rendah 1 nilai 0 –1, rendah 2 nilai 2–3, rendah 3 nilai 4–6
sedang 4 nilai 7 –8, sedang 5 nilai 9–10, sedang 6 nilai 11–13
tinggi 7 nilai 14 –15, tinggi 8 nilai 16–17, tinggi 9 nilai 18–20.
Untuk bobot KKJ, didapat berdasarkan pola distribusi : Rendah dengan skor 1
– 3 Sedang dengan skor 4
– 6 Tinggi dengan skor 7
– 9 Sama dengan KKP, total bobot dari masing-masing subjek
analisis KKJ dijumlahkan dan ditentukan rata-ratanya Lampiran 5 dan 8. Pada akhirnya, selisih nilai rata-rata KKJ akan dibandingkan
dengan nilai rata-rata KKP. Untuk indikator dari skala pengukuran di atas dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4.
4.6.3. Hasil Analisis Kebutuhan Pelatihan
Digunakan dalam tahap evaluasi kemampuan kerja, sehingga dapat diketahui nilai kesenjangan antara kemampuan kerja yang
diharapkan perusahaan dengan kemampuan kerja aktual yang dimiliki perusahaan Lampiran 5 dan 6.
1. Kemampuan Kerja Jabatan KKJ KKJ menjadi cerminan suatu kemampuan kerja yang
diharapakan perusahaan bagi karyawannya. KKJ didapat dari hasil perhitungan kuisioner dengan konversi nilai TNA-T, yang
diberikan kepada beberapa orang tingkat Manajer. Selanjutnya dari keseluruhan jumlah Manajer itu, dicari nilai rata-rata per subjek
analisis. Maka akan didapat nilai KKJ. Pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa nilai KKJ yang meliputi
motivasi kerja, kedisiplinan dalam kerja, team work, komunikasi dan koordinasi kerja, analisis pemecahan masalah, pengambilan
keputusan, seputar pekerjaan, dan penguasaan materi pekerjaan kesemuanya
berada pada
tingkat tinggi.
Hal tersebut
mengindikasikan bahwa keterampilan dan pengetahuan sangat dibutuhkan dalam pekerjaan bagi organisasi Lampiran 4.
Tabel 2. Kemampuan Kerja Jabatan KKJ
No. Subjek Analisis
Nilai KKJ Kategori
Peringkat
1 Tingkat Motivasi
8,2 Tinggi
2 Tingkat Kedisiplinan
8,6 Tinggi
3 Team Work
8,2 Tinggi
4 Tingkat Komunikasi dan
Koordinasi 8,2
Tinggi
5 Tingkat Analisis dan
Pemecahan Masalah 8,2
Tinggi 6
Pengambilan Keputusan 8,2
Tinggi 7
Seputar Pekerjaan 8,2
Tinggi 8
Penguasaan Materi Pekerjaan
8,8 Tinggi
2. Kemampuan Kerja Pribadi KKP Kemampuan Kerja Pribadi KKP merupakan kemampuan
kerja aktual yang dimiliki karyawan pada suatu perusahaan. Perhitungan KKP pada penelitian ini didapat dari nilai hasil
kuisioner berisi 8 subjek analisis yang diberikan kepada 30 orang karyawan biasa. Selanjutnya nilai itu dikonversikan ke dalam nilai
TNA-T, dan dicari nilai rata-rata per subjek analisisnya, setelah itu akan didapatkan hasil nilai KKP.
Pada Tabel 3 dapat kita lihat bahwa terdapat empat subjek analisis yang memiliki nilai kategori peringkat tinggi, yaitu
tingkat motivasi, tingkat kedisiplinan, team work, tingkat komunikasi dan koordinasi. Sementara itu, subjek analisis yang
memiliki nilai kategori peringkat sedang adalah tingkat analisis dan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, seputar
pekerjaan, dan penguasaan materi pekerjaan.
Tabel 3. Kemampuan Kerja Pribadi KKP
No. Subjek Analisis Nilai KKP
Kategori Peringkat
1 Tingkat Motivasi
7,14 Tinggi
2 Tingkat Kedisiplinan
7,34 Tinggi
3 Team Work
7,47 Tinggi
4 Tingkat Komunikasi dan
Koordinasi 7,37
Tinggi 5
Tingkat Analisis dan Pemecahan Masalah
6,9 Sedang
6 Pengambilan Keputusan
6,6 Sedang
7 Seputar Pekerjaan
6,77 Sedang
8 Penguasaan Materi
Pekerjaan 6,87
Sedang 3. Hasil Akhir KKJ dan KKP Karyawan
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa masih ada beberapa kemampuan kerja pribadi pegawai aktual KKP yang berada di
bawah standar yang dikehendaki perusahaan. Namun untuk mengetahui apakah peringkat jenis kemampuan dan pengetahuan
dalam indikator tersebut telah menunjukkan kesesuaian antara kemampuan kerja yang dimiliki karyawan dengan kemampuan
kerja yang diharapkan perusahaan, maka analisis kesenjangan KKJ dan KKP diperlukan lebih lanjut oleh perusahaan.
4. Penentuan Kebutuhan Pelatihan Bila terdapat nilai kesenjangan yang lebih besar dari satu
antara Kemampuan Kerja Jabatan KKJ dengan Kemampuan Kerja Pribadi KKP, maka mengindikasikan dibutuhkannya suatu
pelatihan. Berdasarkan Analisis Kebutuhan Pelatihan AKP yang diperoleh pada penelitian terhadap karyawan, diketahui bahwa
jenis-jenis kemampuan responden berada pada daerah B dan daerah C dalam plot diagram AKP Gambar 13.
Tabel 4. Kemampuan Kerja Jabatan dan Kemampuan Kerja Pribadi Karyawan
No Subjek Analisis KKJ
Rata - rata KKP
Rata - rata Selisih
1 Tingkat Motivasi
8,2 7,14
1,06 2
Tingkat Kedisiplinan
8,6 7,34
1,26 3
Team Work 8,2
7,47 0,73
4 Tingkat
Komunikasi dan Koordinasi
8,2 7,37
0,83
5 Tingkat Analisis
dan Pemecahan
Masalah 8,2
6,9 1,3
6 Pengambilan
Keputusan 8,2
6,6 1,6
7 Seputar Pekerjaan
8,2 6,77
1,43 8
Penguasaan Materi Pekerjaan
8,8 6,87
1,93
Gambar 13. Diagram Kebutuhan Pelatihan Keterangan :
A = Daerah kebutuhan pelatihan kritis B = Daerah perlu pelatihan
C = Daerah pelatihan cukup D = Daerah tidak perlu pelatihan kritis kemungkinan
Pengembangan karir
Berdasarkan Tabel 5, terdapat 2 subjek analisis yang memiliki nilai kesenjangan kurang dari satu sehingga berada pada
daerah C. Hal tersebut mengindikasikan tidak diperlukan adanya suatu pelatihan. Subjek-subjek analisis tersebut adalah team work
dan tingkat komunikasi dan koordinasi. Sementara itu subjek analisis yang memiliki nilai kesenjangan lebih besar dari satu dan
berada di daerah B, adalah tingkat motivasi, tingkat kedisiplinan, tingkat analisis dan pemecahan masalah, pengambilan keputusan,
seputar pekerjaan, dan penguasaan materi pekerjaan. Semua subjek analisis yang berada pada daerah B, mengindikasikan
dibutuhkannya suatu pelatihan. Tabel 5. Hasil Analisis Kebutuhan Pelatihan Karyawan
No. Subjek Analisis
Selisih Hasil AKP
1 Tingkat Motivasi
1,06 Daerah B
2 Tingkat Kedisiplinan
1,26 Daerah B
3 Team Work
0,73 Daerah C
4 Tingkat Komunikasi dan
Koordinasi 0,83
Daerah C 5
Tingkat Analisis dan Pemecahan Masalah
1,3 Daerah B
6 Pengambilan Keputusan
1,6 Daerah B
7 Seputar Pekerjaan
1,43 Daerah B
8 Penguasaan Materi
Pekerjaan 1,93
Daerah B Ket : Daerah B adalah daerah yang butuh pelatihan
4.7. Prioritas Pelatihan