuk beradaptasi dengan dunia dan menjelang akhir tahap ini bayi menunjukkan pola sensorimotorik yang lebih kompleks. 2 Tahap praoperasional preoperational thought, yang terjadi dari usia 2 sampai 7 tahun. Pada tahap ini lebih bersifat simbolis, egoisentris dan intuitif, sehingga tidak melibatkan pemikiran operasional. Pemikiran tahap ini terbagi menjadi dua sub-tahap, yaitu simbolik dan intuitif. Bayi belum mampu berpikir konseptual namun perkembangan kognitif telah dapat diamati. 3 Tahap operasional kongkrit concrete operation, yang terjadi dari usia 7 sampai 11 tahun. Pada tahap ini anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda kongkrit. Pada tahap ini juga berkembang daya mampu anak berpikir logis untuk memecahkan masalah kongkrit. 4 Tahap operasional formal formal operation, yang terjadi dari usia 7 sampai 15 tahun. Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis. Kecakapan kognitif mencapai puncak perkembangan. Anak mampu memprediksi, berpikir tentang situasi hipotesis, tentang hakekat berpikir serta mengapresiasi struktur bahasa dan berdialog. Bergaul, mendebat, berdalih adalah sisi bahasa remaja yang merupakan cerminan kecakapan berpikir abstrak dalam atau melalui bahasa. b Teori belajar konstruktivisme Pengetahuan menurut konstruktivisme bersifat subjektif, bukan objektif yang dikonstruksi bukan dipersepsi secara langsung oleh indera. Semua pemikiran orang berdasarkan pengalaman sendiri, sehingga bersifat subjektif Suprijono, 2012: 30. Sedangkan menurut Rifa’I dan Anni 2009: 137 inti sari teori konstruktivisme adalah bahwa peserta didik harus menemukan dan menstranformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri. Belajar berarti mengkonstruksi makna atas informasi dan masukan-masukan yang masuk ke dalam otak. Berdasarkan teori kognitif dan konstruktivisme tersebut mendukung pembelajaran IPA menggunakan pendekatan inkuiri dengan media komik sains karena dalam pembelajaran inkuiri siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, memperoleh pengalaman langsung dan memiliki belajar yang bermakna serra dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.14 Materi untuk Penelitian