24
Gambar 4.1 Penampilan perekat pada rasio getah perca dengan toluena 22.5:77.5. a GPM, dan b GPMB
4.2.2.3 Pembuatan Kayu Laminasi
Lamina kayu yang telah disiapkan kemudian dibersihkan dan dilaburi GPM dan GPMB dengan berbagai variasi berat labur 250 gm
-2
, 275 gm
-2
, 300 gm
-2
, 325 gm
-2
, dan 350 gm
-2
. Prosedur pembuatan mengacu pada penelitian sebelumnya Bab 3
4.2.2.4 Pengujian Sifat Fisis dan Mekanis Kayu Laminasi
Pengujian sifat kayu laminasi meliputi kadar air, kerapatan, keteguhan geser, kerusakan kayu dan rasio delaminasi mengacu pada standar JAS 234-
2003 JPIC 2003, seperti pada metode penelitian sebelumnya Bab 3.
4.2.2.4 Pengukuran Tebal Garis Rekat
Pengurukuran tebal garis kayu laminasi menggunakan Digital Microscope 800X 5V DC USB 2.0. Bandle software menggunakan program coolingtech dan
pengaturan kalibrasi.
4.2.2.5 Analisis Data
Data hasil pengujian sifat kayu laminasi dianalisis menggunakan rancangan faktorial acak lengkap. Faktor A jenis perekat berbahan dasar
getah perca GPM, GPMB, dan Faktor B berat labur perekat 250 gm
-2
, 275 gm
-2
, 300 gm
-2
, 325 gm
-2
, 350 gm
-2
, dengan ulangan sebanyak 4 kali. Analisis data dengan program SAS versi 9.1 seperti pada penelitian sebelumnya Bab 3.
4.3 Hasil dan Pembahasan
4.3.1 Kadar Air dan Kerapatan Kayu Laminasi
Nilai kadar air kayu laminasi dengan perekat berbahan dasar getah perca disajikan pada Tabel 4.1. Kadar air kayu laminasi dengan perekat GPM
rataan pada variasi berat labur perekat berkisar 12.56 - 13.23, dan dengan perekat GPMB berkisar 12.54 -13.06 . Kadar air kayu laminasi memenuhi
standar JAS 234-2003 yang mensyaratkan maksimum 15. Nilai kerapatan kayu laminasi dengan perekat GPM dan GPMB pada variasi berat labur perekat
berkisar 0.38-0.40 g cm
-1
. Nilai kerapatan kayu laminasi terendah baik pada perlakuan perekat GPM maupun pada GPMB yaitu pada berat labur perekat 250
a b
25 g m
-2
, sedangkan kerapatan tertinggi baik untuk GPM maupun GPMB pada berat labur perekat 300 g m
-2
. Tabel 4.1 Kerapatan dan kadar air KA kayu laminasi dengan perekat berbahan
dasar getah perca pada variasi berat labur perekat
Berat labur perekat
g m
-2
Perekat GPM
GPMB Kerapatan
g cm
-3
KA Kerapatan
g cm
-3
KA
250 0.38+0.005
13.23+0.80 0.38+0.005
13.06+0.23 275
0.39+0.006 13.12+0.23
0.39+0.006 12.69+0.21
300 0.40+0.009
12.56+0.13 0.40+0.004
12.54+0.50 325
0.39+0.013 12.90+0.61
0.39+0.010 12.96+0.54
350 0.39+0.012
13.09+0.48 0.39+0.010
12.86+0.36 GPM= getah perca+5 MAH; GPMB=getah perca+ 5 MAH +0.75 BPO
Hasil uji analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan jenis perekat getah perca termodifikasi, dan berat labur perekat tidak berpengaruh nyata terhadap
kerapatan dan kadar air kayu laminasi pada α 0.05. Ini mengindikasikan
perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda.
4.3.2 Keteguhan Geser, Kerusakan Kayu, dan Rasio Delaminasi
Keteguhan geser rataan kayu laminasi dengan perekat GPM dan GPMB pada variasi berat labur perekat untuk uji kering dan uji basah disajikan pada
Gambar 4.2. Nilai keteguhan geser kayu laminasi pada uji kering Gambar 4.2 a, perendaman air dingin Gambar 4.2 b, dan perendaman air panas
Gambar 4.2 c masing-masing berkisar 22.32-47.67 kg cm
-2
, 11.34-23.24 kg cm
-2
, dan 8.93-18.61 kg cm
-2
. Nilai keteguhan geser paling besar diperoleh dengan menggunakan perekat GPMB pada berat labur 300 gm
-2
, sedangkan nilai terkecil pada kayu laminasi dengan perekat GPM pada berat labur 250 gcm
-2
. Perekat GPMB memiliki nilai keteguhan geser lebih tinggi dibandingkan
keteguhan geser kayu laminasi dengan perekat GPM pada berat labur yang sama. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian tahap sebelumya. Hal ini berkaitan
dengan penggunaan inisiator BPO pada GPMB yang dapat meningkatkan keteguhan geser kayu laminasi. Nilai keteguhan geser kayu laminasi yang
dihasilkan belum memenuhi standar JAS 234-2003.
Dari hasil analisis ragam, jenis perekat dan berat labur perekat berbahan dasar getah perca berpengaruh nyata terhadap nilai keteguhan geser kayu laminasi
pada α 0.05 untuk semua kondisi pengujian. Sedangkan interaksi tidak berbeda
nyata. Hasil uji wilayah berganda duncan pada semua kondisi pengujian untuk berat labur yang sama, keteguhan geser kayu laminasi yang direkat dengan GPM
dan GPMB berbeda nyata. Pada jenis perekat yang sama, keteguhan geser kayu laminasi untuk berat labur 300 g m
-2
berbeda dengan berat labur 275 g m
-2
, 325 g m
-2
, dan 350 g m
-2
, dan berbeda dengan keteguhan geser kayu laminasi dengan berat labur 250 g m
-2
. Keteguhan geser kayu laminasi antara berat labur 275 g m
-2
, 325 g m
-2
, dan 350 g m
-2
tidak berbeda satu sama lainnya untuk ketiga kondisi pengujian. Pada berat labur yang sama atara GPM dan GPMB berbeda satu sama
lain untuk ketiga kondisi pengujian.
26
Gambar 4.2 Keteguhan geser kgcm
-2
kayu laminasi pada berbagai variasi berat labur perekat. a kondisi uji kering, b rendam air dingin selama
6 jam, dan c rendam dalam air panas suhu 60 ⁰ C selama 3 jam
Hasil pengujian rasio delaminasi kayu laminasi pada Gambar 4.3 menunjukkan bahwa rasio delaminasi yang direkat dengan GPM dan GPMB pada
variasi berat labur masing-masing berkisar 0-0.56 dan 0-0.45. Sedangkan nilai kerusakan kayu kayu laminasi sebesar 0. Rasio delaminasi yang kecil
menunjukkan performa kayu laminasi semakin baik. Rasio delaminasi kayu laminasi yang dihasilkan telah memenuhi standar JAS 234-2003. Dari hasil
analisis ragam, perlakuan jenis perekat berbahan getah perca dan variasi berat labur tidak berpengaruh nyata terhadap nilai rasio delaminasi kayu laminasi pada
α 0.05.
22.32 34.5
41.82 35.95
35.61 24.83
38.98 47.67
39.26 39.39
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
55 60
250 275
300 325
350
K e
te g
u h
a n
g e
se r
k g
c m
-2
Berat labur perekat g cm
-2
GPM GPM B
11.34 17.93
20.97 19.48
18.28 13.72
19.82 23.34
20.22 20.49
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
55 60
250 275
300 325
350
K e
te g
u h
a n
g e
se r
k g
c m
-2
Berat labur perekat g cm
-2 GPM B
GPM
8.93 13.71
16.87 14.81
14.92 10.87
14.73 18.61
15.71 16.17
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
55 60
250 275
300 325
350
K e
te g
u h
a n
g e
se r
k g
c m
-2
Ber at labur perekat g cm
-2 GPM B
GPM
a b
c
27
Gambar 4.3 Rasio delaminasi kayu laminasi pada variasi berat labur perekat Berat labur perekat merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan proses perekatan. Karena perekat terlalu sedikit, garis rekat miskin perekat. Sebaliknya apabila perekat terlalu banyak, selain pemborosan juga garis
rekatnya tebal yang akan memperlemah kekuatan rekat. Hasil pengujian tebal garis rekat perekat GPM dan GPMB pada variasi
berat labur perekat disajikan pada Gambar 4.4 GPM dan Gambar 4.5 GPMB, serta Tabel 4.2. Tebal garis rekat kayu laminasi yang menggunakan perekat
GPM dan GPMB masing-masing berkisar 0.058-0.111 mm dan 0.059-0.110 mm. Baik pada kayu laminasi dengan perekat GPM maupun GPMB, semakin tinggi
berat labur sampai g m
-2
maka tebal garis rekat semakin meningkat, berat labur di atas 300 gm
-2
menghasilkan tebal garis rekat yang menurun. Hal ini diduga berkaitan dengan karakteristik perekatnya yang agak licin, dimana perekat
semakin banyak maka perekat keluar dari garis rekat pada saat pengempaan. Padahal umumnya dengan menggunakan perekat polar semakin tinggi berat labur
maka garis rekat semakin tebal. Garis rekat yang terlalu tebal dapat menurunkan keteguhan rekat. Ketebalan garis rekat untuk merekatkan kayu
umumnya 0.13-0.18 mm Marra 1992. Pengaruh tebal garis rekat terhadap keteguhan rekat telah dilaporkan peneliti terdahulu. Kurt 2006 melaporkan
bahwa semakin tebal garis rekat dari 0.1 mm sampai 0.3 mm semakin menurun keteguhan gesernya. Peningkatan tebal garis rekat dari 0.18 sampai 0.48
mm Hajdarevic 2012 dan tebal garis rekat dari 0.1 mm - 0.5 mm Tsoumis 1991 menurunkan keteguhan geser.
Tabel 4.2 Ketebalan garis rekat GPM dan GPMB pada berbagai variasi berat labur
Berat labur perekat
g m
-2
Perekat GPM
GPMB Tebal garis rekat mm
Tebal garis rekat mm 250
0.058+0.006 0.059+0.008
275 0.083+0.005
0.085+0.008 300
0.111+0.012 0.110+0.012
325 0.088+0.004
0.089+0.001 350
0.090+0.007 0.092+0.004
.5 6
.3 7
.2 2
.4 5
1 2
3 4
5 6
250 275
300 325
350
R a
sio d
ela m
in a
si
Berat labur perekat g m
-2 GPM
GMB
28
Gambar 4.4 USB digital mikroskop ketebalan garis rekat kayu laminasi pada variasi berat labur perekat GPM perbesaran 800x. a 250 g m
-2
, b 275 g m
-2
, c 300 g m
-2,
d 325 g m
-2
, e 350 g m
-2
Gambar 4.5 USB digital mikroskop ketebalan garis rekat kayu laminasi pada variasi berat labur perekat GPMB perbesaran 800x. a 250 g m
-2
, b 275 g m
-2
, c 300 g m
-2,
d 325 g m
-2
, e 350 g m
-2
a b
c
d e
a b
C
d e
Garis rekat perekat
Garis rekat perekat
29 Demikian juga halnya peningkatan keteguhan geser kayu laminasi yang
menggunakan perekat berbahan getah perca dalam penelitian ini diduga berkaitan erat dengan tebal garis rekatnya. Semakin tinggi berat labur sampai 300 gm
-2
semakin tebal garis rekatnya dan semakin besar juga nilai keteguhan gesernya. Dengan demikian semakin tinggi berat labur sampai batas tertentu maka
keteguhan geser semakin meningkat. Febrianto et al. 2006; Noorbaini 2009, Correal dan Ramirez 2010, melaporkan bahwa peningkatan berat labur sampai
batas tertentu dapat meningkatkan keteguhan rekat kayu komposit.
4.4 Simpulan