Hakikat Belajar KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORITIS

2.1.1 Hakikat Belajar

2.1.1.1 Pengertian Belajar Menurut Slavin dalam Rifa’i dan Anni 2009: 82, menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan individu yang dikarenakan oleh pengalaman. Hal ini diambil dari unsur-unsur dalam belajar yaitu proses berlangsungnya, perubahan perilaku individu, dan pengalaman. Hamalik 2009: 27 juga merumuskan pengertian tentang belajar, yakni belajar merupakan modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan merupakan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasan hasil latihan melainkan melainkan pengubahan kelakuan. Menurut Sukmadinata dalam Hamdani 2011: 21 pengertian belajar yang diungkapkan oleh para ahli adalah sebagai berikut: 1. Witherington 1952, “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetehuan, dan kecakapan.” 2. Crow dan Crow 1958, “Belajar adalah upaya pemerolehan kebiasaan- kebiasaan, pengetahuan, dan sikap baru.” 3. Hilgard 1962, “Belajar adalah proses muncul atau berubahnya suatu perilaku karena adanya respons terhadap suatu situasi.” 4. Vesta dan Thompson 1970, “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.” 5. Gage dan Berliner, “Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang muncul karena pengalaman.” 13 6. Fontana, seperti yang dikutip Winataputra, mengemukakan bahwa learning belajar mengandung pengertian proses perubahan relatif tetap terhadap perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. 7. Hakim 2001: 1 mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku individu yang bersifat positif, aktif, menyeluruh, terarah, serta berkesinambungan, yang terjadi secara sadar sebagai hasil dari respons serta interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya dan besifat permanen. Belajar yang efektif dapat membantu siswa dalam meningkatkan dan memaksimalkan pemahaman tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, belajar mempunyai faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh pendidik. Berikut ini uraian dari faktor-faktor belajar. 2.1.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi internal dan eks ternal peserta didik Rifa’i dan Anni, 2009: 97. Kondisi internal mencakup kondisi fisik, kondisi psikis, dan kondisi sosial. Oleh karena itu, kualitas kondisi internal yang dimiliki oleh peserta didik akan berpengaruh terhadap kesiapan, proses, dan hasil belajar. Faktor-faktor internal ini dapat terbentuk sebagai akibat dari pertumbuhan, pengalaman belajar sebelumnya, dan perkembangan. Faktor eksternal juga sangat berpengaruh terhadap peserta didik yaitu pada lingkungan sekitar peserta didik, misalnya variasi dan tingkat kesulitan materi belajar yang dipelajari, iklim, tempat belajar, suasana lingkungan dan budaya belajar masyarakat. Hamalik 2009: 32 menjelaskan belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1 faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan. Apa yang telah dipelajari perlu digunakan secara praktis dan diadakan ulangan secara kontinu di bawah kondisi yang serasi, sehingga penguasaan hasil belajar menjadi lebih mantap; 2 belajar memerlukan latihan, dengan jalan: relearning, recalling, dan reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami; 3 belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapatkan kepuasannya; 4 siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya; 5 faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman belajar antara dengan yang baru, secara berurutan diasosiasikan, sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman; 6 pengalaman masa lampau bahan apersepsi dan pengertian-pengertian yang telah dimiliki oleh siswa, besar peranannya dalam proses belajar; 7 faktor kesiapan belajar, faktor kesiapan erat hubungannya dengan masalah kematangan, minat, kebutuhan, dan tugas-tugas perkembangan; 8 faktor minat dan usaha, belajar dengan minat yang besar akan mendorong siswa untuk belajar lebih baik; 9 faktor-faktor fisiologis, kondisi fisiologis sangat menentukan berhasil tidaknya siswa belajar misalnya kesehatan; 10 faktor intelegensi, siswa yang pandai akan lebih berhasil dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan karena lebih mudah memahami materi. Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar meliputi kemampuan internal peserta didik dan situasi stimulus yang berada di luar peserta didik. Faktor-faktor belajar tersebut saling berkaitan dalam pencapaian perubahan tingkah laku peserta didik berupa kondisi eksternal maupun kondisi internal yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Dalam belajar, peserta didik melakukan interaksi dengan pendidik, sumber belajar maupun lingkungan sekitar yang dinamakan proses pembelajaran. Berikut ini uraian dari pembelajaran.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran