16 berkisar 13.58-24.10, nilai pH perekat berkisar 3.5-6. Nilai pH perekat
menurun dengan penambahan MAH, dan sedikit meningkat dengan penambahan BPO pada GPM. Nilai kekentalan perekat berkisar dari 18 poise-80 poise. Nilai
kekentalan perekat terendah pada perekat GPT, sedangkan nilai kekentalan perekat tertinggi pada perekat GPMB pada rasio getah perca dengan toluena
22.5:77.5.
3.3.2 Sudut Kontak Perekat Getah Perca
Sudut kontak perekat berbahan dasar getah perca disajikan pada Tabel 3.2, sedangkan hubungan antara waktu pengamatan dengan sudut kontak perekat
disajikan pada Gambar 3.4. Sudut kontak diukur untuk menentukan kompatibilitas antara serat dan polimer dan menduga keterbasahan kayu Lu et al.
2002. Keterbasahan wettability adalah kondisi suatu permukaan yang menentukan sejauh mana cairan akan ditarik oleh permukaan, mempengaruhi
absorpsi, penetrasi dan penyebaran perekat Marra 1992. Biasanya polimer non- polar memiliki sudut kontak yang lebih besar dibandingkan serat alami polar
Hwang et al. 2007. Sudut kontak perekat semakin tinggi dengan semakin tingginya rasio getah perca dengan toluena pada waktu pengamatan yang sama.
Hal ini berkaitan dengan kekentalan perekat, semakin encer perekat semakin kecil sudut kontaknya.
Tabel 3.2 Sudut kontak ⁰ perekat getah perca pada variasi rasio getah perca
dengan toluena.
Perlakuan Waktu pengamatan detik
∆60-0 detik
10 20
30 40
50 60
GPT GP: toluena =85:15
13.1 3.8
2.3 2.2
2 1.4
13.1
GPT GP: toluena =82.5:17.5
23.8 7.4
5.6 5.1
4.7 3.8
3.0 20.8
GPT GP: toluena =80:20
34.4 17.8
16.2 15.6 14.8
13.9 12.9
21.5
GPT GP: toluena=77.5:22.5
46.7 25.5
19.7 19.3 18.7
16.3 15.1
31.6
GPM GP: toluena =85:15
18.1 7.2
5.9 4.8
4.4 3.8
2.8 15.3
GPM GP: toluena =82.5:17.5
24.2 7.9
6.2 5.0
4.0 3.8
3.0 21.2
GPM GP: toluena =80:20
39.7 22.3
19.3 17.6 16.3
15.1 14.3
25.4
GPM GP: toluena =77.5:22.5
89.6 48.3
41.1 39.4 35.8
34.6 34.6
55.2
GPMB GP: toluena =85:15
26.7 10.3
8.5 6.9
6.0 5.6
4.7 22.0
GPMB GP: toluena =82.5:17.5
43.7 26.0
22.3 20.5 20.0
18.0 17.2
26.5
GPMB GP: toluena =80:20
56.0 32.5
25.6 23.6 22.3
21.0 20.6
35.4
GPMB GP: toluena =77.5:22.5
97.1 42.6
39.7 36
32.4 31.5
30.7 66.4
Perekat GPMB memiliki sudut kontak lebih besar dari pada GPM, dan GPM memiliki sudut kontak lebih besar dari GPT pada rasio getah perca dengan
toluena sama. Hal ini sejalan dengan nilai kekentalan perekat dan kerapatan pada Tabel 3.1. Pada rasio getah perca dengan toluena 22.5:77.5, sudut kontak
awal GPMB sebesar 97.1 ⁰, GPM 89.6⁰ dan GPT 46.7⁰
. S
etelah waktu berjalan 60 detik penurunan sudut kontak GPMB GPMGPT, penurunan sudut
terbesar pada GPMB sebesar 66.4 ⁰, GPM 55.2⁰, dan GPT sebesar 31.6⁰.
Hubungan antara waktu pengamatan dengan sudut kontak perekat pada Gambar 3.4 menunjukkan bahwa seiring berjalannya waktu selama 60 detik pengamatan
sudut kontak semakin menurun, dan kemiringan slope garis regresi pada GPMB dan GPM lebih tinggi dibanding GPT. Dengan demikian modifikasi getah perca
17 dengan MAH menurunkan sudut kontak perekat lebih besar. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Hwang et al. 2007, dan Mo et al. 2012 yang melaporkan bahwa coupling agent menurunkan sudut kontak dan memperbaiki
ikatan perekat. Sudut kontak menurun dengan meningkatnya retensi coupling agent dan waktu pembasahan Lu 2003.
Gambar 3.4 Hubungan waktu pengamatan dengan sudut kontak perekat berbahan dasar getah perca pada rasio getah perca dengan toluena 22.5:77.5
3.3.3 Sifat Fisis dan Mekanis Kayu Laminasi 3.3.3.1. Kadar Air dan Kerapatan Kayu Laminasi