51 Hasil pengujian sifat fisis perekat getah perca yang meliputi berat jenis, pH,
kadar padat dan kekentalan pada Tabel 7.1 menunjukkan nilai berat jenis perekat getah perca dengan dan tanpa modifikasi berkisar 0.91-0.96. Ada
kecenderungan semakin tinggi kadar MAH dan BPO, semakin meningkat berat jenisnya walaupun peningkatannya kecil. Hal ini berkaitan dengan kekentalan
perekat. Semakin besar kadar bahan aditif yang ditambahkan maka perekat semakin kental. Nilai pH perekat berkisar 2-6, peningkatan kadar MAH yang
bersifat asam menurunkan nilai pH perekat dan peningkatan kadar BPO meningkatkan pH perekat pada kadar MAH yang sama. Kadar padat perekat
getah perca berkisar 25.83-27.02. Selanjutnya nilai kekentalan perekat berkisar dari 88 poise-105 poise. Nilai kekentalan perekat terendah pada perekat
GPT, sedangkan nilai kekentalan perekat tertinggi pada perekat berbahan dasar getah perca GPMB3 pada rasio getah perca dengan toluena 25:75. Jadi
peningkatan kadar MAH dan BPO dapat meningkatkan nilai kekentalan perekat.
7.3.2 Sudut Kontak Perekat
Hasil pengukuran sudut kontak perekat berbahan dasar getah perca pada Tabel 7.2, sedangkan hubungan antara waktu pengamatan dengan sudut kontak
disajikan pada Gambar 7.3. Pada saat penetesan perekat, sudut kontak perekat getah perca termodifikasi MAH lebih besar dibanding kontrol. Hal ini diduga
berkaitan dengan berat jenis dan kadar padat perekat. Penurunan sudut kontak getah perca termodikasi lebih besar dibanding perekat getah perca tanpa
modifikasi GPT dalam 60 detik pengamatan. Dengan demikian modifikasi getah perca menurunkan sudut kontak perekat lebih besar. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Mo et al. 2012; Hwang et al. 2007 yang melaporkan bahwa coupling agent menurunkan sudut kontak dan memperbaiki ikatan perekat.
Polimer non-polar biasanya memiliki sudut kontak yang lebih besar dibandingkan serat alami polar. Selanjutnya Lu 2003 melaporkan bahwa sudut kontak menurun
dengan meningkatnya retensi coupling agent dan waktu pembasahan.
Tabel 7.2 Sudut kontak ⁰ perekat berbahan dasar getah perca pada permukaan
finir
Perlakuan Waktu pengamatan detik
∆60-0 detik
10 20
30 40
50 60
GPT 99.2
76.2 67.4
62.8 60.2
55.0 54.4
44.8 GPM
102.3 76.9
66.3 58.0
51.6 48.1
47.0 55.3
GPM1 102.7
74.3 68.5
64.0 57.0
52.9 46.0
56.7 GPMB
103.9 72.8
64.2 55.1
53.3 51.0
45.4 58.5
GPMB1 105.3
73.0 58.3
53.9 52.9
50.5 44.5
60.8 GPMB2
108.4 75.8
62.1 59.3
51.1 50.9
44.1 64.3
GPMB3 114.8
79.7 69.8
61.6 55.3
49.3 44.8
70.0
Pada saat penetesan perekat untuk kadar BPO yang sama, semakin besar kadar MAH maka sudut kontak perekat semakin besar perekat semakin kental.
Begitu juga pada kadar MAH yang sama, penggunaan kadar BPO yang lebih besar meningkatkan sudut kontaknya perekat. Perekat termodifikasi MAH + BPO
memiliki sudut kontak lebih besar dari pada perekat temodifikasi MAH dan perekat termodifikasi MAH memiliki sudut kontak lebih besar dari GPT pada
52 kadar aditif yang sama pada awal penetesan perekat. Hal ini sejalan dengan nilai
kekentalan perekat dan kerapatan pada Tabel 7.1, Kerapatan dan kekentalan perekat semakin meningkat dengan meningkatnya kadar bahan aditif. Penurunan
yang lebih besar terjadi pada perekat getah perca termodifikasi MAH dan BPO setelah waktu pengamatan berjalan selama 60 detik. Penurunan sudut kontak
terbesar pada perekat getah perca temodifikasi 10 MAH dan 1 BPO sebesar 70.0
⁰ dan penurunan terkecil pada perekat GPT yaitu 44.8⁰. Dari persamaan regresi pada Gambar 7.3, kemiringan GPMB2 dengan R
2
=0.801 GPMGPT, dimana kemiringan lebih tinggi menunjukkan penurunan sudut kontak lebih
besar.
Gambar 7.3 Hubungan waktu pengamatan dengan sudut kontak perekat berbahan dasar getah perca pada permukaan finir
7.3.3 Sifat Fisis dan Mekanis Kayu Lapis 7.3.3.1 Kerapatan dan Kadar Air Kayu Lapis