kebutuhan pelatihan untuk karyawan cenderung hanya berdasarkan subjektivitas Manajer tanpa menerapkan tahap analisis kebutuhan pelatihan
untuk melihat apakah karyawan tersebut benar-benar mebutuhkan pelatihan tersebut atau tidak. Selain itu tidak ditetapkan suatu prioritas kebutuhan
pelatihan, padahal hal tersebut dapat membantu efektifitas penggunaan sumber daya sekaligus menghindari kegiatan pelatihan yang sebenranya
belum mendesak.
4.6.1. Training Need Assesment Tool TNA-T
Penyusunan secara cermat suatu program pelatihan dapat membantu perusahaan dalam mencapai sasaran pelatihan yang akurat.
Sehingga suatu analisis kebutuhan pelatihan di perusahaan penting untuk dilakukan, karena perusahaan dapat mengetahui jenis pelatihan
yang benar-benar dibutuhkan karyawan juga prioritas pelatihan yang perlu diberikan.
Analisis dengan metode Training Need Assesment Tool TNA- T akan memberikan identifikasi jenis kemampuan kerja yang
membutuhkan pelatihan berdasarkan nilai kesenjangan antara kemampuan kerja yang diharapkan perusahaan dengan kemampuan
kerja aktual yang dimiliki karyawan. Dimana nilai Kemampuan Kerja Jabatan KKJ menunjukkan kemampuan kerja yang diharapkan
perusahaan, sedangkan nilai Kemampuan Kerja Pribadi KKP menunjukkan kemampuan kerja aktual yang dimiliki karyawan. Jika
nilai kesenjangan antara keduanya lebih besar dari satu, maka mengindikasikan bahwa karyawan butuh pelatihan tertentu.
4.6.2. Pembobotan KKP dan KKJ Karyawan
Nilai kuesioner KKP didasarkan atas total jawaban tiap responden terhadap 8 subjek analisis pertanyaan yang diberikan
Lampiran 7 dan 9 . Total nilai tersebut merupakan penjumlahan dari masing-masing pertanyaan dengan menggunakan skala likert 0
–4 dan bobotnya didapat dari penjumlahan masing-masing subjek analisis
untuk keseluruhan responden dan kemudian ditentukan rata-ratanya berdasar tingkat skala pengukuran KKP dengan pola distribusi :
rendah 1 nilai 0 –1, rendah 2 nilai 2–3, rendah 3 nilai 4–6
sedang 4 nilai 7 –8, sedang 5 nilai 9–10, sedang 6 nilai 11–13
tinggi 7 nilai 14 –15, tinggi 8 nilai 16–17, tinggi 9 nilai 18–20.
Untuk bobot KKJ, didapat berdasarkan pola distribusi : Rendah dengan skor 1
– 3 Sedang dengan skor 4
– 6 Tinggi dengan skor 7
– 9 Sama dengan KKP, total bobot dari masing-masing subjek
analisis KKJ dijumlahkan dan ditentukan rata-ratanya Lampiran 5 dan 8. Pada akhirnya, selisih nilai rata-rata KKJ akan dibandingkan
dengan nilai rata-rata KKP. Untuk indikator dari skala pengukuran di atas dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4.
4.6.3. Hasil Analisis Kebutuhan Pelatihan