Gambar 2.2 a Tenggelam, b Melayang, dan c Terapung
2.8 Hasil Penelitian yang Relavan
1 Sandi Monika dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Kemampuan
Membangun Mode Representasi terhadap Pemecahan Masalah Fisika dengan Menerapkan Inkuiri Terbimbing” pada tahun 2014. Berdasarkan hasil
penelitian pendahuluan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung, masih banyak siswa yang menggunakan rumus matematis dan banyak pengembangan
konsepnya. Diduga kesulitan siswa disebabkan kemampuan siswa untuk membangun mode representasi seperti mengoperasikan rumus fisika secara
matematika, membuat grafik dan tabel masih kurang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kemampuan membangun mode representasi
terhadap pemecahan masalah fisika melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pendekatan multirepresentasi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh linier yang positif dan signifikan antara kemampuan membangun mode representasi terhadap pemecahan
masalah fisika, dengan kontribusi sebesar 85,3 yang merupakan nilai koefisien determinasi R Square. Nilai koefisien R sebesar 0,924 dan
p ersamaan regresinya adalah Y’=9,167+0,921 X.
2 Indra Wahyuningsih dalam jurnal penelitiannya yang berjudul, “Penerapan
Model Kooperatif Group Investigation berbasis Eksperimen Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar” pada tahun 2012. Hasil
penelitian ini menunjukkan penggunaan model Group Inverstigation berbasis Inkuiri Terbimbing efektif dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
kognitif siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu sebesar 0,62 dan 0,52. Rata-rata aktivitas
psikomotorik dan afektif kelas eksperimen mencapai 71,74 dan 72,28, sedangkan untuk kelas kontrol hanya 65,97 dan 68,65.
2.9 Kerangka Berpikir
Dalam pembelajaran fisika, masalah pada siswa salah satunya adalah tentang penguasaan konsep fisika pada bab fluida statis. Guru sendiri mengalami
kesulitan mengenai cara menjelaskannya. Proses pembelajaran yang dinilai membosankan bagi siswa, mengakibatkan kurangnya keterlibatan belajar siswa
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Akibatnya penguasaan konsep siswa rendah.
Salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah pada siswa dalam menguasain konsep fisika yaitu dengan meningkatkan cara representasi siswa.
Dalam pembelajaran fisika paling tidak terdapat tiga bentuk representasi yang dapat digunakan, yaitu representasi matematis, verbal, dan visual. Pemilihan
bentuk representasi yang digunakan tentu saja disesuaikan dengan materi yang
akan disampaikan. Suatu materi pembelajaran bisa saja disampaikan dengan menggunakan dua atau lebih bentuk representasi multirepresentasi.
Penerapan suatu strategi, model, atau metode dalam pembelajaran fisika merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan siswa
secara konstruktif dan mengarah pada penguasaan materi, karena itu dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi dan metode pembelajaran yang
tepat, efisien, efektif, dan mengena pada tujuan yang diharapkan. Metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa, mengembangkan minat, serta
kemampuan representasi suatu konsep sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri
terbimbing. Dalam pelaksanaannya metode inkuiri terbimbing akan menuntut siswa
untuk lebih aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar, karena siswa akan mengalami banyak tahapan dalam pembelajaran, mulai dari tahap persiapan,
melakukan percobaan, dan membuat kesimpulan dalam bentuk laporan atau penyajian. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar karena
siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan satu
kelompok treatment. Satu kelompok treatment dilakukan pengujian untuk mengetahui
penerapan model
pembelajaran guided
inquiry dengan
multirepresentasi dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterlibatan belajar siswa di SMA N 1 Petarukan. Kerangka berpikir yang mengambarkan penelitian
esperiment ini dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
2.10 Pengajuan Hipotesis Penelitian