2.1.3. Keterampilan Guru
Sebagai Faktor
Pendukung Kualitas
Pembelajaran
Mengajar merupakan salah satu komponen dari kompetensi-kompetensi guru, dan setiap guru harus menguasainya serta terampil melaksanakan kegiatan
mengajar tersebut. Dalam mengajar, guru berhadapan dengan sekelompok siswa di mana mereka adalah makhluk hidup yang memerlukan bimbingan dan
pembinaan untuk menuju kedewasaan. Dapat dijabarkan di sini bahwasanya mengajar adalah usaha untuk mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya
dengan anak didik dan bahan pengajaran Daryanto, 2010:159. Tugas mengajar adalah pekerjaan khusus yang dilakukan oleh guru atau
dosen. Pekerjaan ini berwujud rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan melaksanakan proses mengatur dan mengorganisasi kegiatan belajar
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Keberhasilan mengajar, selain ditentukan oleh faktor kemampuan,
motivasi, dan
keaktifan siswa
dalam belajar
serta kelengkapan
fasilitaslingkungan belajar, juga akan banyak bergantung pada kemampuan guru dalam mengembangkan berbagai keterampilan dasar mengajar.
Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu keterampilan yang menuntut latihan yang terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan
terhadap keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara lebih efektif. Keterampilan dasar mengajar bersifat generik,
yang berarti bahwa keterampilan ini perlu dikuasai oleh semua guru, baik guru TK, SD, SMP, SMA maupun dosen di perguruan tinggi. Dengan pemahaman dan
kemampuan menerapkan keterampilan dasar mengajar secara utuh dan terintegrasi, guru diharapkan mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Sehubungan dengan pelaksanaan pengajaran, ada 8 keterampilan dasar mengajar, sebagai berikut:
2.1.3.1. Keterampilan menjelaskan
Penjelasan diperlukan karena tidak terdapat dalam buku, guru harus menuturkan secara lisan. Hal ini berarti menyebabkan guru dituntut mampu
menjelaskan. Untuk menyampaikan bahan pelajaran yang terkait dengan hubungan antarkonsep, guru perlu menjelaskan secara runtut dan runut.
Menyadari akan banyaknya peristiwa belajar mengajar yang menuntut guru untuk dapat menjelaskan, maka keterampilan menjelaskan merupakan dasar
keterampilan mengajar yang harus dikuasai guru. Menjelaskan pada dasarnya adalah menuturkan secara lisan mengenai suatu bahan pelajaran. Komponen-
komponen keterampilan menjelaskan adalah: 1 orientasipengarahan. 2 bahasa yang sederhana. 3 contoh yang baik dan sesuai. 4 struktur yang jelas dengan
penekanan pada pokok-pokok. 5 variasi dalam penyajian. 6 latihan dan umpan balik.
2.1.3.2. Keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya adalah suatu pengajaran itu sendiri sebab pada umumnya guru dalam pengajarannya melibatkan tanya jawab. Hampir seluruh
proses evaluasi, pengukuran, penilaian, pengujian dilakukan melalui pertanyaan. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan penting sebab
pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pelontaran yang tepat akan dapat meningkatkan aktivitas siswa.
Komponen keterampilan bertanya akan berpengaruh baik terhadap pemahaman siswa. Komponen bertanya yang harus diperhatikan diantaranya
adalah: 1 kejelasan dan kaitan pertanyaan. 2 kecepatan dan selang waktu. 3 arah dan distribusi penunjukanpenyebaran. 4 teknik penguatan. 5 teknik menuntun.
6 teknik menggali. 7 pemusatan. 8 pindah gilir. 9 pemberian waktu berpikir. 2.1.3.3. Keterampilan menggunakan variasi
Keterampilan menggunakan variasi merupakan keterampilan guru di dalam menggunakan bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar
siswa sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat, gairah, dan aktivitas belajar yang efektif. Guru harus pandai-pandai dalam menggunakan seni
mengajar situasi dengan mengubah gaya mengajar, menggunakan media pembelajaran atau mengubah pola interaksi dengan maksud menciptakan suasana
pembelajaran yang lebih menyenangkan. Variasi gaya mengajar meliputi beberapa komponen keterampilan.
Komponen keterampilan gaya mengajar mencakup beberapa hal seperti variasi suara guru, variasi mimik dan gestural, perubahan posisi, kesenyapan, pemusatan
perhatian, serta kontak pandang. Sedangkan variasi media pengajaran dapat dilakukan guru dengan memilih media dan bahan pembelajaran yang dapat dilihat
seperti sketsa dan gambar atau komputer, dapat didengar seperti penggunaan rekaman, dan penggunaan variasi media yang dapat diraba dan dimanipulasi
seperti tiruan benda atau pengamatan langsung. Untuk variasi pola interaksi dan kegiatan dapat dilakukan dengan kegiatan klasikal dan kelompok kecil.
2.1.3.4.Keterampilan memberi penguatan Keterampilan memberikan penguatan perlu mendapat perhatian, sebab
respons positif adalah penghargaan yang diberikan guru karena siswa menunjukkan perilaku positif. Siswa yang berprestasi akan mempertahankan
prestasinya manakala guru memberikan penghargaan atas prestasi tersebut. Bahkan dengan penghargaan yang diberikan guru, timbul motivasi kuat untuk
meningkatkan prestasi. Memberikan penguatan dalam kegiatan belajar mengajar diartikan pula sebagi respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai oleh calon guru
atau guru,agar ia dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistemis adalah: 1 penguatan verbal. 2 penguatan gestural. 3 penguatan dengan cara
mendekati anak. 4 penguatan dengan sentuhan. 5 penguatan dengan kegiatan menyenangkan. 6 penguatan berupa simbol atau benda. 7 penguatan tak penuh.
2.1.3.5.Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha diberikan guru untuk
mengkondisikan mental siswa agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran, siswa harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan
langkah-langkah yang akan ditempuh. Komponen keterampilan membuka pelajaran diantaranya: 1 membangkitkan minat siswa. 2 menimbulkan motivasi.
3 memberi acuan atau struktur. 4 menunjukkan kaitan.
Keterampilan menutup pelajaran adalah kemampuan guru dalam mengakhiri kegiatan inti pembelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru dapat
menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam pembelajaran. Cara yang dapat dilakukan guru
dalam menutup pelajaran antara lain: 1 meninjau kembali. 2 mengevaluasi. 3 memberi dorongan psikologi atau sosial.
2.1.3.6.Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru
melayani kegiatan siswa dalam belajar secara kelompok dengan jumlah siswa berkisar antara 3-5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam menentukan tujuan, bahan ajar, prosedur, dan
waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan tuntutan- tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual siswa.
Komponen yang perlu dikuasai guru dalam membimbing diskusi kelompok yaitu: 1 memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
dengan cara merumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi. 2 memperjelas masalah untuk menghindari kesalahpahaman. 3 menganalisis
pandangan siswa. 4 meningkatkan urunan siswa dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menentang. 5 memberikan kesempatan untuk
berpartisipasi. 6 menutup diskusi, yaitu membuat rangkuman hasil diskusi Sardiman, 2011:101.
2.1.3.7. Keterampilan mengelola kelas Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam
mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal. Kemampuan ini erat kaitannya dengan kemampuan guru untuk menciptakan
kondisi yang menguntungkan, menyenangkan siswa dan penciptaan disiplin belajar secara sehat.
Komponen dalam mengelola kelas menurut Rusman 2011:90 dapat dijabarkan sebagi berikut:
1 Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal seperti pemusatan perhatian siswa dalam proses pembelajaran, menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan
perhatian kelompok, memberikan petunjuk yang jelas, menegur, memberi peringatan.
2 Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang
optimal seperti memodifikasi tingkah laku, pengelolaan kelompok, dan melaksanakan remidial.
2.1.3.8. Keterampilan membimbing kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil merupakan suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerjasama kelompok yang bertujuan memecahkan suatu permasalahan,
mengkaji konsep, prinsip atau keterampilan tertentu. Keterampilan berdiskusi sangat penting dilatihkan kepada anak-anak SD. Dengan keterampilan tersebut
anak-anak akan memiliki kebebasan atau rasa kemerdekaan yang kuat di dalam mengemukakan
suatu pendapat,
sehingga kehidupan
belajarnya atau
kehidupannya kelak akan menjadi lebih maju dan dinamis. Komponen yang perlu dikuasai guru dalam membimbing diskusi kelompok yaitu: 1 memusatkan
perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi dengan cara merumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi. 2 memperjelas masalah untuk
menghindari kesalahpahaman. 3 menganalisis pandangan siswa. 4 meningkatkan urunan siswa dengan cara mengajukan pertanyaan yang menantang. 5
memberikan kesempatan untuk berpartisipasi. 6 menutup diskusi dengan membuat rangkuman hasil diskusi Murni, 2011:71.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa keterampilan mengajar guru adalah seperangkat kemampuankecakapan guru dalam melatihmembimbing
aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan. Keterampilan mengajar guru merupakan
penilaian berupa tanggapanpendapat siswa terhadap kemampuankecakapan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Guru juga harus mempunyai delapan
keterampilan mengajar sehingga dapat menguasai dan mengembangkan proses pembelajaran secara optimal. Dengan guru menguasai kedelapan keterampilan
mengajar tersebut tentunya akan mendorong aktivitas siswa dan mempengaruhi hasil belajar siswa. Secara tidak langsung penguasaan keterampilan dasar
mengajar guru ini akan berdampak positif terhadap kualitas pembelajaran IPS di mana pemahaman siswa dalam materi IPS khususnya materi peritiwa proklamasi
Indonesia dapat tercapai dengan baik. Namun keterampilan dasar mengajar di atas tidak harus diterapkan dalam satu kali pembelajaran, tetapi bergantung dengan
penggunaan model pembelajaran.
Dalam penelitian ini, peningkatan keterampilan dasar seorang guru agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran diamati dalam pembelajaran yang
menggunakan model Quantum Teaching dengan Multimedia Interaktif. Indikator keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model
Quantum Teaching dengan Multimedia Interaktif yaitu keterampilan membuka pelajaran untuk menciptakan “AMBAK”, keterampilan mengajukan variasi
pertanyaan sehingga dapat menggali pengetahuan siswa, keterampilan menjelaskan materi dengan menggunakan multimedia interaktif, keterampilan
membimbing kelompok dalam kegiatan diskusi dengan multimedia interaktif, keterampilan mengadakan variasi dalam penemuan konsep, keterampilan
mengelola kelas dalam kegiatan persentasi pembelajaran Quantum Teaching, keterampilan memberikan penguatan kepada siswa, dan keterampilan menutup
pelajaran.
2.1.4. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran