Perumusan Masalah Tujuan Penelitian

2 perekat dengan kayu harus berikatan secara kimia tidak cukup dengan ikatan mekanik. Oleh karena itu diperlukan bahan pemodifikasi atau coupling agent untuk meningkatkan perekatan antara kayu dengan getah perca. Coupling agent memperbaiki kompatibilitas serat kayu dengan matriks polimer. Beberapa contoh bahan coupling agent ini antara lain anhidrida, isosianat, akrilat, epoksi, amida, dan silane. Penginisiasi biasanya diperlukan bersama coupling agent selama perlakuan coupling. Adapun penginisiasi terbanyak yang digunakan adalah peroksida Lu 2003 Penelitian tentang karet trans 1,4-isoprena atau getah perca sebagai bahan perekat dalam komposit kayu masih sangat terbatas. Febrianto et al. 1999;2001 melaporkan bahwa pada komposit tepung kayu-karet trans 1,4-isoprena TIR, TIR termodifikasi anhidrida maleat MTIR tanpa peroksida mampu melakukan pencangkokan grafting melalui esterifikasi dengan gugus hidroksil OH kayu. Scanning Electron Microscopy membuktikan bahwa MTIR menjembatani kontak langsung antara tepung kayu filler dengan TIR matriks. Selanjutnya Febrianto et al. 2006 melaporkan TIR termodifikasi maleat anhidrida MAH 5 dengan kadar penginisiasi benzoil peroksida BPO 15 dari berat MAH dapat digunakan sebagai perekat hot melt untuk kayu lapis yang memenuhi standar SNI 01-5008.2-1999. Modifikasi TIR sintetis dan TIR alami getah perca dengan MAH dan BPO di atas dilakukan secara mekanis pada mesin pengadon Toyo Seiki Labo plastomill pada suhu 150ÂșC, putaran 30 rpm 3 menit dilanjutkan 70 rpm 10 menit. Produk perekat yang dihasilkan masih berupa butiran padat sehingga sulit dalam aplikasi. Penelitian yang telah dilakukan ini lebih difokuskan pada trans-1,4-isoprena sintetis, dan penggalian tentang karakteristik getah perca juga masih sangat terbatas serta kondisi proses belum banyak digali, padahal informasi yang lebih luas tentang bahan dan proses yang digunakan sangat penting agar pemanfaatan getah perca sebagai bahan perekat sesuai dengan fungsinya. Bertolak dari penelitian tersebut, maka telah dilakukan penelitian pengembangan perekat cair berbahan dasar getah perca melalui teknik pelarutan sebagai perekat kayu, dan diaplikasikan untuk pembuatan kayu laminasi dan kayu lapis sengon Falcataria moluccana Miq. Barneby Grimes.

1.2 Perumusan Masalah

Hasil penelitian Febrianto et al. 2006 mengindikasikan bahwa getah perca dapat digunakan untuk perekat kayu lapis sehingga memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Namun demikian perekat yang dihasilkan sulit dalam aplikasi karena dalam bentuk padatan dan sejumlah permasalahan masih belum tuntas dijawabdiselesaikan, yaitu: a. Bagaimana karakteristik getah perca yang digunakan sebagai bahan dasar perekat? b. Bagaimana pengaruh modifikasi getah perca dengan bahan aditif melalui teknik pelarutan pada berbagai variasi rasio getah perca dengan toluena terhadap sifat kayu laminasi? c. Berapa berat labur perekat yang menghasilkan kualitas perekatan terbaik? 3 d. Berapa kadar bahan aditif optimum untuk modifikasi getah perca sebagai perekat kayu yang menghasilkan kualitas hasil perekatan yang baik? e. Bagaimana pengaruh kekasaran permukaan kayu terhadap kualitas perekatan kayu laminasi? f. Bagaimana karakteristik kayu lapis yang direkat dengan perekat berbahan dasar getah perca cair? Oleh karena itu diperlukan penelitian yang komprehensif untuk menemukan teknologi dan produk perekat yang mudah untuk diaplikasikan dan menghasilkan kualitas perekatan yang baik

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menghasilkan perekat berbahan dasar getah perca berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui dalam bentuk cair sehingga mudah dalam aplikasi sebagai perekat kayu. Berdasarkan tujuan umum penelitian ini, maka secara detail tujuan-tujuan penelitian ini sebagai berikut : a. Mengkaji karakteristik getah perca hasil ekstraksi daun nyatoh Palaquium spp. sebagai bahan dasar perekat kayu. b. Menganalisis pengaruh modifikasi getah perca pada variasi rasio getah perca dengan toluena terhadap sifat kayu laminasi sengon. c. Menentukan berat labur perekat getah perca yang menghasilkan kualitas perekatan baik d. Menentukan kadar bahan aditif optimum dalam memodifikasi getah perca sebagai perekat kayu yang menghasilkan kualitas perekatan yang baik. e. Menganalisis pengaruh kekasaran permukaan kayu terhadap sifat kayu laminasi. f. Mengevaluasi karakteristik kayu lapis yang direkat dengan perekat berbahan dasar getah perca.

1.4 Manfaat Penelitian